Bahasa GAMBARAN UMUM MASYARAKAT JAWA DI KELURAHAN JATI

34

2.8 Bahasa

Bahasa pengantar dikalangan masyarakat Jawa Kecamatan Binjai Utara adalah bahasa Jawa. Namun, sebagian besar masyarakat Jawa Kecamatan Binjai Utara menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dengan etnis lain. Para pemain kesenian ketoprak dor memakai bahasa Jawa Ngoko dan bahasa Indonesia. Kromo inggil merupakan tata cara berbahasa paling tinggi atau dengan kata lain yang paling halus. Bahasa kromo ini sering digunakan oleh orang- orang yang berpangkat, orang- orang sederajat, anak terhadap orang tuanya, murid terhadap guru, bawahan terhadap atasan, dan buruh terhadap majikan. Bahasa sehari- hari yang dipergunakan oleh penduduk Kecamatan Binjai Utara adalah bahasa Ngoko karena merupakan bahasa Jawa biasa yang sering dipergunakan oleh orang tua terhadap anak, antar teman sebaya, atasan terhadap bawahan, dan majikan terhadap kuli. Universitas Sumatera Utara 35

BAB III DESKRIPSI KESENIAN KETOPRAK DOR OLEH SANGGAR LANGEN

SETIO BUDI LESTARI DI KELURAHAN JATI MAKMUR KECAMATAN BINJAI UTARA KOTA BINJAI

3.1 Sejarah Masuk Ketoprak Dor Di Sumatera Utara

Di dalam tulisan skripsi Tutiek Sugiarti, 1989 tentang Ketoprak Dor, mengatakan bahwa kesenian ketoprak dor masuk ke Sumatera Utara yang Dahulu Sumatera Timur bermula dari pembukaan lahan-lahan perkebunan tembakau oleh kolonial Belanda pada akhir abad ke-19 di Deli. Dengan meningkatnya jumlah perkebunan-perkebunan pada waktu itu di ikuti juga dengan lonjakan produksi, kemudian pada tahun 1891 terjadi over produksi yang mengakibatkan pihak pemodal mencari alternatif tanaman eksplor lain, seperti kopi dan karet.Dengan semakin banyaknya pembukaan lahan perkebunan di Deli pemerintah kolonial Belanda menggunakan jasa kuli suku Jawa yang tersedia dalam jumlah bessar di pulau Jawa. Angka resmi menunjukkan bahwa pada tahun 1900 kuli kontrak suku Jawa mencapai sekitar 25.224 jiwa. Dengan banyaknya perpindahan satu kelompok masyarakat dalam jumlah besar seperti di atas sangat memungkinkan terbawanya tradisi daerah asal baik itu perilaku, sistem sosial, sistem budaya dan lain sebagainya. Bentuk kesenian yang terbawa salah satunya adalah Ketoprak Dor. Karena secara psikologis dan emosional masih terdapat pengaruh sentral kebudayaan di samping untuk menunjukan eksistensi kelompok maupun hanya sebagai hiburan semata. Universitas Sumatera Utara