Kualitas Produk Pengembangan Model Pengembangan Bahan Ajar

40 tahapan-tahapan yang harus dilalui oleh siswa untuk memperoleh pengetahuan. Pada kenyataanya, LKS yang digunakan oleh siswa masih berisi kumpulan- kumpulan soal. Pada penelitian ini, peneliti mengembangkan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS berbasis Project Based Learning PjBL. PjBL memiliki karakteristik menggunakan masalah nyata sebagai materi belajar. Dengan penggunaan masalah nyata dalam pembelajaran, diharapkan siswa dapat lebih mudah untuk memahami materi sehingga hasil prestasi siswa pada materi program linear dapat meningkat. Secara lebih rinci, model PBL mengikuti enam langkah utama yaitu: 1 menetapkan tema proyek, 2 merencanakan proyek, 3 menyusun jadwal aktivitas, 4 melaksanakan proyek, 5 penilaian terhadap hasil produk, dan 6 evaluasi. Keenam langkah tersebut mengandung interpretasi bahwa dalam pengerjaan proyek, peserta didik dapat berkolaborasi dan melakukan investigasi dalam kelompok kolaboratif antara 4-5 orang. Keterampilan-keterampilan yang dituangkan dalam aktivitas belajar selama melaksanakan proyek membuat pembelajaran menjadi aktif karena setiap individu diberi kesempatan untuk menunjukkan keterampilan yang mereka miliki dalam kerja tim. Pembelajaran secara aktif dapat mendorong peningkatan aktivitas belajar peserta didik. Pembelajaran dengan menggunakan model PBL memberikan kesempatan pada peserta didik untuk berdiskusi dalam kelompok, masing-masing kelompok harus bisa menjamin bahwa setiap anggota kelompoknya memahami materi yang dibelajarkan pada saat itu sehingga apabila semua kelompok memahami materi 41 maka peserta didik dapat mencapai ketuntasan klasikal yaitu sekurang-kurangnya 75 dari peserta didik nilainya mencapai KKM. Selain itu dengan diterapkannya model PBL akan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik karena melalui proyek yang merupakan pusat dari strategi pembelajaran, peserta didik dituntut untuk terlibat dalam tugas-tugas pemecahan masalah serta pembelajaran khusus bagaimana menemukan dan memecahkan masalah ditambah lagi pembelajaran dengan model PBL dapat menarik minat peserta didik sehingga peserta didik akan termotivasi untuk terus bersemangat menggali pengetahuannya, sedangkan pada pembelajaran ekspositori guru hanya sebatas memberikan contoh- contoh soal, kegiatan pembelajaran lebih terpusat pada guru sehingga peserta didik lebih pasif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Diterapkannya model PBL juga akan meningkatkan aktivitas belajar peserta didik karena semua aktivitas berpusat pada peserta didik. Guru dalam hal ini hanya bertugas sebagai fasilitator yang dituntut untuk memantau jalannya proyek. Melalui proyek tersebut, diharapkan peserta didik akan menemukan esensi dari materi yang sedang dipelajari dan meningkatkan prestasi siswa. 42 Bagan 2. Alur Kerangka Berpikir

J. Pertanyaan Penelitian

Sesuai dengan kerangka piker dikemukakan di atas, maka diajukan beberapa pertanyaan penelitian yaitu; 1. Bagaimana kualitas kevalidan bahan ajar dengan pendekatan project based learning pada materi program linear yang dihasilkan? 2. Bagaimana kualitas kepraktisan bahan ajar dengan pendekatan project based learning pada materi program linear yang dihasilkan? Pembelajaran Matematika di SMK Piri 3 Yogyakarta Perangkat pembelajaran yang tersedia masih terbatas. Pembelajaran berpusat pada guru. Guru belum menggunakan PjBL dalam pembelajaran Prestasi siswa pada materi Program Linear masih terbilang rendah. Mengembangkan Perangkat pembelajaran RPP dan LKS berbasis Project Based Learning PjBL pada materi Program Linear Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.