72
2 Peningkatan Partisipasi Pikiran
Penyelenggaraan program keaksaraan usaha mandiri berdampak pada partisipasi pikiran warga belajar. Partisipasi pikiran timbul setelah warga belajar
dapat mengelola usaha yang dilakukannya yaitu usaha katering. Usaha katering ini telah menimbulkan partisipasi pikiran warga belajar sehingga mereka dapat
mengimplementasikan hasil belajar program keaksaraan usaha mandiri dengan mengolah bahan-bahan masakan dengan kreatif dan inovatif. Peningkatan
kepercayaan diri terlihat dengan warga belajar berani membuat olahan dengan kreatif dan inovatif serta mereka lebih percaya diri ketika berkomunikasi dengan
orang lain dan masyarakat. Seperti yang diungkapkan oleh Ib u “T” :
“dulu saya merasa minder mbak dengan tetangga yang ekonominya lebih tinggi, saya merasa ora bodo tidak sekolah merasa tidak pantas mbak,
tetapi ya alhamdulillah sekarang malah tetangga itu pada sering main dirumah mbak tanya-tanya masakan dan saya merasa lebih percaya diri
mbak dan ya tidak menyangka kateringnya juga sudah pua pelanggan tetap
mbak”. Catatan wawancara T 17 Pernyataan tersebut di dukung oleh Bapak “MR” :
“memang sepenglihatan saya memang warga belajar berubah mbak, berubah di kepercayaan diri mereka, mereka lebih bisa berkomunikasi
dengan baik dan tidak minder, itu terbukti dari tempat tinggal mereka itu malah jadi tempat main tetangga mbak, seperti istri saya sering kesana
main sekalian tanya-tanya resep-
resep mbak”. Catatan wawancara MR 11
Ungkapan B apak “MR” tersebut adalah sebagai bukti sekaligus sebagai
pendukung bahwa program keaksaraan usaha mandiri berdampak pada kehidupan sosial mereka pada sikap kepercayaan diri mereka. Perubahan tersebut terjadi
karena warga belajar mempunyai kemauan untuk bergabung program keaksaraan usaha mandiri. Hal tersebut sesuai dengan pengamatan di lapangan. Berdasarkan
73
pengamatan yang dilakukan, warga belajar lulusan program pendidikan keaksaraan usaha mandiri selalu berpartisipasi ketika dilakukan program
pendampingan. Hal se rupa juga diungkapkan Ibu “R” :
“setelah ikut keaksaraan usaha mandiri saya lebih percaya diri mbak dari sebelumnya”. Catatan wawancara R 17
Sikap percaya diri di masyarakat menunjukkan bahwa warga belajar memiliki sifat berani untuk berubah tanpa mempermasalahkan latar belakang. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa Peningkatan kepercayaan diri terlihat dengan warga belajar berani membuat olahan dengan kreatif dan inovatif serta mereka lebih
percaya diri ketika berkomunikasi dengan orang lain dan masyarakat.
3. Faktor Pendukung dan Penghambat bagi Warga belajar dalam
Mengimplementasi Hasil
Penyelenggaraan Program
Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri
a. Faktor Pendukung
Faktor pendukung merupakan faktor yang sangat penting dalam mengimplementasikan hasil penyelenggaraan program pendidikan keksaraan
usaha mandiri. Faktor pendukung berasal dari dalam maupun dari luar warga belajar. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan ada beberapa faktor
pendukung warga dalam mengimplementasikan hasil program keaksaraan usaha mandiri adalah sebagai berikut:
1 Tuntutan Kebutuhan
Tuntutan kebutuhan merupakan merupakan faktor pendukung warga belajar dalam mengimplementasikan hasil penyelenggaraan program pendidikan
74
keaksaraan usaha mandiri. Tuntutan hidup adalah sebuah kebutuhan hidup yang harus dipenuhi demi kesejahteraan hidup seseorang. Tuntutan hidup dapat
terpenuhi bila seseorang dapat mencukupi kebutuhan hidupnya. Seperti warga belajar program keaksaraan usaha mandiri yang mengimplemetasikan hasil
belajar dengan tuntutan kebutuhan hidup keluarga. Warga belajar yang sebelumnya memiliki profesi buruh, tani dan Ibu rumah tangga tidak dapat
mendapatkan hasil atau penghasilan secara berkesinambungan, mereka hanya mengandalakan hasil yang diberikan oleh suami-suami mereka. Berikut ungkapan
Ibu S
“” :
“…untuk mendapat tambahan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari mbak”. Catatan wawancara S 5
Hal serupa juga diungkapakan oleh Ibu “N” : “….selain itu juga untuk tambahan kebutuhan sehari-hari mbak”. Catatan
wawancara N 5
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa tuntutan hidup dapat terpenuhi bila seseorang dapat mencukupi kebutuhan hidupnya. Seperti warga
belajar program keaksaraan usaha mandiri yang mengimplemetasikan hasil belajar dengan tuntutan kebutuhan hidup keluarga.
2 Dukungan keluarga
Dukungan keluarga merupakan faktor penting dalam melakukan suatu hal pekerjaan yang dapat mempengaruhi dampak berlangsungnya sebuah usaha yang
dijalankan. Dukungan keluarga yang tinggi memeper mudah warga belajar dalam mengimplementasikan hasil penyelenggaraan rogram. Keluarga mendukung
75
dengan memberikan semangat, motivasi serta modal usaha kepada warga belajar
untuk membuka usaha. Berikut ungkapan dari Ibu “R” :
“alhamdulllah berkat dukungan keluarga saya bisa bisa ikut kelompok katering ini mbak, suami sangat mendukung juga anak-anak senang wong
ibune ibunya bisa masak macam- macam”. Catatan wawancara R 21
Pernyataan tersebut juga didung oleh Ibu “YW” selaku pengelola PKBM Candirejo. Berikut ungkapan Ibu “YW” :
“…memang dari pihak keluarga sangat mendukung, lagian juga bisa dapat tambahan pengahasilan dari usaha katering. Usaha katering ini juga sudah
memiliki pelanggan tetap di kelurahan …”. Catatan wawancara YW 25
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa Dukungan keluarga yang tinggi mempermudah warga belajar dalam mengimplementasikan hasil
penyelenggaraan program. Keluarga mendukung dengan memberikan semangat, motivasi serta modal usaha kepada warga belajar untuk membuka usaha.
3 Semangat Warga Belajar untuk Berwirausaha
Warga belajar memiliki semangat yang tinggi dalam berwirausaha. Setelah program keaksaraan usaha mandiri selesai dilaksanakan, warga belajar langsung
mengimplementasikan dengan membuka usaha secara mandiri dengan berbekal pada keterampil
an yang dimiliki. Hal tersebut sesuai dengan ungkapan Ibu “RS” : “…semangat yang dimiliki warga belajar menurut saya sangat luar biasa,
mereka sangat antusias juga saat pelaksanaan pembelajran diberikan motivasi di sela-sela pembelajaran keaksaraan usaha
mandiri”. Catatan wawancara RS 23
Ibu “RS” selaku tutor Program keaksaraan usaha mandiri mengaku bahwa warga belajar memiliki semangat untuk belajar, berwirausaha dengan mereka
memperhatikan dan aktif saat pembelajaran berlangsung dan dengan ditambahkan motivasi dari tutor.
Seperti yang diungkapakan Ibu “YW” :
76
“….warga belajar sangat semangat dalam pelaksanaan KUM maupun penerimaan pesanan makanan ”. Catatan wawancara YW 25
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa warga belajar memiliki semangat yang tinggi dalam berwirausaha.
4 Memiliki bekal keterampilan
Bekal keterampilan yang diperoleh selama mengikuti program pendidikan keaksaraan usaha mandiri sangat bermanfaat warga belajar. Dengan keterampilan
yang dimiliki, maka warga belajar memiliki modal untuk membuka suatu usaha. Hal
tersebut sesuai dengan ungkapan Ibu “N” berikut : “pendukungnya ya karena memang dasarnya kebanyakan anggota sudah
memiliki keterampilan memasak mbak, apalagi kita ini kan perempuan yang sudah tiap hari didapur masak”. Catatan wawancara N 21
Ungkapan te rsebut di dudkung oleh Ibu “RS” selaku tutor :
“…memang kelompok katering ini sudah memiliki modal katerampilan memasak, jadi kami tinggal kasih resep dan beberapa teknik memasak
yang mereka belum ketahui itu pun hanya sedikit, selain itu juga ada 2 orang yang sudah ahlinya mbak, mereka sering jadi juru masak ketika ada
hajatan”. Catatan wawancara RS 21 Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa warga belajar memiliki
modal keterampilan yang sudah dimiliki.
5 Adanya Potensi Lokal
Ketersediaan potensi lokal dilingkungan kegiatan usaha merupakan dukungan yang tinggi terhadap kegiatan usaha yang dijalankan oleh warga belajar lulusan
keaksaraan usaha mandiri. Potensi lokal yang dimaksud adalah adanya ketersediaan bahan utama olahan yang berlimpah dan mudah didapatkan oleh
warga belajar untuk memenuhi kebutuhan usaha kateringnya. Seperti ubi, singkong, pisang, sayuran dan buah-buahan. Hal tersebut telah mendukung