49 Berbeda dengan ketoprak yang ada di Jawa, di Jawa para pemain ketoprak
harus mempertimbangkan masalah tingkat-tingkatan bahasa yang digunakan untuk setiap adegan. Bahasa kromo inggil digunakan seorang prajurit atau abdi dalem untuk
berdialog dengan orang yang dihormati yaitu seperti raja, sedangkan untuk seorang raja maka dia akan menggunakan bahasa Jawa ngoko kepada bawahannya.
3.4 Instrumen Musik pada Pertunjukan Ketoprak Dor
Seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa instrumen musik yang digunakan sebagai pengiring pada pertunjukan ketoprak dor terdiri dari : 1 buah
kendhang membranofon yang berukuran ± 1,5 meter dan termasuk klasifikasi barrel drum double head, karena kendhang tersebut berbentuk barrel dan kedua ujungnya
ditutup dengan kulit, serta kedua kulit pada ujungnya merupakan bagian yang dipukul untuk menghasilkan bunyi. Fungsi utama kendhang adalah pengatur tempo dan
pemberi tekanan pada gerak atau mimik pemeran tokoh ketoprak dor, misalnya disaat adegan peperangan maka tempo kendhang akan semakin cepat.
Kemudian ada jidor yang juga berfungsi sama seperti kendhang untuk mengatur tempo dan pemberi tekanan. Jidor selalu satu paket dengan kentrung
idiofon dalam cara memainkannya, karena kentrung tepat berada diatas jidor. Kentrung terbuat dari bambu yang diberi lubang pada salah satu bagian.
Alat musik pengiring lainnya yaitu keyboard yang merupakan alat musik pembawa melodi dalam pertunjukan ketoprak dor, yang dimana sebelum alat musik
ini mulai digunakan di awal tahun 2000an. Sebelumnya alat musik pembawa melodi menggunakan harmonium, namun karena semakin langka dan sulitnya mencari dan
memperbaiki harmonium maka setiap sanggar ketoprak dor di Sumatera Utara menggunakan alat musik keyboard.
Universitas Sumatera Utara
50 Drum juga digunakan dalam pementasan ketoprak dor, akan tetapi tidak selalu
dipakai dalam setiap pertunjukan. Mengingat bahwa seperti yang dijelaskan sebelumnya drum digunakan jika pemain musik lengkap semua, karena jika beberapa
dari pemusik ada yang mendapat bagian memerankan suatu tokoh maka alat musik drum tidak dipakai.
3.5 Lagu dan Musik Pengiring Pertunjukan Ketoprak Dor
Sarana ekspresi yang digunakan dalam pertunjukan ketoprak dor ini akan tergantung dengan unsur atau elemen dalam pertunjukan tersebut, antara lain dengan
cerita yang dimainkan, alat musik yang mengiringi, tembang atau nyanyian yang digunakan, gerakan-gerakan atau mimik pemeran tokoh, busana atau pakaian yang
dikenakan. Pada tradisi seni pertunjukan lainnya seperti teater, biasanya selalu
menggunakan beberapa yang lebih dari satu, seperti media ungkap laku dan dialog, gerak dan tariannya, suara dan bunyi alat musik yang mengiringi, suara dengan
tembang, yang mana semuanya diungkapkan secara terpadu dan digunakan semuanya dalam waktu yang silih berganti.
Pertunjukan ketoprak dor pada saat ini sebenarnya masih mengikuti pakem atau pola lama dalam menyajikan cerita, walaupun hal ini bukan merupakan
keharusan dan wajib untuk diikuti tetapi hanya masalah kebiasaan dan kelaziman saja. dalam pementasannya, tembang atau nyanyian tradisional Jawa merupakan salah satu
ciri ketoprak juga, bahkan kadangkala dalam melakukan dialog pemain juga menggunakan tembang. Dari fungsi tersebut jelas bahwa tembang dan musiknya
berfungsi sebagai pengiring adegan, untuk berdialog, untuk monolog berbicara sendiri danatau sebagai penceritaan atau narasi sebuah adegan.
Universitas Sumatera Utara
51 Musik yang dimainkan selama pertunjukan ketoprak dor fungsinya selain
mengiringi tembang atau lagu, juga befungsi sebagai : pengiring suatu adegan, penggambaran suasana dalam cerita, memberi tekanan dramatic atas suatu peristiwa,
penyekat adegan yang satu dengan yang lain, dan juga di gunakan untuk menimbulkan efek suara. Tembang lagu dalam kesenian ketoprak dor merupakan
salah satu cara untuk menyampaikan ekspresinya, dengan demikian para pemain ketoprak dor diharapkan tidak hanya pandai berakting tetapi juga harus pandai
bernyanyi dan menari. Lagu-lagu atau tembang dan musik yang digunakan dalam mengiringi setiap
adegan maupun selingan pergantian tokoh adalah seperti : musik atau gending sampak, musik instrumental ini di mainkan disaat awal pertama kali dan disetiap
selingan pergantian adegan pertunjukan, sedangkan untuk pengiring melodis seperti keyboard hanya mengisi akord dan mengikuti melodi atau lirik lagu penembang lagu.
Di awal pertunjukan setelah selesai iringan gending sampak maka para pemain akan keluar semua kedepan panggung dengan memperkenalkan diri dengan cara
menyanyikannya dalam bahasa jawa yang dilakukan satu orang penyanyi atau penembang, lagu yang di bawakan yaitu putri solo, lagu putri solo dalam bahasa jawa
itu sebenarnya mengartikan untuk memperkenalkan diri pemain sesuai nama tokoh yang diperankannya, kemudikan memperkenalkan sanggar dan lalu meminta maaf
kepada penonton baik yang tua dan muda. Setelah itu para pemain kembali lagi ke belakang layar atau panggung juga dengan menyanyikan tembang lagu yaitu lalen
mundur, yang mengartikan bahwa mengajak mundur atau kembali kebelakang. Tembang lagu lalen mundur sebenarnya bersifat pantun dalam bahasa Jawa jika di
bahasa Indonesia yaitu : “Kalau ada jarum yang patah
jangan disimpan di dalam peti,
Universitas Sumatera Utara
52 Kalau ada kata-kata yang salah
jangan di simpan didalam hati .”
Kemudian di akhir penutup pertunjukan juga biasanya ada pantun yang di mainkan seperti :
“kalau ada sumur diladang Boleh kita menumpang mandi,
Kalau ada umur yang panjang Boleh kita berjumpa lagi
”
11
dari penjelasan bagian awal perkenalan seperti yang dijelaskan diatas maka dari semua itu disebut dengan istilah panembromo
12
, yaitu awal mula sebelum memasuki babak cerita pertama.
Setelah panembromo itu maka mulailah babak pertama dimainkan. Babak biasanya tidak pernah melebihi lima babak. Dan setiap pergantian babak gending
sampak selalu dimainkan dahulu. Kemudian di setiap adegan gandrungan kasmaran lagu yang dinyanyikan
adalah lagu Mijil, Adus Kulo Sari dan Tapeh Pinjong, ketiga lagu itu mempunyai arti yaitu merayu seseorang wanita karena paras cantiknya, dan terkadang juga lagu
melayu seperti Mak Inang Pulau Kampai juga dinyanyikan dan yang menyanyikan lagu kasmaran selalu pemeran laki-laki karena yang kasmaran laki-laki.
Di babak lawakan biasanya para tokoh pelawak yang berjumlah dua orang, satu wanita dan satu laki-laki menyanyikan lagu-lagu Benyamin Sueb yaitu seperti
nonton bioskop, dan lagu-lagu plesetan sendiri. Istilah babak lawakan ini di sebut
11
Wawancara dengan Bapak Jumadi selaku Pimpinan Sanggar dan informan kunci, 02 Juli 2015
12
Panembromo adalah istilah pembukaan dalam pertunjukan ketoprak dor
Universitas Sumatera Utara
53 Goro-goro
13
. Kemudian untuk babak cerita konflik atau perkelahian musik pengiringya menggunakan tempo cepat yaitu seperti Patam-patam, terakhir untuk
babak penutup biasanya yang di nyanyikan lagu seperti Gelang Sipatu Gelang dan Injit-Injit Semut.
Untuk gending atau musik Sampak di mainkan secara berulang-ulang, yaitu pada saat memasuki cerita babak baru pada pertunjukan ketoprak dor. Setiap para
pemeran tokoh sudah selesai memerankan tokoh pada babak pertama maka pemain kembali ke balik panggung, dan untuk masuk ke babak dua maka akan di iringi
dahulu dengan gending sampak begitu seterusnya sampai babak penutup.
3.6 Pelaksana Pertunjukan 3.6.1 Sanggar Langen Setio Budi Lestari