Pengambilan Ukuran PEMBUATAN POLA BUSANA

89 datar. Diukur pas kemudian ditambah 4 cm atau diselakan 4 jari. g Lebar bahu yaitu diukur pada jurusan di tengah belakang daun telinga dari batas leher ke puncak lengan atau bahu yang terendah. h Lebar muka yaitu diukur 5 cm dibawah lekuk leher atau pertengahan jarak bahu terendah dan ketiak dari batas lengan yang kanan sampai batas lengan yang kiri. i Lebar punggung yaitu diukur 9 cm di bawah tulang leher yang menonjol atau pertengahan jarak bahu terendah dan ketiak dari batas lengan kiri sampai batas lengan kanan. j Panjang punggung yaitu diukur pada bagian punggung, dari ruas tulang leher yang menonjol di pangkal leher,turun kebawah sampai batas pinggang bagian belakang. k Panjang sisi yaitu diukur dari bawah kerung lengan ke bawah sampai batas pinggang. l Tinggi dada yaitu diukur dari batas ban peter pinggang tegak lurus ke atas sampai di puncak buah dada m Jarak payudara yaitu diukur dari jarak puncak buah dada kiri dan kanan. n Lingkar kerung lengan yaitu diukur pas pada keliling kerung lengan dan ditambah 4 cm. o Lingkar pinggang yaitu diukur sekeliling pinggang pas dahulu kemudian ditambah 1 cm atau diselakan 1 jari. p Lingkar panggul yaitu Diukur sekeliling bawah yang terbesar ditambah 2 cm sebelah atas puncak pantat dengan centimeter datar. Diukur pas kemudian ditambah 4 cm atau diselakan 4 jari. q Tinggi panggul yaitu Diukur dari bawah ban peter pinggang sampai dibawah ban centimeter di panggul. r Panjang rok yaitu Diukur dari batas pinggang sampai bawah rok yang dikehendaki. Berdasarkan penjelasan diatas penyusun menyimpulkan bahwa pengambilan ukuran pada pembuatan bustie harus benar-benar pas agar membentuk di badan dan nyaman dipakai. Setiap pengambilan ukuran harus cermat agar tidak terjadi kesalahan pada pola. Penerapan pengambilan ukuran pada tubuh harus teliti jangan sampai kebesaran atau kekecilan, untuk mengatasi masalah tersebut 90 kita dapat menggunakan bantuan peterban. Misalnya dalam membuat bustie ukuran yang digunakan lingkar badan I, lingkar badan II, lingkar badan III. Dalam mengambil ukuran lingkar badan harus lebih cermat antara ukuran badan yang lain karena akan menentukan bentuk baiknya sebuah bustie yang dibuat. Untuk mempermudah pengambilan ukuran perlu alat bantu seperti pita ukur dan veterban yang diikat pada bagian tubuh yang akan diukur.

2. Metode Sistem Pembuatan Pola

Metode pembuatan pola kostum terdiri dari dua macam yaitu : 1 Draping Meletakkan sehelai kain muslin atau kertas dilangsaikan pada boneka jadi, dengan membuat beberapa lipit pada bahan jiplakan bentuk badan ini menjadi bentuk dasar pola busana yang disebut memulir atau draping Porrie Muliawan, 1989: 2. Sementara menurut Sicilia Sawitri 1994 : 19 draping adalah pembuatan pola atau busana langsung pada badan atau paspop dengan menggunakan kertas stella atau kain coba. Draping adalah cara membuat pola ataupun busana dengan meletakkan kertas tela sedemikian rupa di atas badan seseorang yang akan dibuatkan busananya mulai dari tengah muka menuju ke sisi dengan bantuan jarum pentul. Untuk memperoleh bentuk yang sesuai dengan bentuk badan diberikan lipatan lipit pantas. Lipit pantas ini terjadi karena adanya perbedaan ukuran antara 91 lingkaran yang besar dengan yang kecil, misalnya lipit bentuk bawah buah dada, sisi ataupun bahu juga pada bagian belakang badan yaitu pada pinggang, panggul dan bahu. Draping ini hanya dapat dikerjakan untuk orang lain, dan banyak dilakukan sebelum pola konstruksi berkembang. Jiplakan bentuk badan pada draping dapat menjadi pola dasar busana ataupun pola busana Widjiningsih, 1994 : 3 . Berdasarkan penjelasan di atas penyusun menyimpulkan bahwa draping adalah cara membuat pola ataupun kostum yang langsung dikenakan pada boneka atau pun tubuh manusia. Penerapan draping pada suatu busana kerja, misalnya celana yang bagian panggulnya terdapat draperi dan bagian bawah celana mengecil, memberikan kesan feminin, dan energik. 2 Konstruksi pola Konstruksi pola adalah pola yang dibuat berdasarkan ukuran dari bagian-bagian badan yang diperhitungkan secara matematis dan digambar pada kertas sehingga tergambar bentuk badan muka belakang, rok, lengan, kerah, dan sebagainya Widjiningsih 1994 : 3. Menurut Djati Pratiwi 2001 : 16 pola konstruksi adalah pola yang dibuat dengan konstruksi bidang datarflat pattern, pola ini merupakan pengembangan dari pola yang dibuat dengan konstruksi padatboneka. Sistem pola konstruksi ini dapat membuat pola untuk dirinya sendiri dan