cciv
Konteks Tuturan: Tuturan dituturkan oleh siswa kepada siswa lain pada saat
kegiatan diskusi di kelas.
Ketiga tuturan di atas memiliki kadar kesantunan tinggi karena penutur menggunakan ungkapan
maaf
kepada mitra tutur. Berbeda kalau tuturan di atas tanpa menggunakan kata maaf, akan tampak tidak santun di
telinga mitra tutur. 166a
“Pak, tugas saya masih ada yang kurang.”
167a
“Tadi malam aku nggak sempat membalas SMSmu, biasa pulsaku habis.”
168a
” Pendapat kalian kurang tepat. Kalau menurut saya ….”
14 Menggunakan Bentuk Plural
Salah satu strategi untuk menciptakan komunikasi yang santun dalam kegiatan berkomunikasi, yaitu dengan menggunakan bentuk plural ketika
mengungkapkan maksudnya. Di bawah ini contoh tuturan direktif yang mana si penutur menggunakan bentuk plural pada saat bertutur.
169
“ Tenang saja, kita hadapi bareng-bareng”
S, 0232.
Konteks Tuturan: Tuturan dituturkan oleh siswa kepada siswa lain pada saat istirahat
di luar kelas sambil mengobrol membahas sesuatu yang serius. Tuturan tersebut dituturkan dengan nada hati-hati.
170
“Yang lalu biarlah berlalu, kita santai aja nikmati hidup”
S, 0213
Konteks Tuturan:
Tuturan dituturkan oleh siswa kepada siswa lain pada saat istirahat di luar kelas sambil mengobrol.
ccv
171
“Tolong Bapak membantu kami ya Please Pak….”
S, 0171.
Konteks Tuturan: Tuturan dituturkan oleh siswa putri kepada pak guru pada saat
berbincang-bincang dengan guru tersebut. Tuturan tersebut dituturkan dengan nada merayu.
Pada contoh data tuturan di atas, penutur menggunakan bentuk plural, yaitu dengan pronomina
kita
pada tuturan 169, 170, dan pronomina
kami
pada tuturan 171. Dengan bentuk plural tersebut, akan menghindarkan bentuk tuturan yang terkesan egois. Strategi bertutur
bentuk plural tersebut dapat menunjukkan rasa kebersamaan antarpenutur sehingga tetap terjalin komunikasi yang baik.
Selain itu, ada lima strategi dasar bertutur yang juga dipertimbangkan oleh penutur di lingkungan SMA Negeri 1 Surakarta
untuk mengurangi atau menghilangkan ancaman muka mitra tuturnya. Kelima strategi tersebut adalah sebagai berikut.
a Melakukan tindak ujaran secara apa adanya, tanpa basa-basi
Melakukan tindak ujaran secara apa adanya, tanpa basa-basi merupakan salah satu strategi bertutur yang perlu dipertimbangkan oleh
penutur untuk mengurangi ancaman muka mitra tuturnya. Di bawah ini beberapa contoh tuturan yang memperlihatkan si penutur melakukan tindak
ujaran secara apa adanya, tanpa basa-basi pada saat bertutur.
172
“Ayo dong yang semangat”
S, 016. Konteks Tuturan:
ccvi
Tuturan dituturkan oleh siswa kepada siswa lain yang kurang bersemangat pada saat mengerjakan tugas kelompok di kelas.
173
“Silahkan, sekarang giliranmu”
S, 067. Konteks Tuturan:
Tuturan dituturkan oleh guru kepada siswa pada saat PBM
dengan nada menyuruh.
174
“Jangan lupa bawa catatannya ya besok”
S, 072. Konteks Tuturan: