ccviii
kesetiakawanan. Dengan menggunakan afirmatif atau kesantunan positif pada saat bertutur, penutur telah memberi respon baik kepada mitra
tuturnya dan menjaga keharmonisan hubungan dengan mitra tutur agar komunikasi tetap berjalan lancar.
c Melakukan tindak ujaran dengan menggunakan kesantunan negatif
deferensial
Kesantunan negatif adalah kesantunan yang dimaksudkan si penutur untuk menjaga muka negatif si mitra tutur. Kesantunan negatif mengacu
pada keinginan seseorang agar tindakannya tidak diganggu orang lain atau dengan kata lain mengacu pada “kebutuhan untuk merdeka”. Di bawah ini
tiga contoh tuturan yang memperlihatkan si penutur bertutur dengan menggunakan kesantunan negatif.
179 ”
Tolong ya, kalian jangan ngomongin yang itu terus”
S, 0370. Konteks Tuturan:
Tuturan dituturkan oleh siswa kepada siswa lain pada saat istirahat di kantin sekolah sambil mengobrol. Tuturan
dituturkan dengan intonasi memohonmelarang, tetapi dalam nada santai.
180 ”
Sorry-sorry…, kamu dengerin aku dulu ya”
S, 0379. Konteks Tuturan:
Tuturan dituturkan oleh siswa kepada siswa lain pada saat istirahat di luar kelas sambil mengobrol. Tuturan dituturkan
dengan nada santai.
181
” Maaf, bukuku yang kamu pinjam kemarin dibawa kan? Aku mau pakai sebentar.”
S, 0380.
ccix
Konteks Tuturan: Tuturan dituturkan oleh siswa kepada temannya yang kemarin
meminjam buku. Tuturan dituturkan dengan maksud meminta buku tersebut, tetapi dengan nada santun.
Contoh data di atas, yaitu data 179, 180, dan 181 menunjukkan bahwa penutur berkeinginan agar tindakannya tidak diganggu orang lain
agar tuturannya juga tidak mengancam muka negatif mitra tuturnya, misalnya dengan menggunakan strategi bentuk deferensial atau kesantunan
negatif. Dengan menggunakan tindak tutur deferensial atau kesantunan negatif seperti ketiga tuturan di atas, penutur telah berusaha santun kepada
mitra tuturnya dan tetap menjaga keharmonisan hubungan dengan mitra tutur agar komunikasi tetap berjalan lancar.
d Melakukan tindak ujaran secara samar-samar atau
off record
Melakukan tindak ujaran secara
off record
atau samar-samar juga merupakan salah satu strategi bertutur yang perlu dipertimbangkan oleh
penutur untuk mengurangi ancaman muka mitra tuturnya. Berikut beberapa contoh tuturan yang memperlihatkan si penutur melakukan tindak
ujaran secara
off record
atau samar-samar pada saat bertutur.
182
”Pulsaku kok habis ya. Kamu masih ada pulsa nggak?”
S, 0438. Konteks Tuturan:
Tuturan dituturkan oleh siswa kepada temannya pada saat ia kehabisan pulsa. Tuturan tersebut dimaksudkan untuk
meminta pulsa temannya yang saat itu juga sedang mengoperasikan HPnya. Tuturan tersebut dituturkan dengan
nada merendah.
ccx
183
” Bisa ya besok kamu bawakan buku cerita yang kamu bawa kemarin itu?”.
S, 0444. Konteks Tuturan: