MEMBACA DAN MENULIS BRAILLE

45 A B c D E f g h I J K L m N O p q r s T K L m N O p q r S T U V x Y Z W U V x Y Z W Huruf Tulis J i h G F e d c b A H e j G D i f c ~ ` T s r Q P o n m l K \ : w ] ? [ _ . W z y x v U R x + Cara menulis huruf Braille dengan reglet: 1. Masukkan kertas ke dalam lipatan reglet. 2. Tulis tusuk reglet dengan pena stylus dengan dari arah kanan ke kiri menggunakan alphabetik huruf negatif tulis. 3. Jika telah penuh, maka pindahkan reglet dengan cara: a. Buka lepas reglet b. Geserlah reglet tersebut ke bawah c. Bekas lubang paku reglet bagian bawah menjadi pedoman untuk memasukkan paku pengait reglet bagian atas, dst. 4. Untuk membaca, bukalah reglet dan balikanlah kertas hasil tulisan tersebut dan bacalah dari kiri ke kanan.

C. BINA KOMUNIKASI, PERSEPSI BUNYI DAN IRAMA

1. Pendahuluan

Komunikasi adalah pengiriman pesan atau informasi dari komunikator pengirim pesan kepada komunikan penerima pesan. Komunikasi informasi 46 dapat disampaikan menggunakan berbagai cara seperti tanda atau isarat jari, gerak-gerak tubuh, bendera, peluit, dan bunyi-bunyian termasuk menggunakan suara atau bahasa. Secara umum komunikasi dikelompokkan menjadi lambang verbal dan lambang non verbal. Agar komunikasi dapat efektif ada 4 komponen yang harus berfungsi dengan baik, yaitu : 1. Suara 2. Artikulasi 3. Kelancaran 4. Kemampuan berbahasa. Jika salah satu dari komponen tersebut tidak berfungsi dengan baik dapat menyebabkan terjadinya gangguan komunikasi Edja Saja’ah, 2005. Ada dua macam gangguan komunikasi, yaitu : a gangguan wicara atau tunawicara speech disorder, dan b gangguan bahasa language disorder. Di Indonesia gangguan komunikasi dikenal dengan istilah tunawicara. Terdiri dari tiga macam yaitu gangguan suara, gangguan artikulasi dan gangguan kelancaran bicara. Jika salah satu dari gangguan tersebut mengalami hambatan maka anak mengalami gangguan komunikasi. Gangguan wicara tercakup didalamnya, meliputi : a. Gangguan Wicara Pada Disaudia Yaitu merupakan kesulitan-kesulitan atau kesalahan dalam penempatan titik- titik artikulasi dan cara memproduksinya yang disebabkan karena adanya gangguan pendengaran tunarungu. b. Gangguan Wicara Pada Dislogia Yaitu kesulitan atau kesalahan wicara yang disebabkan kemampuan mental intelektual di bawah rata-rata tunagrahita. Anak ini mampu memproduksi simbol-simbol bunyi bahasa tetapi tidak memahami maknanya. Mereka juga kesulitan memproduksi bunyi bahasa yang memerlukan koordinasi otot yang kompleks, misalnya : konsonan pr, tr dan sebagainya. c. Gangguan Wicara Pada Disglosia Yaitu kesulitan atau kesalahan dalam memproduksi simbol-simbol bunyi bahasa yang selanjutnya dirangkaikan menjadi kata dan kalimat, disebabkan adanya kerusakan pada sistem akustik atau kesalahan bentuk organ artikulasi