Teknologi Penyambungan Kampuh TEKNOLOGI BUSANA

94 b. Kampuh tutup Kampuh ini disebut kampuh tutup karena kelebihan jahitan dari dua bagian kain yang tidak terbuka tetapi menjadi satu. Macam-macam kampuh tutup antara lain: 1 Kampuh balik Kampuh balik ini biasanya digunakan pada pakaian anak, pakaian dalam wanita, pakaian dewasa wanita yang terbuat dari bahan tembus terang dan lenan rumah tangga. Keuntungan dari penggunaan kampuh balik ini adalah kuat dan rapi. Macam- macam kampuh balik yaitu kampuh balik biasa, kampuh balik semu, dan kampuh balik yang diubah digeser. 2 Kampuh pipih Kampuh pipih digunakan untuk pakaian bayi, pakaian pria dan pada tempat-tempat yang harus pipih. Lebar jahitan 1cm, jadi ½ atau ¾ cm. 3 Kampuh perancis Kampuh ini untuk menghubungkan dua bagian kain dengan satu kali setikan . kampuh ini digunakan untuk bahan-bahan yang tipis seperti poplin. Lebar kampuh 1cm, jadi ½ cm atau ¾ cm. 4 Kampuh sarung Kampuh sarung dipakai untuk menyambung bahan berkotak, untuk menjahit pakaian yang dipakai bolak-balik, untuk garis lengkung pada model pakaian. Kampuh ini pada bagian baik terdapat satu jalur setikan Nanie Asri Yulianti 1993 : 6-9. Dari penjelesan diatas penyusun menyimpulkan bahwa penyambungan kampuh dalam teknologi busana ini berfungsi untuk menyelesaikan bagian tiras kain, agar terlihat rapi. Penyelesain kampuh tergantung dari jenis bahan dan jenis pakaian. Dari beberapa macam teknik penyelesaian dapat diterapkan penyambungan kanpuh dalam teknologi busana ini, misalnya, penyelesaian kampuh buka dengan dijahit tepi pada bagian rok atau 95 bahan yang tipis organdi, sutera, tille, dan lain-lain diselesaikan dengan kampuh balik.

2. Teknologi Interfacing

Interfacing lapisan dalam yaitu sepotong bahan pembentuk biasanya dipotong sama serupa dengan lapisan singkap dan pakaiannya Goet Poespo, 2005 : 59. Interfacing adalah kain keras untuk bagian baju yang terlalu lemas jika dibuat tanpa bahan pelapis, missal seperti kerah, manset, belahan dll M.H. Wancik, 2000. Menurut Radias Saleh dan Aisyah Jafar 1991 : 101, interfecing terdiri dari dua jenis yaitu: Interfacing yang berperekat dan Interfacing tidak berperekat. Interfacing yang berperekat, cara merekatkannya dengan mengunakan seterika panas hingga menempel. Interfacing tidak berperekat, pada bagian buruk bahan diberi tusuk atau setikan penahan, pembantu. Interfacing adalah bahan yang dipergunakan untuk memberikan bentuk pada busana agar tampak rapi. Dalam menentukan Interfacing hendaknya memperhatikan hal – hal di bawah ini : a Kesesuaian dengan bahan utama. b Kesesuaian antara tebal dan tipis bahan utama. c Ketepatan penempatan bahan pelapis. d Kesesuaian dengan tujuan atau kegunaan Interfacing. Bahan-bahan yang dipergunakan untuk interfacing adalah: a. Non Wofen Tekstil Non wofen tekstil adalah bahan tekstil yang tidak ditenun. Contoh : filsofix yang menggunakan lem, visline. 96 b. Wofen Interfacing Jenis interfacing adalah tenunan rambut kuda dan turbines tenunan kapas yang dilapisi asetat. Berdasarkan penjelasan diatas penyusun dapat menyimpulkan bahwa Interfacing ini adalah untuk memperbaiki dan memperindah bentuk bagian – bagian busana sehingga terlihat rapi dan indah, selain sebagai pembentukan Interfacing berguna untuk mengeraskan bahan. Penerapan interfacing dalam teknologi busana ini sering dipakai pada bagian kerah agar kesannya kaku, bagian saku agar terlihat rapi dan bagian-bagian pakaian yang lainnya tempat kancing, manset, dan lain-lain.

3. Teknologi Facing

Lapisan singkap facings dipergunakan pada penyelesaian pinggiran kasar atau tiras. Lapisan singkap bisa dipotong baik pada lajur benang yang sama dengan bagian yang harus dilapisi atau dengan bahan berlajur benang serong kumai Goet Poespo, 2005 : 68. Bahan yang digunakan untuk facing menurut Nanie Asri Yulianti 1993 adalah Sewarna dengan bahan pokok. Berbeda warnanya dengan bahan busana, perlu diingat kombinasi warna harus sesuai dengan busananya. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa teknologi facing dalam pembuatan suatu busana sebagai menutupi pinggiran