Membina kehendak Bina pribadi dan Sosial

70 Kehenak adalah dorongankekuatan dari dalam untuk berbuat guna mencapai sesuatu yang dikehendaki dan menghidari sesuatu yang tidak dikehendaki. Ada bermacam-macam kehendak antara lain reflek, automatisme, kebiasaan, nafsu, hasrat kecenderungan dan hawa nafsu. Kehendak yang berhubungan dengan jasmani biasa disebutu kehendak saja, sedang yang berhubungan dengan kerokhanian disebut kemauan. 1 Membina kebiasaan Pada mulanya suatu proses mengerjakan sesuatu dengan menggunakan fikiran, namun pengulangan secara rutin atas jenis pekerjaan tertentu menjadikan suatu kebiasaan. Kebiasaan yang sudah berlangsung lama dapat mewarnai kepribadian seseorang. Bertolak dari hal tersebut, anak tunalaras perlu dilatih segala aktivitas yang positif dan konstruktif agar apabila anak sanggup mengerjakannya berulang-ulang dapat membentuk kepribadian yang baik. Misalnya kebiasaan hidup tetip, aktif beraktivitas, hidup bersih, hidup sehat, rajin belajar, dsb. 2 Membina nafsu Nafsu merupakan dorongan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Nafsu ada beberapa manifestasi dalam tingkahlaku. Ada nafsu amarah penggerak, nafsu musawwilah penipu diri, nafsu lawwamah penimbang, nafsu muthmainnah ketenangankesadaran. Untuk dapat membina bermacam-macam nafsu tersebut melalui cara penanaman nilai dan norma ke-Tuhan-an yang tercakup dalam pendidikan keimanan. Artinya dengan memahami nilai dan norma agama, maka nafsu yang cenderung mendorong orang berbuat negatif dan jahat dapat dicegah dan melahirkan nafsu muthmainnah. 3 Membina kecenderungankegemaranhobby Kecenderungankegemaranhobby adalah suatu dorongan yang datangnya relatif selalu timbul. Misalnya anak tunalaras yang suka mengganggu orang lain jenis yang berjalan sendirian. Dorongan ini apabila tidak dibina maka ini dapat menjadi tujuan dari kompensasi kondisi kelainan emosinya. Cara 71 membina Kecenderungankegemaranhobby antara lain dengan cara mengarahkan pada aktivitas yang positif dan tidak bertentangan dengan nilai dan norma di masyarakat. Membina kemauan Kemauan merupakan tenaga jiwa yang memberi ketetapan untuk menepati atau melaksanakan keputusan bathin. Biasanya timbulnya kemauan selalu melalui tahapan timbulnya motif, perjuangan motif, terjadinya keputusan hasil perjuangan motif dan lahirlah kemauan. Apabila kemauan itu kuat maka orang yang bersangkutan akan bertanggung jawab, disiplin, menepati janji. Sedangkan bila kemauan itu lemah maka yang bersangkutan kurang bertanggung jawab, melanggar janji dan mudah terpengaruh. Membina kemauan anak tunalaras adalah melalui menyalurkan kemauan itu ke kegiatan yang positif, berikan hadian dan hukuman yang sesuai, biasakan berbuat baik guna membentuk kata hatinya. Kemauan pada heakekatnya dapat dididik, oleh karena itu ada seloka sbb: 1 Keputusan bathin akan dapat disepakati, kalau kemauan kuat. 2 Kemauan dapat kuat, kalau motif kuat, 3 Motif dapat kuat kalau berdfasar keyakinan.

G. MODIFIKASI PERILAKU 1.

Latar Belakang Modifikasi perilaku adalah merupakan salah satu pendekatan atau cara yang dapat digunakan untuk membantu mengatasi kebiasaan ‘buruk’ anak dalam belajar. Modifikasi perilaku secara umum dapat diartikan sebagai upaya yang dapat dilakukan untuk mengubah perilaku. Secara teoritik modifikasi perilaku adalah usaha mengubah perilaku dan emosi manusia dengan cara menguntungkan berdasarkan hukum-hukum teori modern proses belajar. Berdasarkan batasan singkat tersebut maka modifikasi perilaku bertujuan untuk mengatasi dua hal, 1 mendukung dan mempromosikan perilaku-perilaku 72 anak yang diterima oleh lingkungan, dan 2 menekan perilaku yang tidak diterima oleh lingkungan. Dalam lingkungan pendidikan, pengertian perilaku yang diterima oleh lingkungan, dapat dianalogkan dengan perilaku belajar. Anak sekolah mestinya terbiasa belajar dengan baik. Terbiasa belajar dengan baik adalah perilaku yang diterima oleh lingkungan. Dengan modifikasi perilaku, maka perilaku belajar tersebut diberikan penguatan, dukungan dan dipromosikan. Sebaliknya ada anak sekolah yang tidak mau belajar. Tidak mau belajar adalah perilaku yang tidak diterima lingkungan karena akan merugikan diri sendiri maupun lingkungan. Dengan modifikasi perilaku maka kebiasaan ‘tidak mau belajar’ ditekan sehingga berubah menjadi ‘mau belajar’. 5 Hakekat Modifikasi Perilaku Banyak definisi yang dikemukakan oleh para ahli tentang modifikasi perilaku. Beberapa diantaranya akan dikutipkan dalam uraian berikut. Powers Osborn 1976, antara lain menyebutkan bahwa modifikasi perilaku merupakan penggunaan secara sistematis teknik kondisioning pada manusia untuk menghasilkan perubahan frekuensi perilaku sosial tertentu atau tindakan mengontrol lingkungan perilaku tersebut. Sejalan dengan pendapat tersebut, Wolpe 1973 sebagaimana dikutip oleh Purwanto 2005, mendefinisikan modifikasi perilaku sebagai penerapan prinsip-prinsip belajar yang telah teruji secara eksperimental untuk mengubah perilaku yang tidak adaptif, kebiasaan- kebiasaan yang tidak adaptif dilemahkan dan dihilangkan, perilaku adaptif ditimbulkan dan dikukuhkan. Ada dua prinsip yang perlu mendapatkan perhatian dari batasan modifikasi perilaku, yaitu 1 penerapan prinsip-prinsip belajar, dan 2 teknik mengubah perilaku menggunakan prinsip belajar. Dengan kedua prinsip tersebut maka modifikasi perilaku berbeda dengan pengubahan perilaku yang mendasarkan pada teknik medis – biologis dan psikodinamika. Pada teknik medis-biologis yang dilihat adalah efek medik setelah orang diberikan perlakuan, misalnya obat, pembedahan dsb. Jadi bukan efek dari penerapan prinsip-prinsip perilaku dalam