96
b. Layanan Perilaku.
Layanan perilaku dikembangkan berdasarkan layanan akademik. Prinsip dasar layanan ini adalah bahwa anak tidak akan bisa belajar secara akademik
apabila anak masih melakuakn hal yang tidak kondsif terhadap belajar. Dengan kata lain anak belum siap untuk proses elajar. Layanan perilaku ini
diberlakukan ketika anak berkesulitan belajar berdampak pada perilaku- perlaku yang mengganggu belajar.
Teknik yang digunakan dalam layanan perilaku adalah:
1. Modifikasi Perilaku.
Modifikasi perilaku diterapkan melalui pemberdayaan penguatan reinforcement dalam bentuk pemberian hadiah atau hukuman reward
and punishment. Perilaku positif dikembangkan melalui pemberian hadiah, dan perilaku negative dibuat jera melalui hukuman.
2. Penerapan Sistim Kontrak.
Sistim kontrak merupakan janji yang dibuat dan ditepati. Sistim diterapkan ketika anak sulit memenuhi standard yang ditetapkan dalam
kelas itu.Terkait dengan modifikasi perilaku, sistim kontrak dibuat tertulis. Apa bila janji itu ditapati, maka anak akan diberi hadiah
reward, dan apa bila tidak ditepati anak akan mendapat hukuman. Sistim kontrak bisa diterapkan untuk menaati peraturan secara luas atau
untuk tugas-tugas tertentu untuk memperbaiki perilaku yang tidak adaptif terhadap pembelajaran.
3. Mengembangkan Pengelolaan Perilaku di Kelas
Sebuah kelas yang terdapat beberapa anak dengan gangguan perilaku akibat kesulitan belajar sering dihadapkan dengan pengelolaan kelas.
Berikut merupakan kiat yang dapat membabtu guru mengendalikan anak dengan perilaku yang mengganggu belajar:
1.Terapkan kontrakaturan yang tidak terlalu banyak dan memberatkan sehingga anak termotivasi untuk melakukannya.
97
2. Tanamkan pengertian bahwa anak di sekolah untuk belajar dengan cara menyibukkan mereka belajar
3. Sebelum belajar, tetapkan perilaku-perilaku yang harus dijalankan atau dihindari.
4. Perhatikan tanda-tanda perilaku anak yang mulai bosan, dan lakukan sesuatu yang menyibukkannya.
5. Hindari kebisingan dan keributan ketika anak-anak belajar 6. Gunakan kode-kode informatif dan jangan melalui teriak.
7. Apabila guru harus memperingatkan anak, dekatilah dia secara, kontak mata,dan sampaikan pesan dengan ungkapan yang
bermartabat. 8. Berikan kesempatan hak mereka bertanya atau menjawab secara
merata dan humanistis sehingga terkesan tidak membeda-bedakan. Adapted from Harwell, 2001
J. BINA POTENSI DAN KEBERBAKATAN
1. Pengertian
Pada perkembangan terahhir, istilah keberbakatan dikenal dengan anak yang memiliki potensi kecerdasan istimewa dan akat istimewa CIBI. Potensi
kecerdasan berkaitan dengan kemampuan intelektual, sedangkan bakat berkaitan dengan kemampuan intelektual yang disertai aspek-aspek lain. Keberbakatan erat
kaitannya dengan kemampuan kecerdasan umum. Untuk mengukur kemampuan intelektual
umum, digunakan
dua acuan
yaitu unidimensional
dan multidimensional. Dua acuan inilah yang kemudian digunakan sebagai landasan
dalam mendefinisikan keberbakatan. Definisi unidemensional mengacu pada pengertian bahwa keberbakatan
hanya diukur dari segi kemampuan intelektual saja Terman, 1992. Dengan kata lain, seorang anak dikatakan berbakat karena memiliki kemampuan intelektual
yang tinggi dilihat dari skor IQ Intelligence Quotient. Pendapat ini menentukan