Memperbaiki koordinasi gerak tubuh

62 mengatur, memilah, mengelompokkan benda-benda tertentu. Kegiatan permainan yang cocok untuk melatih koordinasi mata dengan tangan seperti menyusun puzzle, memisahkan benda-benda menurun ukuran, warna, bentuk, permainan karambol, lempar bola, bola volly, menjiplak, mencetak, memulas, membentuk, mencoreng-coreng, menulis, menggambar, menggunting, membuka dan menutup pintu, dsb. Koordinasi gerak antara mata dengan kaki dapat dilakukan lewat permainan seperti menyentuh benda dengan kaki, melangkahkan kaki ke kotak- kota warna, menendang bola kecil, menendang bola besar, meloncat, berjalan dengan berbagai rintangan, dsb. Koordinasi gerak antara mata, dengan tangan dan kaki apat dilakukan lewat permainan yang memfungsikan mata, tangan dan kaki, seperti bermain volly ball, menangkap bola, berjalan membawa kelereng di atas sendok, dsb. Melalui kegiatan permainan yang bervariasi dan menarik anak dalam melakukan latihan maka diharapkan koordinasi gerak anak yang terganggu secara bertahap dapat diperbaiki, sehingga pada akhirnya anak menjadi terbiasa melakukan gerakan yang sesuai dan tepat sasaran.

5. Bina Gerak Melalui Terapi Bermain

Terapi bermain merupakan kegiatan untuk menyalurkan emosi seperti rasa senang, rasa setuju, rasa kesal melalui bermain. Banyak jenis permainan yang dapat membantu membina kemampuan gerak anak tunadaksa, misalnya: a.Permainan gerak atau fungsi Permainan ini mengutamakan gerak yang berisi kegembiraan, misalnya tari gerak dan lagu tentang ”menanam jagung”, ”naik kereta api”, ”ular naga”, ”memetik bunga”, ”naik becak”, ”naik kereta kuda”, ”aku tukang pos”, ”tari topeng”, ”tari kuda kepang”, ”tari boneka”, ”tari lilin”, dsb. Anak-anak diminta memeragakan gerakan-gerakan sesuai dengan lagumusik yang didengarnya, dengan penuh perasaan dan kegembiraan.Tujuan permainan dengan gerakan ini memang adalah agar anak gembira, bahagia, senang melalui permainan fantasi ini. 63 b. Permainan distruktif Permainan istruktif adalah permainan untuk melampiaskan kekesalan hati, dendam, benci, dll agar menjadi puas dan senang. Di dalam permainan ini anak diminta merusak alat-alat permainannya karena seakan-akan ada rahasia di dalam permainan itu. Tujuan permainan ini agar anak menemukan kesenangan dan kepuasan. Oleh karena itu permainan iani tidak boleh berlangsung lama, dan jangan menggunakan alat permainan yang berharga. Setelah itu anak segera dialihkan kegiatan anak dengan permainan yang lain. c. Permainan konstruktif Permainan yang membangun ini misalnya dengan cara anak diminta menyusun balok-balok, batu-batu, kayu, dan papan. Tujuannya adalah menghasilkan sesuatu bentuk bangunan yang sesuai dengan fantasinya. Mereka akan bergembira dengan hasil karyanya. d. Permainan peranan Permainan peranan, misalnya anak berperan sebagai orang penting. Anak perempuan bermain dengan boneka, masak-masakan, mencuci, menyeterika, dsb. Anak laki-laki berperan sebagai bapak, guru, masinis, sopir, pilot, dokter, pemain senetron, dsb. Permainan peranan ini bertujuan anak menjadi senang dan dapat menimbulkan kepercayaan pada dirinya karena ia dapat berbuat dan meniru segala kegiatan orang-orang penting dalam kehidupan sehari-hari. e. Permainan prestasi Di dalam permainan anak berlomba menunjukkan kelebihannya, dalam kelebihan dalam kekuatan, keterampilan maupun dalam kecerdasannya. Permainan ini di samping untuk penyaluran emosi juga untuk melatih kebersamaan, persatuan, persaudaraan, keberanian, gotong royong, dsb. Model permainannya dapat diciptakan atas kreasi anak sendiri ataupun atas kreasi guru.

6. Bina Gerak melalui Terapi Fisik physio therapy