cxcvi penutur tidak secara eksplisit ada dalam tuturan. Pada umumnya mitra tutur akan
merespons apa yang dimaksudkan atau diinginkan si penutur, walaupun diungkapkan secara tidak langsung. Perhatikan beberapa contoh tuturan direktif
berikut yang mana si penutur mengungkapkan maksudnya secara tidak langsung.
151
“Bolehkah saya minta tolong kalian untuk mengambilkan buku paket di perpustakaan?”
G, 0334. Konteks Tuturan:
Tuturan dituturkan oleh guru kepada beberapa siswanya pada saat guru tersebut membutuhkan buku paket untuk kBM di
kelas. Tuturan dituturkan dengan nada menyuruh secara halus.
152
“Keberatan nggak kalau besok nemani aku?”
S, 0336. Konteks Tuturan:
Tuturan dituturkan oleh siswa kepada temannya pada saat ia membutuhkan teman untuk pergi besoknya. Tuturan
dituturkan dengan nada menyuruh secara halus.
153
“Bisa tidak kelompok Anda memberikan contoh nyatanya?”
S, 0414. Konteks Tuturan:
Tuturan dituturkan oleh siswa kepada siswa lain yang sedang presentasi di depan kelas. Tuturan dituturkan dengan nada
meminta secara halus untuk memberikan contoh.
Ketiga contoh tuturan di atas, yaitu tuturan 151—153 menunjukkan si penutur mengungkapkan maksudnya secara tidak langsung.
Pada tuturan 151 penutur bermaksud minta tolong mitra tuturnya untuk mengambilkan buku paket dengan tuturan tidak langsung, yaitu
“Bolehkah saya minta tolong kalian untuk mengambilkan buku
…”. Pada tuturan 152 penutur bermaksud minta tolong mitra tuturnya untuk menemaninya
cxcvii
dengan tuturan tidak langsung, yaitu
“Keberatan nggak kalau besok nemani aku?”
. Pada tuturan 153 penutur bermaksud menyuruh untuk memberikan contoh dengan tuturan tidak langsung, yaitu
“Bisa tidak kelompok Anda memberikan contoh nyatanya?”
. Maksud yang disampaikan penutur pada tuturan-tuturan tersebut
tidak secara eksplisit ada dalam tuturan. Hal ini dimaksudkan agar tidak mengancam muka mitra tuturnya sehingga mitra tutur akan merespons
dengan baik. Berbeda kalau dituturkan secara langsung, misalnya
“Ambilkan buku di sana” , “Temani aku besok”, “Berikan contohnya”
, kemungkinan akan mengancam muka mitra tuturnya. Dengan demikian,
strategi bertutur secara tidak langsung dapat menciptakan komunikasi yang santun.
9 Gunakan Pagar
Hedges
Menggunakan pagar pada saat mengungkapkan maksud juga merupakan salah satu strategi untuk menciptakan komunikasi yang santun. Dengan
menggunakan bentuk tuturan berpagar, kelangsungan maksud si penutur akan dapat dikurangi sehingga terasa lebih santun dibandingkan dengan pengungkapan
secara langsung. Perhatikan beberapa contoh tuturan direktif berikut yang mana si penutur mengungkapkan maksudnya kepada mitra tutur dengan menggunakan
bentuk berpagar.
154
“Sejak tadi saya bertanya-tanya dalam hati, apakah Ibu mau membantu kami?”
S, 0355.