48
yang salah, e mampu membedakan ucapan yang satu dengan yang lain, serta f dapat memfungsikan alat-alat bicara yang kaku sehingga anak dapat berbicara
secara wajar baik.
4. Bina Komunikasi, Persepsi Bunyi dan Irama
Mengajar dan membina bicara yang tepat serta mengevaluasinya dengan baik merupakan suatu proses dengan urutan dari 4 tingkatan keterampilan yang
berkelanjutan Daniel Ling, dalam Edja Sadjaah, 2005, yaitu integrasi dari tingkatan pengembangan kemampuan phonologic dan phonetic anak dan
pemberian penguatan untuk produksi suara dengan pola-pola bahasa yang tepat atau benar. Keempat sasaran tingkah laku yang dimaksud adalah bagaimana
memproduksi konsonan depan dan bagaimana cara membedakan produksi suaranya sebaik mungkin serta bagaimana guru melatih pengucapan vowels yang
baik.
Tingkatan mengajar phonologic dan phonetic adalah:
a. Menyuarakan bunyi yang disukai, artinya bunyi yang ia miliki dan mampu
menyuarakannya. b.
Mulai dengan dasar-dasar pola suprasegmental, yaitu komponen bagian bahasa, bunyi bahasa yang terjadi karena getaran pita suara. Kemudian
membentuk suku kata oleh tekanan subglottal bagian celah suara, terjadinya penyesuaian larink dan oleh kerjanya pantulan sistim suara vocal tract dan
duration, yaitu terjadinya keharmonisan antara suara, intonasi, tekanan, irama. c.
Mengenalkan semua bunyi diftong bunyi rangkap, seperti bunyi au dalam kata baur, harimau, kacau balau, dsb. Juga mengenalkan semua vokal dengan
pengaturan bunyi voice control. Misal pengucapan au dalam kata harimau akan dikenal apabila diucapkan pelan-pelan dan sebaliknya apabila diucapkan
cepat maka posisi lidah akan bisa berubah sehingga pendengar merasakan adanya penyimpangan suara. Dalam pengucapan bunyi rangkap tadi, tekanan
posisi lidah harus sesuai dengan sasaran. d.
Pengembangan sesegera mungkin kegiatan latihan vokal. Bunyi vokal diucapkan apabila kesesuaian bunyi sudah di seleksi atau disaring oleh sistem