cc
Tuturan dituturkan oleh siswa kepada teman sekelompoknya pada saat mengerjakan tugas kelompok di kelas. Penutur
bersikap pesimis pada saat bertutur dengan temannya.
Ketiga contoh tuturan di atas, yaitu tuturan 157—159 menunjukkan sikap pesimistis si penutur pada saat mengungkapkan
maksudnya. Pada tuturan 157 sikap pesimis yang ditunjukkan penutur kepada mitra tutur, yaitu dengan tuturan “...
tetapi kayaknya dia tidak mau ngasih.”
Pada tuturan 158 sikap pesimis yang ditunjukkan penutur kepada mitra tutur, yaitu dengan tuturan “…
tapi kami takut nanti mengganggu Bapak
.” Pada tuturan 159 sikap pesimis yang ditunjukkan penutur kepada mitra tutur, yaitu dengan tuturan
“Kayaknya kita tidak bisa menyelesaikan tugas ini,…
” Dengan bersikap pesimis tersebut, kelangsungan maksud si penutur akan dapat dikurangi sehingga terasa lebih santun dibandingkan
dengan pengungkapan membanggakan diri dan dengan tuturan secara langsung.
11 Jangan Membebani atau Minimalkan Paksaan
Salah satu strategi untuk menciptakan komunikasi yang santun dalam kegiatan berkomunikasi, yaitu dengan tidak membebani mitra tutur atau dengan
meminimalkan paksaan kepada mitra tutur. Di bawah ini beberapa contoh tuturan direktif yang mana si penutur berusaha tidak membebani mitra tutur atau
meminimalkan paksaan kepada mitra tutur.
160
“Boleh ya saya pakai sebentar kursinya?”
S, 0419.
cci
Konteks Tuturan: Tuturan dituturkan oleh siswa kepada temannya pada saat
ingin memakai kursi temannya itu. Tuturan permintaan itu dituturkan dengan meminimalkan perasaan temannya.
161
“Kamu bisa ya jaga rahasia kita ini?”
S, 0420. Konteks Tuturan:
Tuturan dituturkan oleh siswa kepada temannya pada saat mengobrol di sudut sekolah. Tuturan permintaan tersebut
dituturkan dengan nada melarang secara halus.
162
“Keberatan nggak kalau besok nemani aku?”
S, 0336. Konteks Tuturan:
Tuturan dituturkan oleh siswa kepada temannya pada saat ia membutuhkan teman untuk menemaninya pergi pada besok
harinya.
Tuturan permintaan
itu dituturkan
dengan meminimalkan perasaan temannya.
Contoh data
tuturan di
atas, yaitu
tuturan 160—162
memperlihatkan strategi bertutur dengan tidak membebani mitra tutur atau dengan meminimalkan paksaan kepada mitra tutur. Hal tersebut dapat
diungkapkan dengan rumusan pertanyaan, seperti pada ketiga contoh di atas, yaitu
“Boleh ya saya pakai sebentar kursinya?”
160
, “Kamu bisa ya jaga rahasia kita ini?”
161
, “Keberatan nggak kalau besok nemani aku?”
163. Dengan strategi tersebut, penutur telah berusaha menjaga muka positif
mitra tutur agar tidak terancam. Dengan demikian, komunikasinya akan tetap berjalan lancar sesuai dengan maksud dan tujuannya,
12 Menggunakan Bentuk Pasif
Salah satu strategi untuk menciptakan komunikasi yang santun dalam kegiatan berkomunikasi, yaitu dengan menggunakan bentuk pasif ketika bertutur.
ccii Perhatikan beberapa contoh tuturan direktif berikut yang mana si penutur
menggunakan bentuk pasif ketika bertutur.
163
“Tolong kami dibantu ya Pak Please Pak….”
S, 0171. Konteks Tuturan :
Tuturan dituturkan oleh siswa kepada pak guru dengan nada merayu.
164
” Untung kalian itu diterima di SMA 1 dengan guru-guru yang pinter, handal, dan cakep. Coba kalau kalian di sekolah
pinggiran....”
S, 0304. Konteks Tuturan:
Tuturan dituturkan oleh pak guru kepada siswanya dengan nada santai sambil senyum-senyum pada saat PBM di kelas. Siswa pun
memperhatikan dengan santai tuturan pak guru tersebut sambil menyahut tuturan tersebut.
165
“ Maaf Bu, disuruh Bapak kepala sekolah untuk menemui Beliau di ruangannya.”
S, 040.