Eksistensi Ketoprak Dor Masa Kini dan Akan Datang

76

4.5 Eksistensi Ketoprak Dor Masa Kini dan Akan Datang

Di tengah pesatnya perkembangan budaya-budaya yang saat ini masuk ke Indonesia, banyak kesenian-kesenian tradisional yang saat ini mulai terpinggirkan, salah satunya adalah ketoprak dor. Banyak penyebab yang membuat ketoprak dor pada saat ini mulai dianggap sudah ketinggalan dibandingkan dengan pertunjukan seni lainnya. Mulai banyaknya acara hiburan di televisi, ceritanya monoton, dan masih banyak hal lain yang menyebabkan mulai ditinggalkannya ketoprak dor pada masa sekarang ini. Dari hasil beberapa wawancara penulis kepada informan kunci mengatakan bahwa regenerasi pemain ketoprak dor sudah jarang sekali. Rata-rata anak dari para pemain ataupun pemuda-pemudi di sekitar sanggar kesenian ketoprak dor enggan dan malu untuk ikut serta dalam pertunjukan ketoprak dor, jika ada pun itu pun paling cuma beberapa. Merriam 1964:303 mengatakan bahwa perubahan bisa berdasar dari dalam lingkungan kebudayaan atau internal, dan perubahan bisa juga berasal dari luar kebudayaan atau eksternal. Perubahan secara internal merupakan perubahan yang timbul dari dalam dan dilakukan oleh para pelaku kebudayaan itu sendiri yang juga disebut inovasi. Di sisi lain perubahan eksternal merupakan perubahan yang timbul akibat pengaruh yang dilakukan oleh orang-orang dari luar lingkup suatu kebudayaan. Pendapat ini secara umum dapat diartikan bahwa semakin bertambahnya kebutuhan manusia maka pengaruh modernisasi juga bertambah. Ini bisa dilihat dengan bergesernya nilai-nilai budaya yang dianut, yang kemudian mengakibatkan fungsi dari ketoprak dor juga turut bergeser. Pergeseran nilai-nilai budaya ini akan tampak lebih jelas di wilayah perkotaan, hal ini Nampak dari tidak adanya lagi group ketoprak dor Universitas Sumatera Utara 77 di kota medan. Jika ada pun wilayahnya pasti lokasinya agak jauh dari kota medan seperti tanjung mulia. Tantangan-tantangan yang harus dihadapi agar kesenian ketoprak dor tetap berkembang dan lestari menurut Handung Kus Sudyarsana dalam Tutiek Sugiarti 1989:72 mengatakan bahwa untuk mengembangkan dan melestarikan kesenian ada beberapa cara yaitu: pertama, perlunya pembinaan keseluruhan unsur dari kesenian ketoprak dor baik seni ketoprak itu sendiri maupun seniman-seniman yang terlibat dalam seni pertunjukan tersebut. Pembinaan itu dimaksudkan untuk mengimbangi kemajuan teknologi yang ada. Pembinaan ini meliputi cara bermain yang professional, teknik lighting serta manajemen organisasi perkumpulan ketoprak dor yang baik dan sebagainya yang menyangkut tentang pertunjukannya. Karena kesempurnaan sebuah pertunjukan akan meninggalkan kesan yang baik bagi para penonton atau penikmatnya. Kedua, untuk mengimbangi perkembangan dan kemajuan pertunjukan atau tontonan modern lainnya diperlukan pengembangan seni ketoprak dor. Pengembangan ini meliputi upaya pembaharuan-pembaharuan terhadap seni pertunjukan ketoprak dor. Pembaharuan ini merupakan dorongan kegairahan kreativitas, sedangkan kreativitas dapat memacu lahirnya alternatif-alternatif sehingga ketoprak dor akan semakin kaya dengan gaya dan ragam, sehingga ketoprak dor luwes dalam menghadapi dan mengikuti kemajuan zaman. Apabila tidak, maka di khawatirkan akan berkurang bahkan kehilangan penggemarnya dan malah akan punah. Sebagai contoh perkembangan-perkembangan itu antara lain menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh masyarakat umum, selain itu dapat pula dengan cara memanfaatkan fasilitas-fasillitas teknologi modern misalnya televisi. Namun di samping itu dapat Universitas Sumatera Utara 78 dimaklumi juga mengingat bahwa keadaan ini tidak dapat diterapkan di Sumatera Utara sebab jenis etnisnya berbeda dengan yang ada di Jawa Tengah. Dan terakhir penulispun tidak dapat mengajukan satu prediksi yang akan terjadi pada seni pertunjukan tradisional ini di masa-masa mendatang. Barangkali jika Pembinaan dan pengembangan segera dilakukan, seni pertunjukan ketoprak dor ini tidak akan hilang dan punah. Semoga saja… Universitas Sumatera Utara 79

BAB V ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL

Pada bagian ini penulis membuat transkripsi dan menganalisis pola ritem yang paling dominan terdengar sesuai dengan pembahasan pada BAB I pada pertunjukan Ketoprak Dor yang dimainkan secara langsung pada pesta hajatan perkawinan yang ada di Jln. Gaharu, Kelurahan Jati Makmur Kecamatan Binjai Utara, Kota Binjai yang pelaksanaan pertunjukannya di laksanakan di atas panggung.

5.1 Analisis Musik

Menurut Nettl, 1964:98 ada dua pendekatan berkenaan dengan pendeskripsian musik yaitu: 1 kita dapat mendeskripsikan dan menganalisis apa yang kita dengar; 2 kita dapat menuliskan berbagai cara keatas kertas dan mendeskripsikan apa yang kita lihat. Sebelum penulis melakukan deskripsi musical, maka yang paling penting adalah adanya transkripsi. Nettl 1964:98 mengatakan bahwa transkripsi adalah proses menotasikan bunyi menjadi symbol visual. Selain tiu, transkripsi juga dikenal sebagai cara yang baik untuk mempelajari aspek-aspek mendetail dari suatu gaya musik Nettl, 1964:103 Walaupun transkripsi merupakan hal yang penting dalam penulisan ilmiah terutama dalam bidang studi Etnomusikologi, sejauh ini tidak ada satu pun metode yang dapat dijadikan dasar sebagai bahan acuan. Problem ini telah dikemukakan oleh Nettl 1964:131, bahwa sedikit sekali metode yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan setiap bagian dari musik. Masing-masing problem dari pendeskripsian musik tergantung pada karakter bunyi yang ditranskripsikan. Universitas Sumatera Utara