0355. 0299. Konteks Tuturan: 035. Konteks Tuturan:

cxcvii dengan tuturan tidak langsung, yaitu “Keberatan nggak kalau besok nemani aku?” . Pada tuturan 153 penutur bermaksud menyuruh untuk memberikan contoh dengan tuturan tidak langsung, yaitu “Bisa tidak kelompok Anda memberikan contoh nyatanya?” . Maksud yang disampaikan penutur pada tuturan-tuturan tersebut tidak secara eksplisit ada dalam tuturan. Hal ini dimaksudkan agar tidak mengancam muka mitra tuturnya sehingga mitra tutur akan merespons dengan baik. Berbeda kalau dituturkan secara langsung, misalnya “Ambilkan buku di sana” , “Temani aku besok”, “Berikan contohnya” , kemungkinan akan mengancam muka mitra tuturnya. Dengan demikian, strategi bertutur secara tidak langsung dapat menciptakan komunikasi yang santun. 9 Gunakan Pagar Hedges Menggunakan pagar pada saat mengungkapkan maksud juga merupakan salah satu strategi untuk menciptakan komunikasi yang santun. Dengan menggunakan bentuk tuturan berpagar, kelangsungan maksud si penutur akan dapat dikurangi sehingga terasa lebih santun dibandingkan dengan pengungkapan secara langsung. Perhatikan beberapa contoh tuturan direktif berikut yang mana si penutur mengungkapkan maksudnya kepada mitra tutur dengan menggunakan bentuk berpagar. 154 “Sejak tadi saya bertanya-tanya dalam hati, apakah Ibu mau membantu kami?”

S, 0355.

cxcviii Konteks Tuturan: Tuturan dituturkan oleh siswa kepada gurunya pada saat siswa dan beberapa temannya membutuhkan bantuan dari gurunya. Tuturan tersebut dimaksudkan untuk memohon bantuan yang dituturkan secara halus. 155 “ Pak, yang itu tadi penjelasannya bagaimana? Saya lupa tidak mencatatnya.”

S, 0299. Konteks Tuturan:

Tuturan dituturkan oleh siswa kepada pak guru yang sedang menjelaskan materi pelajaran di depan kelas. Tuturan tersebut dimaksudkan untuk memohon penjelasan dengan tuturan samar atau berpagar. 156 “ Saya mempunyai beberapa karya puisi Bu, tetapi saya belum PD percaya diri untuk mengirim ke majalah atau surat kabar.”

S, 035. Konteks Tuturan:

Tuturan dituturkan oleh siswa kepada gurunya pada saat pelajaran Bahasa Indonesia. Tuturan tersebut dituturkan dengan maksud meminta pendapat guru tentang keadaan dirinya dengan tuturan samar atau berpagar. Contoh data tuturan di atas, yaitu tuturan 154—156 memperlihatkan si penutur mengungkapkan maksudnya dengan tuturan berpagar. Pada tuturan 154 penutur bermaksud minta bantuan dengan tuturan berpagar, yaitu “Sejak tadi saya bertanya-tanya dalam hati, apakah Ibu mau membantu kami?” Pada tuturan 155 penutur bermaksud minta penjelasan dengan tuturan berpagar, yaitu “ Pak, yang itu tadi penjelasannya bagaimana? Saya belum jelas Pak.” Pada tuturan 153 penutur bermaksud minta saran dengan tuturan berpagar, yaitu “ Saya mempunyai beberapa karya puisi Bu, tetapi saya belum PD percaya diri untuk mengirim ke majalah atau surat kabar.” cxcix Strategi dengan tuturan bentuk berpagar tersebut juga sangat tepat untuk menghindari perintah secara langsung, yang umumnya kurang santun. Hal ini terkait dengan maksud agar tuturannya tidak mengancam muka mitra tuturnya sehingga mitra tutur akan merespons dengan baik. 10 Bersikap Pesimistis Bersikap pesimistis pada saat mengungkapkan maksud juga merupakan salah satu strategi untuk menciptakan komunikasi yang santun. Perhatikan beberapa contoh tuturan direktif berikut yang mana si penutur mengungkapkan maksudnya kepada mitra tutur dengan bersikap pesimistis. 157 “ Aku sebenarnya mau minta nomor HPnya, tetapi kayaknya dia tidak mau ngasih.”

S, 0352. Konteks Tuturan:

Dokumen yang terkait

Tindak Tutur Direktif dalam “Pengembara Makrifat” Karya Zubair Tinajauan Pragmatik

0 7 10

Skala Kesantunan Bentuk Tuturan Direktif Berdasarkan Persepsi Siswa di SMAN 1 Surakarta

0 5 16

KESANTUNAN DIREKTIF TUTURAN GURU UNTUK MEMOTIVASI SISWA DALAM AMANAT PEMBINA UPACARA DI SMP N 1 Kesantunan Direktif Tuturan Guru Untuk Memotivasi Siswa Dalam Amanat Pembina Upacara Di Smp N 1 Karangdowo.

0 2 21

KESANTUNAN DIREKTIF TUTURAN GURU UNTUK MEMOTIVASI SISWA DALAM AMANAT PEMBINA UPACARA DI SMP N 1 Kesantunan Direktif Tuturan Guru Untuk Memotivasi Siswa Dalam Amanat Pembina Upacara Di Smp N 1 Karangdowo.

0 3 15

BENTUK DAN STRATEGI KESANTUNAN DIREKTIF MENASIHATI SISWA DALAM BIMBINGAN KONSELING DI SMP MUHAMMADIYAH Bentuk Dan Strategi Kesantunan Direktif Menasihati Siswa Dalam Bimbingan Konseling Di Smp Muhammadiyah Program Khusus Surakarta Dan Implementasinya Seb

0 2 19

BENTUK DAN STRATEGI KESANTUNAN DIREKTIF MENASIHATI SISWA DALAM BIMBINGAN KONSELING DI SMP MUHAMMADIYAH Bentuk Dan Strategi Kesantunan Direktif Menasihati Siswa Dalam Bimbingan Konseling Di Smp Muhammadiyah Program Khusus Surakarta Dan Implementasinya Seb

0 4 18

KESANTUNAN TINDAK DIREKTIF PADA TUTURAN ANAK Kesantunan Tindak Direktif Pada Tuturan Anak Dan Orang Tua Di Desa Ngrancang, Ngawi.

0 2 14

PENDAHULUAN Kesantunan Tindak Direktif Pada Tuturan Anak Dan Orang Tua Di Desa Ngrancang, Ngawi.

0 2 5

KESANTUNAN TINDAK DIREKTIF PADA TUTURAN ANAK DAN ORANG TUA DI DESA NGRANCANG, NGAWI Kesantunan Tindak Direktif Pada Tuturan Anak Dan Orang Tua Di Desa Ngrancang, Ngawi.

0 3 23

STRATEGI KESANTUNAN POSITIF DAN NEGATIF DALAM BENTUK TUTURAN DIREKTIF DI LINGKUNGAN STKIP MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG

0 0 12