7 c.
Untuk  mendeskripsikan  bagaimana  eksistensi  ketoprak  dor  pada  masyarakat khususnya di Sumatera Utara.
1.3.2  Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan bermanfaat sebagai : 1.
Sebagai bahan dokumentasi ilmiah pada jurusan Etnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya USU Medan.
2. Sebagai bahan referensi untuk menjadi acuan  pada  penelitian  yang relevan di
kemudian hari. 3.
Sebagai informasi kepada masyarakat atau lembaga yang mengemban visi dan misi kebudayaan khususnya di kesenian tradisional.
4. Syarat untuk mencapai gelar Sarjana di Departemen  Etnomusikologi  Fakultas
Ilmu Budaya USU Medan.
1.4 Konsep Dan Teori
1.4.1  Konsep Menurut  Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia  KBBI,2007:588,  konsep  adalah
gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memenuhi hal-hal lain.  Konsep atau anggitan adalah
abstrak,  entitas  mental  yang  universal  yang  menunjuk  pada  kategori  atau  kelas  dari suatu entitas, kejadian atau hubungan.
Menurut  R.  Merton  dalam  Koentjaraningrat,  konsep  merupakan  defenisi  dari apa  yang  perlu  diamati.  Konsep  juga  merupakan  unsur  pokok  dari  suatu  penelitian
Koentjaraningrat,1987:36. Dari  hasil  pengamatan,  wawancara,  dan  literatur  yang  ada,  maka  dapat
dikemukakan konsep-konsep sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
8 Kata deskriptif merupakan kata sifat dari deskripsi. Pengertian studi deskriptif
dapat  di  artikan  sebagai;  menguraikan  gambaran  situasi  atau  kejadian-kejadian  yang terdapat  didalam  studi  objek  ilmiah.  Menurut  Echols  Shadily  1990:179,  deskripsi
mempunyai  pengertian  gambaran  atau  lukisan.  Dalam  hal  ini  penulis  mencoba menguraikan    menggambarkan  tentang  kesenian  ketoprak  dor  agar  dapat  di  jadikan
informasi bagi para pembaca yang membutuhkan. Menurut  Murgianto  1996:156,  pertunjukan  adalah  sebuah  komunikasi  yang
di  lakukan  satu  orang  atau  lebih,  pengirim  pesan  merasa  bertanggung  jawab  pada seseorang atau lebih penerima pesan, dan kepada sebuah tradisi yang mereka pahami
bersama  melalui  seperangkat  tingkah  laku  yang  khas.  Dalam  sebuah  pertunjukan harus  ada  pemain,  penonton,  pesan  yang  dikirim,  dan  cara  penyampaian  yang  khas.
Sesuai  dengan  konsep  yang  di  atas  maka  ketoprak  dor  dikategorikan  sebagai  seni pertunjukan,  karena  dalam  pertunjukannya  ada  penyaji  pemain,  penonton,  pesan
yang dikirim, dan dengan penyampaian yang khas. Seni  pertunjukan  Indonesia  adalah  suatu  cabang  ilmu  Etnomusikologi  yang
mempelajari  berbagai  bentuk  seni  pertunjukan  yang  ada  di  Indonesia,  baik  yang meliputi  uraian  tentang  ciri-ciri  dan  karakteristik  bentuk  seni  pertunjukan  yang  ada
baik  dalam  bentuk  representasi  tradisi  maupun  modern.  Pertunjukan  adalah  sebuah proses  yang  memerlukan  waktu  adan  ruang,  dimana  pertunjukan  mempunyai  bagian
awal, tengah, dan akhir. Richard Schenel:1998 dalam Sitopu, Dina Mayantuti. 2009.
Seni pertunjukan telah menjadi suatu disiplin ilmu yang menerapkan berbagai kajian dan metodelogi yang bersifat integratif, dan inter disiplin. Dalam disiplin ilmu,
seni pertunjukan selalu melakukan pendekatan perbandingan, bahwa seni pertunjukan dilakukan  oleh  manusia  dalam  kehidupan  sehari-hari  yang  merangkumi  aktivitas
seperti  olahraga,  sulap,  upacara  yang  bersifat  sosial.  Begitu  juga  dengan  aktivitas
Universitas Sumatera Utara
9 yang  menekankan aspek estetika seperti  dalam  seni  musik, tari dan  sebagainya. Seni
pertunjukan  merupakan  sesuatu  yang  berlaku  dalam  waktu  dengan  maksud  bahwa peristiwa  ini  memiliki  arti  hanya  pada  saat  pengungkapan  seni  itu  berlangsung.
Sementara  hakikat  seni  pertunjukan  adalah  gerak,  perubahan  keadaan  dengan substansi  terletak  pada  imajinasi  serta  prosesnya  sekaligus,  dengan  daya  rangkum
sebagai  sarana,  cengkeraman  rasa  sebagai  tujuan  seninya  dan  keterampilan  teknis sebagai  bahan.  Selain  hal  tersebut  seni  pertunjukan  kedalam  dua  kategori  yaitu:  1
Seni  pertunjukan  yang  memiliki  kegunaan  sebagai  tontonan,  di  mana  ada  pemisah yang  jelas  antara  penyaji  dan  penonton,  dan  2  Seni  pertunjukan  dengan  kegunaan
sebagai  pengalaman  bersama,  dimana  antara  penyaji  dan  penonton  saling berhubungan Sediawaty,1981:58-60.
Di dalam pertunjukan ketoprak  dor terdapat beberapa ciri khas  yang  menjadi pedoman  tidak  tertulis  walaupun  sebenarnya  tidak  ada  pakem  yang  baku  dalam
penyajiannya, di antaranya ciri khas tersebut adalah : a.
Dialog berbahasa Jawa b.
Cerita yang di tampilkan  merupakan  cerita tentang raja-raja  yang merupakan dongeng rakyat, legenda, mitos, ataupun  cerita baru yang merupakan gubahan
sutradara ketoprak dor itu sendiri. c.
Iringan  musik  dalam  pertunjukan  ketoprak  dor  yang  paling  utama  adalah kentrungberbentuk  kentongan  kecil  dan  jidor,  dan  irama  musiknya  bersifat
repetitif  atau  pengulangan-pengulangan  di  saat  selingan  atau  pergantian adegan.
Dalam pementasan ketoprak dor juga ada beberapa  karakteristiknya yaitu: 1.
Menggunakan  5  iringan  alat  musik  yaitu  :  jidor,  kentrung,  kendhang  jawa, drum, dan keyboard.
Universitas Sumatera Utara
10 2.
Pakaian atau kostum yang di gunakan berwarna-warni dan memakai make up. 3.
Dalam  pementasannya  di  butuhkan  ±  15  orang  bahkan  lebih  untuk  pemain pria dan wanita dan 4 orang sabagai pemusik.
4. Arena pementasan biasanya menggunakan pentas atau panggung konvensional
yang berupa arena dengan latar belakang beberapa lukisan yang sesuai dengan cerita yang akan di bawakan.
5. Pada setiap adegan  pemain  yang akan masuk ke arena  pentas atau panggung
maka pemain akan melakukannya dengan tarian yang bersifat improvisasi dan tidak ada pakem yang baku.
Kesimpulan  yang  diambil  oleh  penulis  bahwa  Seni  pertunjukan  yang  sudah menjadi sebuah disiplin ilmu mencoba mengembangkan metode dan teorinya dengan
pendekatan  yang  bersifat  sentifik,  menjelajahi  berbagai  teori,  dan  metodelogi merangkum  ilmu  antropologi,  sosiologi,  sejarah,  seni  sastra,  semiotika  analisis
struktural, analisis fungsional, etnologi dan berbagai macam ilmu sosial lainnya.
Menurut  Poewadarminta  1986:24  mengenai  perkawinan  mengatakan  : “upacara merupakan suatu hal  dalam  melakukan perbuatan  yang tentu  menurut adat
kebiasaan  atau  menurut  agama.  Perkawinan  adalah  kegiatan  universal  dalam peradaban  manusia  di  dunia,  dalam  setiap  perkawinan  biasanya  melibatkan  aspek
agama  yang  diabsahkan  secara  secara  adat  maupun  agama.  Upacara  perkawinan bukan  saja  penting  bagi  manusia  tetapi  juga  merupakan  suatu  peristiwa  yang  sangat
berarti  serta  sepenuhnya  mendapat  perhatian”.  Upacara  perkawinan  yang  penulis maksudkan disini adalah perkawinan suku Jawa.
Masyarakat  adalah  sekumpulan  manusia  yang  saling  “bergaul”  atau  saling “berinteraksi” menurut sistem adat-istiadat tertentu yang  bersifat kontinue, dan yang
terikat oleh satu rasa identitas bersama Koentjaraningrat,1980:157-161. Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
11 Jawa yang penulis maksudkan disini adalah orang-orang Jawa yang berasal dari Jawa
Tengah yang sudah menetap di Kelurahan Jati Makmur Binjai Utara dan orang-orang Jawa kelahiran Sumatera atau yang sering di sebut dengan Pujakesuma.
1.4.2  Teori