Sumber Ide Sesenteng SUMBER IDE
23
kain pembalut tubuh, yang menjadi bentuk dan model dasar busana adat Bali. Sesenteng berupa lembaran kain yang dibalutkan dari bawah ketiak
sampai pinggang. Bagi wanita Bali, kemben bukanlah penutup dada tetapi lebih berfungsi sebagai penyangga payudara, sehingga keindahan
bentuknya tetap terjaga H.Harmoko dkk, 1998: 178. Bentuk dari sesenteng inilah yang diterapkan dalam kostum tari pada bagian bustie.
Gambar 01. Busana Pengantin Bali http:id.wikipedia.orgwikiSeni Tradisional Bali
Dalam upacara perkawinan masyarakat Tenganan Pegeringsingan Bali mengenal adanya tiga jenis busana, yaitu nista, madya, dan utama
24
atau yang juga dikenal dengan payes agung. Busana wanita nista terdiri dari baju tidak harus kebaya, wastra, sesenteng, sabukstagen, dan alas
kaki optional. Bagi wanita yang tidak memakai baju, harus memakai sesenteng. Busana madya untuk wanita terdiri dari kebaya, wastra,
sesenteng, sabukstagen, dan alas kaki optional. Busana agung payes gede yang terdiri dari gelung agung, sesenteng, wastra lembaran, sinjang,
bulangstagen, sabuk hiasan, alas kaki optional, kelengkapan perhiasan, 24 etitesgaruda mungkur, tajugsekar taji, pepelik, sebeg, pending,
bebadong, sesimping, ampok-ampok, gelang kana, gelang biasa, ali-ali dan gelang cokor.
Pakaian upacara perkawinan di lingkungan masyarakat Bali di Tenganan Pegeringsingan mempunyai jenis yang berbeda sesuai jenis
kelamin, tingkatan usia, jenis upacara, lokasi dan kedudukan seseorang di lingkungan masyarakat. Pihak laki-laki menggunakan kain dengan istilah
nyaput mengenakan kain luar yang intinya terdiri dari kamen, saput, sabuk, udeg, keris, tetapi tidak memakai baju. Para wanita mengenakan
kamen, sesenteng, sabuk, antengselendang, hiasan kepala, perhiasan emas dan perak.
Pada pakaian upacara perkawinan adat Bali ini mempunyai ciri khusus pada pemakaian bahan yaitu bahan yang digunakan untuk
sesenteng adalah kain geringsing. Warna kain geringsing pada sesenteng yaitu berwarna kuning keemasan. Kain geringsing merupakan ciri khas
tenunan tradisional satu-satunya di Bali hanya dikenal oleh masyarakat
25
Tenganan Penggerisingan saja. Pakaian upacara perkawinan bagi masyarakat Tenganan Penggerisingan tidak bisa dipisahkan dengan
pemakaian kain geringsing yang sarat akan nilai estetis, magis, ritual, serta menumbuhkan ciri khas dan rasa bangga bagi masyarakat pendukungnya.
Karena pakaian upacara perkawinan tersebut berperan penting, tidak hanya busana upacara perkawinan tetapi untuk menunjukkan identitas,
kondisi, dan situasi masyarakat setempat Sudhana Astika, 1998:121. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sesenteng
merupakan kemben, cara pemakaian sesenteng sangat sederhana yaitu kain lembaran yang dibalut pada tubuh. Penyusun tertarik untuk
mengambil sesenteng karena cara pemakaian yang sederhana sehingga menghasilkan bentuk kemben.