87
perkembangan yang normal pada awalnya, kemudian menurun atau bahkan sirna, misalnya pernah dapat bicara kemudian hilang
f. Penampakan gejala: Gejala dapat mulai tampak sejak lahir atau
saat masih kecil. Biasanya sebelum usia 3 tahun gejala sudah ada. Pada beberapa anak sekitar umur 5 – 6 tahun gejala tampak agak
berkurang Karakteristik lain pada anak dengan autism adalah berkaitan dengan
perilaku yang tidak wajar dan emosi yang berlebihan. Perilaku pada anak dengan autisme yang biasa tampak seperti, memperlihatkan perilaku
stimulasi diri, tidak suka pada perubahan, dapat pula duduk bengong dengan tatapan kosong. Sedangkan emosi yang berlebihan misalnya, sering
marah-marah, temper tantrum mengamuk tak terkendali jika dilarang, kadang suka menyerang, kadang anak berperilaku yang menyakiti dirinya,
tidak mempunyai empati Karakteristik dan gambaran diatas tidak harus semua ada pada anak, dan
gambaran karakteristik dapat beraneka ragam. Perbandingan laki-laki dengan perempuan pada autisme adalah sekitar 4:1, serta mereka terdapat
pada semua lapisan masyarakat, etnikras, tingkat sosio-ekonomi serta geografi. Holmes, 1998.
3. Penanganan Anak Autis
Penanganan diawali dengan deteksi dini pada anak-anak yang mempunyai karakteristik autisme. Deteksi dini dapat dilakukan oleh orangtua, dokter
anakkeluarga ataupun guru. Jika seorang anak memperlihatkan beberapa karakteristik autisme, maka harus segera dilakukan pengkajian.
Pengkajian ini harus selengkap mungkin untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai tingkat keparahan serta keunggulan anak child
deficits and strengths. Idealnya pengkajian dilakukan dengan seksama dengan mengikutsertakan informasi dan kerjasama dari berbagai pihak,
seperti, orangtua, guru, pengasuh, dan keluarga lainnya Baron-Cohen, 1996. Hasil pengkajian dapat dapat menjadi dasar dalam penegakan
88
diagnosis dan rencana penanganan anak dengan auitisme, termasuk jenis terapi dan model layanan pendidikannya. Adapun alur penanganan awal
nya adalah : 1.
Asesmen 2.
Pembuatan profil 3.
Langkah-langkah bantuan untuk menentukan tujuan Goal setting dan membuat rekomendasi
4. Pembuatan Rencana Pembelajaran Individual PPI
4. Model Layanan Anak Autis
a. Program Intervensi Dini
Ada 3 pendekatan intervensi dini bagi anak autis 1. Dicrete Trial Training dari Lovaas. Pendekatan ini mendasarkan pada
Aplied Behavior Analysis ABA yang menekankan pada prinsip antisiden, perilaku dan konsekuensi. Langkah intervensi ditempuh
melalui 4 tahap 1. Stimulasi dari guru agar anak member respon
2. Respon anak 3. Konsekuensi
4. Berhenti sejenak, lalu dilanjutkan dengan stimulsi lain. 2. Intervensi LEAP Learning Experience and Alternative Program for
Preschoolers and Parents. Pendekatan ini menekankan fasilitasi pada anak untuk mengatasi kesulitan berinteraksi dengan dunia selain dirinya
melalui teknik reinforcement dan control stimulus. 3. Floor Time. Pendekatan ini menekankan penggabungan peran kognitif
melalui emosi dan interaksi menjadi dasar perkembangan anak untuk menapaki perkembangan selanjutnya. Proses pembelajaran dilakukan
dengan cara penenanangan emosi untuk bisa memproses informasi dari lingkungan, berkomunikasi, memunculkan gagaan, dan mengaitkan
gagasan satu dengan gagasan lain.