Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
4
lembagaorganisasi yang memenuhi syarat yang ditentukan, sehingga warga
belajar yang telah mengikuti program pendidikan keaksaraan dasar pasca program atau telah mencapai kompetensi keaksaraan dasar atau masyarakat yang
berpendidikan keaksaraan rendah, dapat memiliki akses untuk meningkatkan pendidikan dan keterampilannya.
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM Candirejo merupakan salah satu dari sekian banyak lembaga pendidikan nonformal di Kabupaten Bantul yang
mewadai berbagai kegiatan pembelajaran masyarakat. Program pendidikan yang dilaksanakan di PKBM Candirejo salah satunya adalah pendidikan keaksaraan
usaha mandiri KUM yang dirancang untuk memberikan kemampuan atau katerampilan dasar usaha yang dilatihkan melalui pembelajaran produktif dan
keterampilan bermata pencaharian yang dapat meningkatkan keaksaraan dan penghasilan warga belajar, baik secara perseorangan maupun kelompok sebagai
salah satu upaya penguatan keaksaraan sekaligus pementasan kemiskinan. Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri di PKBM Candirejo
dipadukan dengan pendidikan keterampilan membuat usaha katering dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada di lingkungan masyarakat. Warga belajar
yang mengikuti program keaksaraan usaha mandiri adalah lulusan program keaksaraan dasar.
Program KUM ini memberikan pengaruh besar kepada warga belajarnya untuk mereka belajar melakukan usaha dan menjadi seorang wirausahawan.
Dalam kenyataannya kewirausahaan sangat diperlukan di negara maju. Negara
5
yang maju memiliki masyarakat yang sadar tentang kewirausahaan dan mampu menjalankannya.
Kewirausahaan, menurut ejaan Bahasa Indonesia, kewirausahaan terdiri dari beberapa suku kata, yaitu Ke-wirausaha- an, istilah Wirausaha adalah
: seseorang yang mampu melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut untuk memulai suatu
bisnis yang baru atau kemampuan setiap orang untuk menangkap setiap peluang usaha, dan dimanfaatkanya sebagai lahan usaha, atau bisnis dan
seluruh waktunya dicurahkan untuk menemukan peluang-peluang bisnis. Wirausaha adalah jalan pekerjaan seseorang yang dijalankan dengan
kemungkinan memperoleh keuntungan dan kemungkinan memperoleh kerugian yang tak terhingga berdasarkan skala kualitas seseorang tersebut,
sehingga untuk melangkah berwirausaha diperlukan pribadi-pribadi tangguh, pribadi pantang menyerah, percaya diri, kemampuan mental-emosional dan
kemampuan membaca peluang. Alfianto Agus, 3 Januari 2016 .
Kemampuan berwirausaha didasari atas sebuah kepentingan membaca peluang untuk pengembangan sebuah usaha, tersedianya cukup waktu untuk
mengimprofisasikan kreativitas usahanya, dan dorongan yang kuat dalam menguasai pasar. Dalam rangka untuk menciptakan wirausha-wirausaha baru
KUM berperan penting di dalam pelaksanaan menciptakan wirausaha, dengan adanya program KUM yang tidak hanya belajar membaca, menulis dan berhitung
Calistung juga belajar tentang bagaimana membuat usaha mandiri. Seperti di lembaga PKBM dan SKB yang memiliki program KUM ini telah menciptakan
wirausahawan baru dari lulusan program KUM. Dengan memberikan ilmu pengetahuan juga memberikan modal kepada warga belajar sehingga setelah lulus
dapat mendirikan suatu usaha.
Namun tidak selamanya berjalan seperti yang diharapkan karena kenyataannya hanya beberapa kelompok lulusan KUM yang mampu mendirikan
sebuah usaha dengan mandiri. Sebagian setelah diberikan bekal dan dana mereka
6
hanya melakukan usaha sekali setelah dana habis warga belajar kembali ke rutinitas awal yang sebagian besar adalah buruh tani. Seperti di Lembaga PKBM
di Bantul banyak yang telah merintis usaha namun juga banyak yang berhenti dan menjadi buruh. Dibutuhkan pendidik yang giat dan yang mampu menyadarkan
warga belajar sehingga dalam pelaksanaan program KUM dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Warga belajar program keaksaraan usaha mandiri di
PKBM Candirejo sebelum mengikuti program merupakan masyarakat miskin akibat ketimpangan sosial dan ekonomi. Kurangnya kesadaran akan pentingnya
pendidikan mengakibatkan rendahnya kesadaran mengelola sumber daya alam sehingga kesejahteraan ekonomi rendah. Secara ekonomi sebagian warga belajar
bermata pencaharian sebagai ibu rumah tangga, petani dan buruh dengan pendapatan rata-rata yang rendah. Sedangkan secara sosial, warga belajar merasa
rendah diri, kurang percaya diri, kurang berpendidikan dan minder dalam bersosialisasi. Dalam penyelenggaraan program keaksaraan usaha mandiri, ada
kekhawatiran bahwa program ini akan bernasib sama dengan program-program keaksaraan lain yang diluncurkan pemerintah tetapi keberhasilannya meragukan.
Pengalaman program yang gagal, tentunya akan berimbas bagi keberlangsungan program itu sendiri.
Kelompok ini telah menempuh pendidikan keaksaraan sejak tahun 2014 akhir pada setiap periodenya di akhir tahun yang kini telah menjadi sekelompok usaha
mandiri yang membuat usaha ketering. Kumpulan usaha ketering ini memiliki anggota 10 orang, 8 diantaranya masih berusia produktif. Usaha yang telah
dilakukan selama ini belum memiliki hasil yang maksimal karena keterbatasan
7
ilmu pengetahuan. Keterbatasan ilmu pengetahuan tentang pemasaran produk membuat produk belum dikenal banyak orang. Selain itu kemitraan yang dimiliki
belum meluas karena keadaan biaya dan kurangnya pengetahuan teknologi membuat kumpulan usaha ketering ini hanya dapat terdengar dari mulut ke mulut.
Tanggung jawab PKBM sebagai lembaga penyelenggara tidak hanya berhenti setelah warga belajar mengikuti ujian dan dinyatakan lulus, melainkan tetap
malakukan pendampingan pasca program selesai. Pendampingan tersebut antara lain berupa pendampingan teknis oleh pamong belajar kepada kelompok usaha
mandiri, layanan konsultasi kepada warga belajar apabila menemui kendala dalam kegiatan praktik atau pemasaran, memberikan motivasi dengan tujuan
memberikan semangat warga belajar. Program keaksaraan usaha mandiri sampai saat ini belum menunjukkan dampak yang jelas bagi warga belajar belajar baik
segi ekonomi maupun sosial. Program pendidikan keaksaraan usaha mandiri di PKBM Candirejo belum ada data mengenai berhsil atau tidaknya PKBM dalam
menyelenggarakan program. Dengan demikian perlu pengkajian yang dapat mengungkap realita dan jawaban atas kekhawatiran tersebut yang terkait dengan
penyelenggaraan program KUM dilihat dari outcomes pembelajaran, sikap, dan manfaat program. Pada penelitian ini ditekankan pada dampak penyelenggaraan
program KUM bagi warga belajar dari aspek ekonomi dan sosial.