Bina Gerak Melalui Terapi Bermain

63 b. Permainan distruktif Permainan istruktif adalah permainan untuk melampiaskan kekesalan hati, dendam, benci, dll agar menjadi puas dan senang. Di dalam permainan ini anak diminta merusak alat-alat permainannya karena seakan-akan ada rahasia di dalam permainan itu. Tujuan permainan ini agar anak menemukan kesenangan dan kepuasan. Oleh karena itu permainan iani tidak boleh berlangsung lama, dan jangan menggunakan alat permainan yang berharga. Setelah itu anak segera dialihkan kegiatan anak dengan permainan yang lain. c. Permainan konstruktif Permainan yang membangun ini misalnya dengan cara anak diminta menyusun balok-balok, batu-batu, kayu, dan papan. Tujuannya adalah menghasilkan sesuatu bentuk bangunan yang sesuai dengan fantasinya. Mereka akan bergembira dengan hasil karyanya. d. Permainan peranan Permainan peranan, misalnya anak berperan sebagai orang penting. Anak perempuan bermain dengan boneka, masak-masakan, mencuci, menyeterika, dsb. Anak laki-laki berperan sebagai bapak, guru, masinis, sopir, pilot, dokter, pemain senetron, dsb. Permainan peranan ini bertujuan anak menjadi senang dan dapat menimbulkan kepercayaan pada dirinya karena ia dapat berbuat dan meniru segala kegiatan orang-orang penting dalam kehidupan sehari-hari. e. Permainan prestasi Di dalam permainan anak berlomba menunjukkan kelebihannya, dalam kelebihan dalam kekuatan, keterampilan maupun dalam kecerdasannya. Permainan ini di samping untuk penyaluran emosi juga untuk melatih kebersamaan, persatuan, persaudaraan, keberanian, gotong royong, dsb. Model permainannya dapat diciptakan atas kreasi anak sendiri ataupun atas kreasi guru.

6. Bina Gerak melalui Terapi Fisik physio therapy

64 Terapi fisik atau physio therapy merupakan seni dan ilmu pengobatan dengan menggunakan tenaga dan daya alam, seperti air panas, dingin, kandungan kimia, listrik, sinar, pemijatan, gerakangosokan, dsb. Para guru dapat melatih kemampuan gerak anak dengan mengajak mereka melakukan kegiatan-kegiatan yang bermakna terapeutik yang terkandung dalam cakupan terapi fisik. Misalnya: a. Mendorong gerobak yang dapat dimuati berbagai macam pemberat. Muatan dapat ditambah dan dikurangi sesuai kebutuhan dan kemampuan kekuatan otot anak. b. Menarik tambang atau katrol yang diberi berbagai pemberat. Latihan dilakukan dalam bentuk kompetisi untuk menambah semangat c. Melempar atau menangkap bola dari berbagai ukuran, dari yang kecil sampai yang besar dan lain-lain.

7. Bina Gerak melalui Terapi Psikis

Dampak kecacatan organ gerak agak dominan pada aspek psikis seperti tidak bersyukur, was-was menatap masa depan, malu, ragu, tidak pecaya diri, dsb. Terapi psikis diarahkan untuk mengurangi dampak negatif tersebut, sehingga anak merasa senang, mau menerima kecacatannya, mau bersyukur, berfikir realistis, dsb. Banyak bentuk terapi psikis yang membantu kemampuan gerak, misalnya: a. Bina gerak melalui penyaluran bakat, minat, hobi: 1 Anak berbakat menggambar disalurkan lewat melukis, membuat poster, merancang dekorasi, mendesain ornamen atau membuat ilustrasi. 2 Anak yang berbakat memahat disalurkan melalui kerajinan memahat, mengukir, dan sebagainya. b. Bina gerak melalui sugesti yang berbentuk ceramah: Misalnya melalui kegiatan dramasosiodrama dan simulasi.

8. Bina Gerak melalui Terapi Okupasi

Sesuai dengan problema yang dialami anak dengan gangguan fisik ada pada aspek motorik, sensorik, kognitif, intrapersonal, interpersonal, perawatan