Identifikasi Masalah Pembatasan Masalah

12

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pembelajaran Matematika

1. Belajar

Menurut Reber Sugihartono, 2007: 74, belajar dapat didefinisikan dalam dua pengertian. Pertama, belajar sebagai proses memperoleh pengetahuan. Kedua, belajar sebagai kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat. Selanjutnya, menurut Fontana Suherman, et al., 2003: 7-8, belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman. Jadi, belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relatif tetap karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Moore 2009: 6 menyatakan bahwa salah satu teori belajar yang mendasari matematika adalah konstruktivisme. Konstruktivisme pada dasarnya adalah teori tentang bagaimana orang belajar. Van de Walle 2007: 2 berpendapat bahwa konstruktivisme menolak gagasan bahwa anak-anak merupakan papan tulis kosong. Mereka tidak hanya menyerap ide-ide yang dipresentasikan oleh gurunya melainkan mereka menciptakan dan membangun pengetahuannya sendiri. Konstruktivisme merupakan teori pembelajaran yang memandang bahwa pengetahuan individu berasal dari proses membangun pengetahuan berdasarkan pengalaman dalam sistem kognisi individu Suranto, 2008: 1. Sedangkan, Moore 13 2009: 5 mengungkapkan “the constructivist theory views learners a active participants in their own learning ”. Hal tersebut berarti bahwa teori konstruktivis memandang peserta didik sebagai peserta aktif dalam pembelajarannya sendiri. Jadi berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses mengkontruksi dan menghubungkan apa yang dipelajari dengan pengetahuan yang telah dimiliki berdasarkan pengalaman dan interaksi aktif dalam lingkungan, sehingga dapat memperoleh berbagai kompetensi, keterampilan, sikap, dan pengetahuan baru..

2. Pembelajaran

Menurut Sudjana sebagaimana dikutip Sugihartono 2007: 80-81, pembelajaran adalah setiap upaya yang dilakukan secara sengaja oleh pendidik yang menyebabkan siswa melakukan kegiatan belajar. Nasution mendefinisikan pembelajaran sebagai aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik- baiknya dan menghubungkannya dengan siswa sehingga terjadi proses belajar Sugihartono, 2007: 80. Menurut Trianto 2010: 17, pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, di mana antara keduanya terjadi komunikasi transfer yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya. Jadi dari pengertian pembelajaran di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan pendidik untuk memfasilitasi siswa dalam melakukan kegiatan belajar dengan cara mengorganisasi lingkungan dan menghubungkannya dengan siswa. Guru berperan