Upacara Selametan Upacara-upacara Tradisional dalam Lingkaran Suku Jawa

28 langkahan yaitu pengantin perempuan meminta izin kepada kakakabang yang belum menikah karena pengantin perempuan akan menikah terlebih dahulu, 8 ijab Kabul yaitu suatu acara yang mensahkan seorang pria dengan seorang perempuan sebagai suami-istri. 9 panggih yaitu suatu upacara pertemuan pengantin perempuan dengan pengantin pria melalui serangkaian ritual ataupun prosesi yang di saksikan oleh seluruh keluarga dan para undangan, 10 kirab pengantin yaitu membawa kedua pengantin atau arak-arakan menuju ruang ganti pakaian, 11 ngunduh mantu yaitu membawa pengantin perempuan ketempat kediaman pengantin pria Harpi,1988:138.

2.5.3 Upacara Selametan

Selamatan atau selametan adalah sebuah tradisi ritual yang di lakukan oleh masyarakat Jawa dengan tujuan untuk memperoleh keselamatan bagi orang yang bersangkutan. Clifford Geertz 1969: 126 antara lain menulis tentang selamatan sebagai upacara kecil di dalam sistem religius Jawa. Acara ini biasanya di hadiri oleh para tetua desa, tetangga dekat, sanak saudara, dan keluarga inti. Setelah selametan selesai, tetamu biasanya akan di bawakan aneka penganan basah nasi, lauk pauk, dan tambahan snack atau kue-kue atau makanan kering mi instan, kecap, minyak goreng, saus tomat, saus sambal yang di nama-kan besekan atau berkat. Upacara selamatan merupakan salah satu tradisi yang di anggap dapat menjauhkan diri dari mala petaka. Selametan adalah konsep universal, di mana di setiap tempat pasti ada dengan nama yang berbeda. Hal ini karena kesadaran akan diri yang lemah di hadapan kekuatan-kekuatan di luar diri manusia. Secara tradisional acara selamatan di mulai dengan doa bersama, dengan duduk bersila di atas tikar, melingkari nasi tumpeng dengan lauk pauk dan sesaji kalau ada. Sesaji yang di adakan untuk mengiringi upacara selamatan tersebut, maksud dan tujuannya adalah seperti doa. Intinya adalah bersyukur kepada Allah SwtTuhan dan semoga dengan Universitas Sumatera Utara 29 berkah-Nya, segala tugas akan di laksanakan dengan selamat, baik, benar, dan membawa kesejahteraan dan kemajuan yang lebih baik. Nasi tumpeng komplit sebenarnya mempunyai makna sebagai doa dan sesaji. Praktik upacara selametan sebagaimana yang di ungkapkan oleh Hildred Geertz pada umumnya di anut oleh kaum Islam Abangan, sedangkan bagi kaum Islam Putihan santri, praktik selametan tersebut tidak sepenuhnya dapat di terima, kecuali dengan membuang unsur-unsur syirik yang menyolok seperti sebutan dewa-dewa dan roh-roh. Karena itu, bagi kaum santri, selametan adalah upacara doa bersama dengan seorang pemimpin atau modin pemimpin agama yang kemudian di teruskan dengan makan-makan bersama sekadarnya dengan tujuan untuk mendapatkan keselamatan dan perlindungan dari Allah Yang Maha Kuasa.

2.6 Sistem Kekerabatan