Upacara Adat Perkawinan Jawa

58

BAB IV PENYAJIAN KETOPRAK DOR OLEH SANGGAR LANGEN SETIO BUDI

LESTARI PADA UPACARA ADAT PERKAWINAN JAWA DI KELURAHAN JATI MAKMUR KECAMATAN BINJAI UTARA KOTA BINJAI

4.1 Upacara Adat Perkawinan Jawa

Secara umum pengertian perkawinan adalah menyatukan dua insan manusia yang awalnya sama-sama hidup sendiri menjadi hidup berdampingan dan saling mengisi satu sama lain. Dalam hal ini masyarakat Jawa masih melakukan beberapa adapt untuk menjelang perkawinan dan bagian ini penulis akan menjelaskan tentang bagaimana tahapan-tahapandalam upacara perkawinan masyarakat Jawa yang dilaksanakan di rumah. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam perkawinan masyarakat Jawa adalah sebagai berikut: 1 Nleresel yaitu calon mempelai pria menjajaki calon mempelai wanita yang ingin diperistrinya; 2 Melamar yaitu calon mempelai pria datang kerumah calon mempelai wanita untuk menemui kedua orang tua calon mempelai wanita dan meminta anak perempuannya untuk dijadikan istri; 3Pinangan yaitu memberikan sesuatu yang menjadi tanggung jawab calon mempelai pria seperti yang telah dijanjikan oleh pihak keluarga calon mempelai pria kepada keluarga calon mempelai wanita berupa perlengkapan seperti tempat tidur, lemari dan uang untuk keperluan lainnya; 4 Kemudian calon mempelai pria memberikan suatu barang berupa pengikat kepada calon mempelai wanita sebagai tanda jadinya dan sebagai bukti si calon mempelai wanita tersebut sudah menjalin perjanjian ikatan cinta; 5 Berikutnya kedua belah pihak keluarga calon mempelai menentukan hari jadi perkawinan baik itu dari segi hari, tanggal, bulan, tahun dan jam; 6 Biasanya menjelang beberapa hari pernikahan sang calon mempelai wanita tidak diperbolehkan Universitas Sumatera Utara 59 keluar rumah dan beraktivitas dipinggit, selain itu calon mempelai wanita juga harus melakukan puasa beberapa hari menjelang perkawinan juga tidak diperbolehkan untuk mandi sesuai dengan anjuran bidang pengantin; 7 Menjelang hari perkawinan sang calon mempelai wanita melakukan luluran untuk membersihkan semua kotoran ditubuhnya; 8 Siraman yaitu mandi bunga yang dilakukan oleh orang tua calon mempelai wanita beserta keluarga kepada kedua mempelai ditempat yang berbeda, setelah selesai siraman kedua mempelai melakukan sungkem dikaki kedua orang tua calon mempelai wanita untuk memohon do’a restu agar dimudahkan dari segala urusan menjelang perkawinan nanti; 9 Ijab Qobul yaitu calon mempelai pria mengucapkan janji perkawinan dihadapan para saksi yaitu Pemuka Agama dan para wali nikah. Setelah itu mempelai pria dibawa kesuatu tempat yaitu suatu rumah yang letaknya tidak jauh dengan lokasi pesta untuk berganti pakaian begitu juga dengan mempelai wanita berhias diri secantik mungkin oleh bidang pengantin; 10 Setelah selesai berganti pakaian dan berhias mempelai pria diarak menuju rumah mempelai wanita, sesampainya dirumah mempelai wanita mereka melakukan tukar bale Geger mayang antara pihak pria kepada pihak wanita kemudian kedua mempelai melakukan lempar sirih lalu kedua mempelai memijak telur yang dibungkus di dalam plastik, kemudian kaki mempelai pria dibasuh oleh mempelai wanita dengan air bunga, dan kedua mempelai sungkem kepada orang tua kedua belah pihak untuk memohon doa restu dalam mengarungi bahtera perkawinan; 11 Kemudian kedua mempelai dibawa menuju pelaminan oleh seorang nenek tua yang sudah janda dengan kain gendongan yang diikatkan pada kedua mempelai; 12 Kemudian dilakukan Marhaban oleh ibu- ibu pengajian serta tepung tawar yang pertama sekali dilakukan oleh pihak wanita sampai selesai dan dilanjutkan oleh pihak pria sampai dengan selesai lalu diakhiri Universitas Sumatera Utara 60 dengan Do’a; 13 Ngunduh yaitu pesta yang dilakukan dirumah mempelai pria satu minggu setelah pesta di rumah mempelai wanita. Ada beberapa manfaat perkawinan menurut kepercayaan yang dianut masyarakat Jawa, yaitu: 1 perkawinan untuk memperoleh keturunan serta menjamin keturunan yang sah dan sebagai tempat berlindung dihari tua; 2 perkawinan dapat memupuk karakter, khususnya rasa social yang mendalam; 3 dengan perkawinan akan menjamin status seseorang dan terhindar dari perzinahan; 4 perkawinan merupakan tempat untuk menunjukan rasa kasih sayang, tolong menolong, kebaikan, dan saling memiliki satu dengan yang lain Thomas,1997:215. Dalam sistem perkawinan masyarakat Jawa terdapat lima jenis perkawinan yaitu: 1. Perkawinan antara perjaka dengan perawan. Perkawinan ini disebut sebagai tigas masih sucibelum pernah kawin. Pelaksanaan upacaranya yaitu memakai upacara panggih. 2. Perkawinan antara saudara misan dan menurut silsilah pengantin putri lebih tua, pelaksanaannya harus didahului dengan syarat pengantin pria mencangkul tumpeng. Dilakukan sebelum upacara panggih dengan cara berdiri menerjang lawe wenang, setelah itu baru dilaksanakan upacara panggih 3. Perkawinan antara saudara misan dan menurut silsilah pengantin pria lebih tua, pelaksanaannya mempelai putri hanya melakukan menerjang lawe wenang setelah itu baru dilaksanakan upacara panggih. 4. Perkawinan antara perjaka dengan janda tanpa anak, persyaratan yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan upacara perkawinan adalah pengantin pria menyiram Universitas Sumatera Utara 61 bugel kayu yang dibakar untuk memasak dan masih membara. Upacara ini dilakukan didepan pintu sebelum upacara panggih. 5.Perkawinan antara perawan dengan duda tanpa anak, dalam perkawinan seperti ini yang harus menyiram bugel adalah pengantin wanita dan pelaksanaannya juga dilakukan didepan pintu sebelum upacara panggih Marmien,1990:106.

4.2 Pendukung Pertunjukan Ketoprak Dor