36 Munculnya group-group ketoprak di perkebunan Sumatera Timur diperkirakan
ada sekitar 1920, dan sejak saat itu kesenian ketoprak di wariskan kepada generasi selanjutnya dengan beberapa perubahan-perubahan. Faktor yang mempengaruhi
munculnya grup-grup ketoprak dor ini adalah karena eksistensi dan identitas komunitas yang didasarkan pada ikatan emosional sebagai satu etnis yang harus tetap
survive di tengah semaraknya budaya-budaya dengan masing-masing pendukungnya, kemudian juga didorong akan perlunya suatu jenis hiburan yang dapat member
kepuasan bagi pendukungya. Dengan penjelasan seperti di atas dapat dimengerti bahwa munculnya ketoprak
dor di perkebunan-perkebunan Sumatera Timur merupakan fenomena yang wajar serta terus berlanjut sampai kini, dan warisan itu disosialisasikan secara
berkesinambungan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Menurut bapak Sudarman yang merupakan seniman dan juga pimpinan
ketoprak dor langen budaya siswa di masa tahun 1970 – 1980an mengatakan bahwa
ketoprak dor ada di Sumatera Utara khususnya di daerah Kabupaten Deli Serdang mulai ada sejak dari jaman ayahnya, tidak tau pastinya tahun berapa sebab bapak
sudarman juga belajar kesenian ketoprak dor secara turun temurun dari ayahnya. Umur bapak sudar sekarang sudah 64 tahun.
6
3.2 Perjalanan Kesenian Ketoprak Dor
Dengan dibawanya kesenian ketoprak dor oleh orang-orang Jawa yang bekerja sebagai buruh perkebunan pada tahun 1920, ketoprak dor mengalami perubahan-
perubahan sampai sekarang ini. Perubahan itu meliputi alat musiknya, tema cerita, pakaian atau kostum, jenis musik dan tembang serta tarian maupun fungsi. Penyebab
6
Wawancara dengan Bapak Sudarman selaku informan kunci, 28 Juni 2015
Universitas Sumatera Utara
37 perubahan itu karena pengaruh lingkungan budaya Sumatera Timur dan terpisahnya
ketoprak dari pusat kebudayaanya. Sejalan dengan perkembangan daerah Sumatera Timur baik dalam bidang
ekonomi maupun pada komposisi penduduk, maka terjadilah asimilasi budaya dari berbagai ragamnya budaya-budaya suku bangsa. Sumatera Timur di penuhi oleh suku-
suku pendatang di samping suku-suku setempat yang ikut serta dalam kontak-kontak budaya di daerah ini. Terjadinya percampuran antarsuku di atas mengakibatkan pula
saling pengaruh antarkebudayaan, sehingga bentuk-bentuk asli dari unsur-unsur kebudayaan jarang ditemukan secara murni. Budaya satu mempengaruhi budaya yang
lain, seperti yang dialami kesenian ketoprak dor. Menurut bebarapa sumber yang saya baca, dahulu ketoprak dalam
pertunjukannya menceritakan tentang kisah-kisah kehidupan yang terjadi didalam kerajaan. Kesenian ketoprak juga merupakan teater rakyat yang mengangkat kisah
kepahlawanan dan perjalanan hidup keluarga kerajaan. Didalam buku Herry Lisbijanto, 2013:1 mengatakan bahwa ketoprak di
ciptakan oleh RM Wreksoniningrat seorang seniman yang banyak berkecimpung di dunia tari dan
wayang orang dari Surakarta pada tahun 1914. Dan menurut versi yang lainnya yang saya baca mengatakan bahwa
periodeisasi kesenian ketoprak ada tujuh periode yaitu : 1
Periode Ketoprak Gejog atau Lesung pada tahun 1887 – 1908. Kesenian ini sebenarnya pada jaman itu merupakan jenis permainan para
pemuda desa dikala bulan purnama, Lesung merupakan alat pertanian yang di gunakan para pemuda desa dangan cara di pukul menggunakan alu sambil bersenda
gurau, menari dan melantunkan tembang.
Universitas Sumatera Utara
38 2
Periode Ketoprak Wreksadiningrat pada tahun 1908 – 1925. Penambahan nama Wrekssadiningrat dikarenakan nama itu adalah nama dari
seorang abdi dalem keraton Surakarta Hadiningrat yang bernama lengkap K.R.M.T.H Wreksadiningrat. Adalah juga seorang seniman yang banyak bergelut dengan
kesenian tari di keraton. Beliau menggarap kesenian ketoprak menjadi salah satu jenis kesenian kebanggaan keraton. Alat musik pengiringnya pada periode ini
menggunakan Gamelan yang lebih halus, gerakan tari pemain juga diganti dengan gerakan yang melambangkan budaya keraton, pakaian pemain juga disesuaikan
dengan peran yang dimainkan. 3
Periode Ketoprak Wreksatama pada tahun 1925 – 1927. Ketoprak ini berdiri untuk pertama kalinya di luar tembok keraton. Pendiri
ketoprak ini adalah Ki Wisangkara, yang merupakan bekas anggota ketoprak Wreksadiningrat yang dulu ada di keraton. Pada periode ini juga mengalami
perubahan, yaitu di bagian alat musik pengiringya ditambahi lagi dengan saron, biola, gitar, mandolin, kenong, kempul, gong, sehingga gamelan pengiring kesenian
ketoprak ini lebih lengkap dan lebih bervariasi suaranya. 4
Periode Ketoprak Krida Madya Utama pada tahun 1927 – 1930. Ketopak ini didirikan oleh Ki Jagatrunarsa dan Ki Citra Yahman. Pada masa
ini ketoprak didirikan atas dasar keinginan masyarakat sendiri dan bukan atas perintah raja dengan pertimbangan sebagai lahan untuk mengembangkan seni ketoprak dan
sebagai profesi bagi para seniman ketoprak. Pada masa ini ketoprak sering berpindah- pindah lokasi dari daerah satu kedaerah yang lainnya, di sebabkan karena bila
didaerah satu sudah jenuh maka akan pindah ke daerah lainnya. Ketoprak ini adalah ketoprak yang keberlangsungan hidupnya bergantung pada penonton.
5 Periode Ketoprak Gardanela pada tahun 1930 – 1955
Universitas Sumatera Utara
39 Pada masa ini ketoprak mengalami banyak perubahan dan penyempurnaan.
Salah satunya yaitu gamelan pengiringya, yaitu gamelan lengkap laras pelog, selain itu juga tema cerita mengambil dari cerita babad dan sejarah yang terus ditambah.
Pakaian yang dikenakan pemain juga tidak boleh menyamai aslinya, yaitu seperti pakaian kebesaran keraton.
6 Periode Ketoprak Moderen pada tahun 1955 – 1958
Pada periode ini banyak bermunculan barbagai grup musik professional yang sering mengadakan pentas diberbagai kota, grup ketoprak ini sering disebut ketoprak
tobong, karena sering berpindah-pindah lokasi pementasan. Pada masa ini ketoprak tidak banyak mengalami perubahan, malahan yang terlihat semakin banyaknya grup-
grup kesenian ketoprak di beberapa daerah dan semuanya mempunyai penggemarnya masing-masing.
7 Periode Ketoprak Gaya Baru pada tahun 1958 – 1987
Pada periode ini grup-grup ketoprak banyak membuat suatu terobosan, dikarenakan banyak penonton yang sudah mulai merindukan hal-hal baru dari
pementasan kesenian ketoprak. Setiap pemimpin ketoprak pada masa ini saling berlomba-lomba untuk membuat inovasi, ide-ide baru agar menarik dilihat penonton.
Namun ternyata dari segi esensi kesenian ketoprak pada masa ini tidak mengalami banyak mengalami perubahan karena sebenarnya yang dilakukan pengelola hanya
pada seni panggung saja. Di Sumatera Utara ketoprak dor sekarang ini menggunakan iringan alat musik
yang berbeda dengan yang ada di Jawa, seperti yang saya lihat sendiri di lokasi yaitu ada lima jenis : jidor, kentrung, kendhang jawa, drum, dan keyboard. Jidor merupakan
suatu jenis alat musik membranophone yang kedua ujungnya di tutupi dan dilapisi
Universitas Sumatera Utara
40 dengan membran yang terbuat dari kulit sapi, suara yang dihasilkan berbunyi “dor”
jika dipukul.
Gambar 3.2.1 : Jidor Dokumentasi pribadi 03 februari 2015 Kentrung merupakan jenis alat musik yang terbuat dari bambu dengan diberi
lubang pada salah satu bagian. Alat ini diletakkan diatas Jidor. Alat ini bila dipukul dapat menghasilkan bunyi “prak”, kedua alat musik jidor dan kentung apabila
digabungkan maka suara bergantian yang keluar yaitu “prak-dor” itulah sebabnya seni pertunjukan ketoprak di Sumatera Utara di sebut ketoprak dor. di Jawa tengah alat
musik ini di sebut Tiprak.
7
.
7
Lihat Skripsi Tutiek Sugiarti, 1989:39
Universitas Sumatera Utara
41 Gambar 3.2.2: Kentrung. Dokumentasi Pribadi 3 februari 2015
Kendhang Jawa masih dipertahankan dan merupakan salah satu alat musik yang masih dipakai sampai sekarang dalam pertunjukan ketoprak dor. Sementara itu
ditahun 2000 -an ketoprak dor mulai beralih menggantikan alat musik harmonium dengan keyboard, sementara itu drum kadang-kadang di pakai dengan melihat kondisi
dan situasi dalam artian merupakan penyederhaan alat musik jika pemain musiknya lengkap ataupun tidak lengkap, dan ternyata juga drum merupakan penambahan alat
musik di ketoprak dor saat ini. perubahan yang terjadi di alat musik seperti keyboard sekarang ini dikarenakan kepraktisan kegunaan dan pemakaiannya, mengingat bahwa
harmonium pada saat sekarang ini sudah jarang dijumpai lagi dan tempat untuk memperbaikinya juga tidak ada
8
.
Gambar 3.2.3 : Kendhang Jawa. Dokumentasi Pribadi 3 februari 2015 Harmonium merupakan pengaruh alat musik dari India. Alat musik ini
kemudian banyak dipakai pada musik-musik Melayu. Pengaruh budaya India pada budaya Melayu berlangsung sejak abad ke-5 Masehi yaitu dalam hubungan dagang,
kemudian dari hubungan dagang itu menimbulkan kontak budaya yang salah satunya
8
Wawancara dengan Bapak Sudarman, 28 Juni 2015
Universitas Sumatera Utara
42 adalah terjadinya adopsi alat musik India pada musik-musik Melayu. Harmonium
yang digunakan pada pertunjukan musik dan drama Melayu kemudian dipakai pula untuk melengkapi alat musik pertunjukan kesenian ketoprak dor Tutiek Sugiarti,
1989:39.
Gambar 3.2.4 : Keyboard. Dokumentasi Pribadi 3 februari 2015
Gambar 3.2.5 : Drum. Dokumentasi Pribadi 3 februari 2015 Pengaruh budaya Melayu di kesenian ketoprak dor terlihat pada beberapa
bagian, seperti di dalam musiknya, nyanyian, pakaian atau kostum. Pengaruh tersebut dilihat dari aspek kekuasaan pribumi di Sumatera Timur pada masa itu yang di pegang
Universitas Sumatera Utara
43 oleh kepala-kepala adat setempat yang sekaligus sebagai kepala pemerintahan
Pribumi. Selain itu juga pengaruh lainnya disebabkan oleh populernya kebudayaan Melayu pada masa itu Tutiek Sugiarti, 1989:41.
Dengan berkembangnya jaman seperti sekarang ini ketoprak dor mengalami tuntutan yang disesuaikan dengan perkembangan jaman juga, walaupun cerita
ketoprak dor bukan merupakan pakem yang kaku, tetapi masih juga dan harus diperlukan inovasi agar tetap digemari oleh penonton. Pada saat sekarang ini
kesenian ketoprak dor dalam pementasannya agak lebih bebas dalam cerita, dialog dan tokoh-tokoh yang ditampilkan. Cerita atau dialog dilakukan dengan gaya bahasa
yang bebas penuh humor dan tokoh yang diperankan pun lebih bervariasi. Sebagai bagian dari kesenian rakyat, ketoprak dor memang masih perlu
inovasi-inovasi yang baru agar digemari oleh masyarakat atau penonton. Hal itu dilakukan agar bisa membangkitkan kesenian ketoprak dor untuk bisa Berjaya lagi.
3.3 Karaketristik Ketoprak Dor