Membina rasa ke-Tuhan-an dan budi pekerti

68 Bimbingan budi pekerti ini dapat dilaksanakan secara perseorangan maupun kelompok, di dalam maupun di luar ruangan. Dapat terpisah maupun terintegrasi dengan bidang studi yang ada di sekolah seperti PPKN, IPS, Bahasa Indonesia, dll. Diantara bentuk bimbingan budi pekerti adalah: a. Menanamkan sikap sopan santun b. Menganjurkan berpakaian rapi dan bersih c. Petunjuk menghindari perkelaian d. Menanamkan sikap patuh pada tata tertip keluarga, sekolah danatau asrama e. Menanamkan sikap untuk tidak melangggar nilai dan norma seperti mengambil milik orang lain, merusak milik orang lain, mengganggu orang lain f. Memperbanyak mengkaitkan materi pelajaran dengan nilai keagamaan g. Bimbingan waktu luang, kegiatan kepramukaan, dll h. Latihan kegiatan bakti sosial.

b. Membina konsep diri dan pengenalan diri

Anak tunalaras hidup dalam lingkungan sosial, ia berkomunikasi dengan lingkungan sosialnya. Proses komunikasi dengan lingkungan ini dapat membuat anak tunalaras memahami dirinya dan dapat memiliki konsep diri. Konsep diri merupakan semua ide, pemikiran dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Konsep diri dan pemahaman diri sangat diwarnai oleh hasil dari komunikasi sosial, sehingga pada diri anak dapat timbul penilaian atas dirinya. Baik penilaian diri sebagai subyek maupun dirinya sebagai obyek. Untuk dapat mendudukkan diri sebagai subyek dan diri sebagai obyek biasanya bertolak dari persepsi diri terhadap 1 kondisi fisik diri, 2 kondisi psikhis diri, dan 3 kondisi sosial diri.

c. Membina emosiperasaan dan sikap sosial

69 Dampak dari kehidupan bersama, munsulnya perasaan sosial bagi setiap anggota masyarakat. Perasaan sosial akan mempengaruhi sikap sosial seseorang. Perasaan sosial yang altrimistis, egoistis maupun individualistis sama-sama tidak baik pengaruhnya terhadap pembentukan sikap sosial. Adanya sikap sosial yang apati dan antipati juga tidak menguntungkan bagi perkembangan kepribadian seseorang. Kepada anak-anak tunalaras perlu dibina perasaan sosial dan sikap sosial yang positif. Paling tidak ada dua aspek yang perlu ditanamkan kepada mereka, yaitu 1 kemampuan mengadakan relasi sosial seperti a kemampuan bergaul, b bekerjasama dengan orang lain dan c dimilikinya peran sosial yang sesuai dan jelas, d kemampuan mengadakan penyesuaian sosial. Serta 2 Kemampuan mengadakan integrasi sosial. Bentuk kegiatan dalam rangka membina perasaan sosial dan sikap sosial anak tunalaras dapat bervariasi, tergantung pada kemampuan provider, misalnya: 1 Pelibatan dan berbagai kegiatan bersama 2 Tunjukkan contoh orang-orang yang mengabaikan kerjasama, seperti terisolir, picik pengalaman, tidak mampu berprestasi, dsb. 3 Berikan contoh manfaat hidup bersama, bantu membantu, gotong royong, ramah, simpatik, mudah, ringan, dsb. 4 Hindarkan anak dari kegiatan yang dapat menimbulkan konflik peran 5 Berikan peran yang jelas masing-masing anak, dsb. Hasil akhir dari pembinaan perasaan sosial dan sikap sosial adalah anak dapat bergaul dan bekerjasama dengan orang lain dalam kelompok, tahu akan perannya dan dapat menyesuaikan diri dengan peran tersebut. Dapat memahami tugas dan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, dapat memahami batas-batas dari perilakunya, dapat menyesuaikan dengan lingkungan sosial, etika pergaulan, agama dan tidak memisahkan diri, tidak rendah diri dan tidak berlebihan serta mampu bergaul secara wajar dengan lingkungannya.

d. Membina kehendak