83
1. Kevalidan
Produk berupa bahan ajar matematika yang telah dikembangkan memenuhi kategori valid berdasarkan hasil penilaian oleh dua dosen validator. Masing-
masing komponen bahan ajar yaitu RPP dan LKS memenuhi kriteria valid. Kriteria valid yang diperoleh menunjukan bahwa bahan ajar telah sesuai dengan
teori-teori atau validasi isi seperti yang disampaikan Nieveen 1999: 127 bahwa bahan ajar dikatakan valid jika sesuai dengan teorinya.
Pada tahap validasi diperoleh penilaian bahan ajar dari dua dosen ahli sebagai validator. Data hasil penilaian kemudian dianalisis dan dihitung skor kevalidan
RPP yang diberikan oleh pra ahli. Skor kevalidan untuk RPP adalah 270, dengan kriteria sangat baik. Skor kevalidan untuk LKS adalah 155, dengan kriteria sangat
baik. Pada BAB III dijelaskan bahwa bahan ajar dianggap valid dan layak
digunakan apabila skor kevalidan menurut dosen ahli mencapai kriteria minimal baik. Berdasarkan skor kevalidan yang diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa bahan ajar yang dihasilkan valid dan layak digunakan.
2. Kepraktisan
Uji coba dilakukan pada siswa kelas X SMK Piri 3 Yogyakarta. Uji coba dilaksanakan setelah produk diperbaiki sesuai dengan kritik dan saran validator.
Analisis kepraktisan bahan ajar ditinjau dari penilaian guru, respon siswa, dan keterlaksanaan pembelajaran. Praktis menurut Nieveen 1999: 127 dapat
diartikan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan dapat membantu dan memberikan kemudahan bagi penggunanya. Berdasarkan hasil analisis
84 kepraktisan ditinjau dari penilaian guru diperoleh bahwa skor kepraktisan RPP 59
dan skor kepraktisan LKS adalah 78. Kedua penilaian guru mencapai kriteria sangat baik. Selanjutnya, skor kepraktisan keduanya adalah 137 dengan kriteria
sangat baik. Penyebaran angket penilaian siswa dilakukan setelah post-test. Berdasarkan penilaian siswa diperoleh skor kepraktisan LKS yaitu 2153, dengan
kriteria sangat baik. LKS memudahkan siswa untuk memahami materi yang diberikan dan memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada siswa Prastowo,
2011: 208. Pada BAB III dijelaskan bahwa bahan ajar matematika dianggap praktis dan
layak digunakan apabila skor kepraktisan ditinjau dari penilaian guru dan respon siswa mencapai kriteria minimal baik. Berdasarkan skor kepraktisan yang
diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perangkat bahan ajar yang dihasilkan praktis dan layak digunakan.
Hasil lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran menurut observer pertama pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga secara berturut-turut
menunjukkan persentase 75, 85, dan 98. Sedangkan hasil lembar observasi kegiatan pembelajaran menurut observer kedua pada pertemuan pertama, kedua,
dan ketiga secara berturut-turut menunjukkan persentase 75, 83, dan 100. Rata-rata hasil lembar observasi keterlaksanaan kegiatan pembelajaran
menunjukkan persentase 86 dengan kriteria sangat baik. Menurut penjelasan pada BAB III, yang menyatakan bahwa bahan ajar dikatakan praktis jika
mencapai minimal 75. Berdasarkan skor kepraktisan yang diuraikan tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar yang dihasilkan praktis dan layak digunakan.