Model Pengembangan Model Pengembangan Bahan Ajar

38

H. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian pengembangan ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Vita Wijayanti 2014. Penelitian yang dilakukan berjudul “Pengembangan Modul pada Materi Program Linear dengan Pendekatan Problem Based Learning untuk Siswa SMK Kelas X ”. Penelitian yang dilakukan menggunakan model pengembangan ADDIE dengan tujuan penelitian adalah menghasilkan perangkat pembelajaran dengan pendekatan Problem Based Learning pada materi garis dan sudut dan untuk mengetahui kelayakan produk berdasarkan aspek kevalidan, kepraktisan dan keefektifan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan dikategorikan layak. Penelitian relevan selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Dwi Riandini Anggitya Budi 2014. Penelitian yang dilakukan berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Matematika Materi Program Linear dengan Pendekatan Matematika Realistik untuk Siswa SMK Kelas X”. Penelitian dilakukan dengan menggunakan model pengembangan ADDIE dengan tujuan menghasilkan RPP dan LKS dengan pendekatan matematika realistic pada materi program linear untuk siswa SMK kelas X program keahlian Akuntansi yang memenuhi kriteria valid,praktis, dan efektif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa produk yang dikembangkan memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif, sehingga produk yang dikembangkan dikategorikan layak. Penelitian relevan terakhir adalah penelitian yang dilakukan oleh Melda A riyanti 2015. Penelitian yang dilakukan berjudul “Perbandingan Keefektifan 39 Model Project-Based Learning dan Problem-Based Learning Ditinjau Dari Prestasi Belajar, Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Minat Belajar Matematika Siswa SMA Kelas XI”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model project-based learning dan problem-based learning efektif dalam meningkatkan minat belajar matematika siswa pada bahasan statistika siswa kelas XI SMA.

I. Kerangka Berpikir

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari oleh siswa dari jenjang Sekolah Dasar SD hingga jenjang Sekolah Menengah AtasKejuruan SMAK. Pada intinya tujuan siswa belajar matematika di sekolah adalah agar siswa mampu menggunakan atau menerapkan konsep matematika yang dipelajari untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Masih banyak siswa yang menyelesaikan masalah pada materi program linear masih sebatas menghafal, sehingga menyebabkan kegiatan pembelajaran menjadi kurang bermakna dan hasil belajar menjadi rendah. Hal ini juga dikarenakan kegiatan pembelajaran matematika hanya terfokus pada guru atau teacher centered. Oleh karena itu, guru harus memfasilitasi siswa untuk mencapai tujuan tersebut, salah satunya adalah dengan mengembangkan perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang dimaksud adalah RPP dan LKS. Melalui RPP, guru merancang pembelajaran yang terpusat pada siswa. Guru memfasilitasi siswa melalui berbagai kegiatan dan membimbing siswa jika mengalami kebingungan. Salah satu kegiatan yang bisa dilakukan adalah mengerjakan LKS. LKS berisi 40 tahapan-tahapan yang harus dilalui oleh siswa untuk memperoleh pengetahuan. Pada kenyataanya, LKS yang digunakan oleh siswa masih berisi kumpulan- kumpulan soal. Pada penelitian ini, peneliti mengembangkan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS berbasis Project Based Learning PjBL. PjBL memiliki karakteristik menggunakan masalah nyata sebagai materi belajar. Dengan penggunaan masalah nyata dalam pembelajaran, diharapkan siswa dapat lebih mudah untuk memahami materi sehingga hasil prestasi siswa pada materi program linear dapat meningkat. Secara lebih rinci, model PBL mengikuti enam langkah utama yaitu: 1 menetapkan tema proyek, 2 merencanakan proyek, 3 menyusun jadwal aktivitas, 4 melaksanakan proyek, 5 penilaian terhadap hasil produk, dan 6 evaluasi. Keenam langkah tersebut mengandung interpretasi bahwa dalam pengerjaan proyek, peserta didik dapat berkolaborasi dan melakukan investigasi dalam kelompok kolaboratif antara 4-5 orang. Keterampilan-keterampilan yang dituangkan dalam aktivitas belajar selama melaksanakan proyek membuat pembelajaran menjadi aktif karena setiap individu diberi kesempatan untuk menunjukkan keterampilan yang mereka miliki dalam kerja tim. Pembelajaran secara aktif dapat mendorong peningkatan aktivitas belajar peserta didik. Pembelajaran dengan menggunakan model PBL memberikan kesempatan pada peserta didik untuk berdiskusi dalam kelompok, masing-masing kelompok harus bisa menjamin bahwa setiap anggota kelompoknya memahami materi yang dibelajarkan pada saat itu sehingga apabila semua kelompok memahami materi