clxxxiii
122c “
Anda mau ke mana
?
122d “
Bapak mau ke mana
?”
Dalam konteks tersebut, kalimat 122a dan 122b tidak santun atau
kurang santun diucapkan oleh orang yang lebih muda, tetapi kalimat 122d yang sepatutnya diucapkan jika penuturnya ingin memperlihatkan
kesantunan. Kalimat 122c lazim diucapkan kalau penuturnya kurang akrab dengan orang yang disapanya, walaupun lebih pantas penggunaan
kalimat 122d. Contoh tuturan lain yang ditemukan dalam peristiwa tutur di SMA Negeri 1 surakarta, yaitu sebagai berikut.
123
” Insya Allah siap Pak. Nanti akan kami coba dan kerjakan dengan baik.”
S, 0130. Konteks Tuturan:
Tuturan dituturkan oleh siswa pengurus OSIS kepada pak
guru dengan nada optimis pada saat guru menyuruh mengerjakan sesuatu.
124
” Pak, sambelnya yang banyak ya.”
S, 0394. Konteks Tuturan:
Tuturan dituturkan oleh siswa kepada penjual makanan di
depan sekolah.
125
” Beliau kemarin yang menyuruh kita membersihkan ruangan ini, Bu.”
S, 042.
Konteks Tuturan: Tuturan dituturkan oleh siswa kepada gurunya di ruang UKS
dengan nada santai. 126
“ Mas disuruh ke ruang wakil kepala sekolah sama Bu Niken”
S, 0182. Konteks Tuturan:
clxxxiv Tuturan dituturkan oleh siswa perempuan kepada kakak kelasnya
laki-laki sambil senyum-senyum.
Contoh data tuturan di atas, yaitu tuturan 123—126 penutur menggunakan bentuk ungkapan hormat pada saat bertutur dengan mitra
tuturnya, yaitu dengan menggunakan bentuk sapaan yang sesuai dengan status mitra tutur, seperti
Pak, Beliau, Bu,
dan
Mas
. Pemakaian bentuk- bentuk honorifik tersebut sudah tepat karena status mitra tutur memang
lebih tinggi dari penutur. Dengan berprinsip pada penggunaan pilihan kata honorifik tersebut, penutur telah memberi penghormatan kepada mitra
tuturnya agar kelangsungan komunikasi berjalan dengan lancar.
b Strategi Kesantunan Bentuk Tuturan
Direktif Ada berbagai macam tindakan yang dapat dilakukan dalam upaya
menerapkan strategi kesopanan atau kesantunan berbahasa, yaitu melalui strategi positif dan strategi negatif . Di bawah ini penjelasan strategi positif
dan negatif yang berkenaan dengan kesantunan bentuk tuturan direktif yang ditemukan dalam peristiwa tutur di lingkungan SMA Negeri 1 Surakarta.
e. Strategi Positif
9 Memperhatikan Apa yang Sedang Dibutuhkan Mitra Tutur
Dalam bertutur, seorang penutur hendaknya selalu memperhatikan apa yang sedang dibutuhkan mitra tutur. Mitra tutur akan merasa senang, puas,
antusias, dan merespons dengan baik ketika penutur memenuhi kebutuhan saat
clxxxv berkomunikasi. Hal tersebut tentu saja harus memperhatikan topik pembicaraan,
situasi dan kondisi, konteks pembicaraan, dan sebagainya. Di bawah ini beberapa contoh tuturan direktif yang mana si penutur memperhatikan apa yang sedang
dibutuhkan mitra tutur.
127
“Pakai saja motorku, aku pulangnya masih lama kok”
S, 0410. Konteks Tuturan: