Pengertian Autisme BINA KOMUNIKASI DAN INTERAKSI SOSIAL AUTISME

86 1. Ketidakseimbangan dalam interaksi sosial 2. Ketidakseimbangan bahasa komunikasi sosial 3. Ketidakseimbangan fleksibilitas pikiran imajinasi 4. Ketidakseimbangan proses sensori kemampuan motorik

2. Karakteristik Autisme

Menurut Holmes 1998 karakteristik pada gangguan autisme meliputi interaksi sosial, komunikasi, pola bermain, gangguan sensoris, perkembangan lambat atau tidak normal, dan penampakan gejala. Beberapa gambaran karakteristik dalam autisme: a. Interaksi sosial:Tidak tertarik untuk bermain bersama teman, lebih suka menyendiri, tidak ada atau sedikit kontak mata, senang menarik tangan orang lain untuk melakukan apa yang diinginkannya b. Komunikasi: Perkembangan bahasa lambat, anak tampak seperti tuli, kadang kata-kata yang digunakan tidak sesuai artinya, mengoceh tanpa arti berulang-ulang, bicara tidak dipakai untuk alat berkomunikasi, senang meniru, bila senang meniru, dapat hafal betul kata-kata, sebagian dari anak ini tidak berbicara non verbal atau sedikit bicara sampai usia dewasa c. Pola Bermain: Tidak bermain seperti anak-anak, senang akan benda-benda yang berputar, tidak bermain sesuai fungsi mainan, tidak kreatif, tidak imajinatif, dapat sangat lekat dengan benda- benda tertentu d. Gangguan Sensoris: sangat sensistif terhadap sentuhan, bila mendengar suara keras langsung menutup telinga, senang mencium-cium, tidak sensitif terhadap rasa sakit dan rasa takut e. Perkembangan Lambat atau tidak normal: Perkembangan tidak sesuai seperti pada anak normal, khususnya dalam ketrampilan sosial, komunikasi dan kognisi , serta dapat pula mempunyai 87 perkembangan yang normal pada awalnya, kemudian menurun atau bahkan sirna, misalnya pernah dapat bicara kemudian hilang f. Penampakan gejala: Gejala dapat mulai tampak sejak lahir atau saat masih kecil. Biasanya sebelum usia 3 tahun gejala sudah ada. Pada beberapa anak sekitar umur 5 – 6 tahun gejala tampak agak berkurang Karakteristik lain pada anak dengan autism adalah berkaitan dengan perilaku yang tidak wajar dan emosi yang berlebihan. Perilaku pada anak dengan autisme yang biasa tampak seperti, memperlihatkan perilaku stimulasi diri, tidak suka pada perubahan, dapat pula duduk bengong dengan tatapan kosong. Sedangkan emosi yang berlebihan misalnya, sering marah-marah, temper tantrum mengamuk tak terkendali jika dilarang, kadang suka menyerang, kadang anak berperilaku yang menyakiti dirinya, tidak mempunyai empati Karakteristik dan gambaran diatas tidak harus semua ada pada anak, dan gambaran karakteristik dapat beraneka ragam. Perbandingan laki-laki dengan perempuan pada autisme adalah sekitar 4:1, serta mereka terdapat pada semua lapisan masyarakat, etnikras, tingkat sosio-ekonomi serta geografi. Holmes, 1998.

3. Penanganan Anak Autis

Penanganan diawali dengan deteksi dini pada anak-anak yang mempunyai karakteristik autisme. Deteksi dini dapat dilakukan oleh orangtua, dokter anakkeluarga ataupun guru. Jika seorang anak memperlihatkan beberapa karakteristik autisme, maka harus segera dilakukan pengkajian. Pengkajian ini harus selengkap mungkin untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai tingkat keparahan serta keunggulan anak child deficits and strengths. Idealnya pengkajian dilakukan dengan seksama dengan mengikutsertakan informasi dan kerjasama dari berbagai pihak, seperti, orangtua, guru, pengasuh, dan keluarga lainnya Baron-Cohen, 1996. Hasil pengkajian dapat dapat menjadi dasar dalam penegakan