Metode Bina Bicara BINA KOMUNIKASI, PERSEPSI BUNYI DAN IRAMA
50
yang panjang “berrrr” dengan bibir, membentuk bunyi “mmmmm”, membentuk bunyi-bunyi vokal, membentuk bunyi “papapapa” dsb.
b. Latihan gerak rahang: membuka dan menutup mulut, rahang digerakkan ke
kiri dan ke kanan, emnguap, dengan mulut terbuka dan tertutup, mengunyah dengan mulut tertutup. Tujuannya agar otot-otot rahang menjaadi kaku.
c. Latihan gerak lidah: mulut terbuka, lidah ke luar masuk mulut, menjilat bibir
atas dan bibir bawah, ujung lidah ditekan pada gigi atas dan gigi bawah, lidah dilingkar-lingkarkan, dsb.
d. Latihan langit-langit lembut velum menguap dengan mulut terbuka, meniup
dengan kuat, dsb. Di samping latihan penguatan otot-otot alat bicara, juga latihan pernafasan.
Adapun latihannya adalah: a.
Latihan menghemat nafas. Meniup lilin atau bola pingpong sampai
benda-benda itu bergerak-gerak sehingga nafas dirasakan oleh anak, kemudian anak menarik nafas klewat hidung dan mengeluarkan nafas
lewat meniup. Anak mengucapkan “papapapa” atau “mamamama”, dsb dengan tidak memutuskan nafas.
b. Metode babling. Anak dibina mulai dari kata yang diucapkan dan
menekankan latihan ucapan suku kata, irama suara dan latihan kontrol suara. Di samping itu juga latihan kata-kata secara berulang.
Misalnya: 1 Latihan pengucapan suku kata tunggal dalam kelompok fonem: a-da, a-pi, i-kan,
2 Latihan pengucapan dua buah suku kata dengan penekanan pada pengucapan suku kata ke dua: a-ku, a-ki, i-bu, a-bu,
dsb. 3 Latihan pengucapan dua dua buah suku kata diawali huruf
konsonan: pa-ku, pa-pi-pa c.
Metode akustik. Metode ini menekankan pengembangan kesensitifan
pendengaran untuk keperluan proses bicara. Jadi latihannya dibantu
51
menggunakan alat-alat elektronik seperti radia atau salah satu alat musik. Cara latihannya dapat dengan passive education, ataupun active education.
d. Metode konsentrik. Metode ini menekankan pengembangan biacara anak
dengan urutan fonem a, b, c, d, dst yang pada dasarnya dilandasi pemikiran yang berorientasi pada anak normal. Tehnik latihannya:
1 Latihan persiapan dengan imitasi peniruan, latihan bernafas dan
latihan pengucapan bunyi serta artikulasi. 2
Latihan produksi suarabunyi-bunyian bahasa 3
Penyempurnaan latihan ucapan dan mengoreksi kata-kata yang dianggap belum dikuasai.
e. Metode TVA taktil, visual, auditori
Metode ini menekankan pendekatan multisensori. Teknik pelaksanaannya menggunakan seluruh sensori penglihatan, pendengaran, rasa, raba, dsb.
Anak-anak dibina di ruang khusus bina bicara, menggunakan bermacam- macam alat bantu atau alat peraga untuk membantu anak mengenal dan
memproduksi bunyi-bunyi bahasa.