0334. Konteks Tuturan: 0336. Konteks Tuturan: 0414. Konteks Tuturan:

cxcvi penutur tidak secara eksplisit ada dalam tuturan. Pada umumnya mitra tutur akan merespons apa yang dimaksudkan atau diinginkan si penutur, walaupun diungkapkan secara tidak langsung. Perhatikan beberapa contoh tuturan direktif berikut yang mana si penutur mengungkapkan maksudnya secara tidak langsung. 151 “Bolehkah saya minta tolong kalian untuk mengambilkan buku paket di perpustakaan?”

G, 0334. Konteks Tuturan:

Tuturan dituturkan oleh guru kepada beberapa siswanya pada saat guru tersebut membutuhkan buku paket untuk kBM di kelas. Tuturan dituturkan dengan nada menyuruh secara halus. 152 “Keberatan nggak kalau besok nemani aku?”

S, 0336. Konteks Tuturan:

Tuturan dituturkan oleh siswa kepada temannya pada saat ia membutuhkan teman untuk pergi besoknya. Tuturan dituturkan dengan nada menyuruh secara halus. 153 “Bisa tidak kelompok Anda memberikan contoh nyatanya?”

S, 0414. Konteks Tuturan:

Tuturan dituturkan oleh siswa kepada siswa lain yang sedang presentasi di depan kelas. Tuturan dituturkan dengan nada meminta secara halus untuk memberikan contoh. Ketiga contoh tuturan di atas, yaitu tuturan 151—153 menunjukkan si penutur mengungkapkan maksudnya secara tidak langsung. Pada tuturan 151 penutur bermaksud minta tolong mitra tuturnya untuk mengambilkan buku paket dengan tuturan tidak langsung, yaitu “Bolehkah saya minta tolong kalian untuk mengambilkan buku …”. Pada tuturan 152 penutur bermaksud minta tolong mitra tuturnya untuk menemaninya cxcvii dengan tuturan tidak langsung, yaitu “Keberatan nggak kalau besok nemani aku?” . Pada tuturan 153 penutur bermaksud menyuruh untuk memberikan contoh dengan tuturan tidak langsung, yaitu “Bisa tidak kelompok Anda memberikan contoh nyatanya?” . Maksud yang disampaikan penutur pada tuturan-tuturan tersebut tidak secara eksplisit ada dalam tuturan. Hal ini dimaksudkan agar tidak mengancam muka mitra tuturnya sehingga mitra tutur akan merespons dengan baik. Berbeda kalau dituturkan secara langsung, misalnya “Ambilkan buku di sana” , “Temani aku besok”, “Berikan contohnya” , kemungkinan akan mengancam muka mitra tuturnya. Dengan demikian, strategi bertutur secara tidak langsung dapat menciptakan komunikasi yang santun. 9 Gunakan Pagar Hedges Menggunakan pagar pada saat mengungkapkan maksud juga merupakan salah satu strategi untuk menciptakan komunikasi yang santun. Dengan menggunakan bentuk tuturan berpagar, kelangsungan maksud si penutur akan dapat dikurangi sehingga terasa lebih santun dibandingkan dengan pengungkapan secara langsung. Perhatikan beberapa contoh tuturan direktif berikut yang mana si penutur mengungkapkan maksudnya kepada mitra tutur dengan menggunakan bentuk berpagar. 154 “Sejak tadi saya bertanya-tanya dalam hati, apakah Ibu mau membantu kami?”

S, 0355.

Dokumen yang terkait

Tindak Tutur Direktif dalam “Pengembara Makrifat” Karya Zubair Tinajauan Pragmatik

0 7 10

Skala Kesantunan Bentuk Tuturan Direktif Berdasarkan Persepsi Siswa di SMAN 1 Surakarta

0 5 16

KESANTUNAN DIREKTIF TUTURAN GURU UNTUK MEMOTIVASI SISWA DALAM AMANAT PEMBINA UPACARA DI SMP N 1 Kesantunan Direktif Tuturan Guru Untuk Memotivasi Siswa Dalam Amanat Pembina Upacara Di Smp N 1 Karangdowo.

0 2 21

KESANTUNAN DIREKTIF TUTURAN GURU UNTUK MEMOTIVASI SISWA DALAM AMANAT PEMBINA UPACARA DI SMP N 1 Kesantunan Direktif Tuturan Guru Untuk Memotivasi Siswa Dalam Amanat Pembina Upacara Di Smp N 1 Karangdowo.

0 3 15

BENTUK DAN STRATEGI KESANTUNAN DIREKTIF MENASIHATI SISWA DALAM BIMBINGAN KONSELING DI SMP MUHAMMADIYAH Bentuk Dan Strategi Kesantunan Direktif Menasihati Siswa Dalam Bimbingan Konseling Di Smp Muhammadiyah Program Khusus Surakarta Dan Implementasinya Seb

0 2 19

BENTUK DAN STRATEGI KESANTUNAN DIREKTIF MENASIHATI SISWA DALAM BIMBINGAN KONSELING DI SMP MUHAMMADIYAH Bentuk Dan Strategi Kesantunan Direktif Menasihati Siswa Dalam Bimbingan Konseling Di Smp Muhammadiyah Program Khusus Surakarta Dan Implementasinya Seb

0 4 18

KESANTUNAN TINDAK DIREKTIF PADA TUTURAN ANAK Kesantunan Tindak Direktif Pada Tuturan Anak Dan Orang Tua Di Desa Ngrancang, Ngawi.

0 2 14

PENDAHULUAN Kesantunan Tindak Direktif Pada Tuturan Anak Dan Orang Tua Di Desa Ngrancang, Ngawi.

0 2 5

KESANTUNAN TINDAK DIREKTIF PADA TUTURAN ANAK DAN ORANG TUA DI DESA NGRANCANG, NGAWI Kesantunan Tindak Direktif Pada Tuturan Anak Dan Orang Tua Di Desa Ngrancang, Ngawi.

0 3 23

STRATEGI KESANTUNAN POSITIF DAN NEGATIF DALAM BENTUK TUTURAN DIREKTIF DI LINGKUNGAN STKIP MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG

0 0 12