Persiapan Pengurusan Pengumpulan Pengolahan Penyusunan Revisi Laporan

cxvi Surakarta, Jawa Tengah. Sekolah tersebut akan dijadikan tempat untuk menjaring data yang berkaitan dengan objek penelitian, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Peristiwa yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah peristiwa-peristiwa tutur yang terjadi, baik antarsiswa, antara siswa dan guru, maupun antara siswa dan karyawan di sekolah tersebut. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini direncanakan dilaksanakan selama 9 bulan, yaitu pada bulan Juni sampai dengan bulan Februari 2010 yang diawali dengan kegiatan persiapan, pembuatan atau penyusunan proposal dan revisi, pengurusan izin penelitian, pengumpulan data penelitian, pengolahan dan analisis data, penyusunan laporan hasil penelitian dan revisi. Adapun urutan waktu pelaksanaan kegiatan penelitian tersebut akan disajikan dalam tabel berikut. Tabel 2. Waktu Kegiatan Penelitian No Waktu Jenis Kegiatan Bulan Jun i Juli Agus t Sept . Okt. Nov Des Ja n Feb

1. Persiapan

xx 2. Pembuatan Proposal xx 3. Revisi Proposal xx cxvii

4. Pengurusan

Izin Penelitian xx

5. Pengumpulan

Data xxxx xx xx xx xx

6. Pengolahan

dan Analisis Data xx xx xx xx

7. Penyusunan

Laporan Hasil Penelitian xx xx

8. Revisi Laporan

Hasil Penelitian xx B. Pendekatan Penelitian Penelitian ini digolongkan sebagai penelitian naturalistik, yaitu penelitian yang berusaha mendeskripsikan gejala atau fenomena seperti apa adanya atau natural setting . Dalam penelitian ini akan dideskripsikan secara kualitatif fenomena interferensi bahasa pada interaksi belajar-mengajar Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Surakarta dalam bentuk kata-kata, frasa ataupun kalimat, bukan dalam bentuk angka-angka matematis atau statistik. Data penelitian yang sudah terkumpul kemudian disusun atau diidentifikasikan, dianalisis, diinterpretasikan, dan disimpulkan sehingga memberikan gambaran tentang hasil penelitian yang sistematis dan nyata. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek penelitian seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain, pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak dan sebagaimana adanya cxviii Nawawi, 1998:63. Selanjutnya, menurut Sutopo 2002 : 183, pendekatan kualitatif akan mampu menangkap berbagai informasi kualitatif dengan deskripsi teliti dan penuh nuansa yang lebih berharga daripada sekedar pernyataan jumlah ataupun frekuensi dalam bentuk angka. Metode deskriptif ini digunakan untuk menggambarkan apa adanya hasil dari pengumpulan data yang telah dilakukan oleh peneliti. Metode deskriptif dipilih oleh penulis karena metode ini dapat memberikan gambaran yang secermat mungkin mengenai individu, keadaan bahasa, gejala atau kelompok tertentu. Dengan demikian, penelitian ini berupaya menangkap dan mendeskripsikan atau menjelaskan secara kualitatif gambaran dari suatu keadaan, dalam hal ini fenomena kesantunan berbahasa pada interaksi belajar-mengajar Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Surakarta, Jawa Tengah. C. Sumber Data Sumber data penelitian ini dikumpulkan dengan cara lokasional Sudaryanto, 1993: 33—34, yaitu tempat asalnya data yang merupakan si pencipta bahasa atau penutur sebagai informan atau narasumber. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber lisan. Data lisan, yaitu data yang berasal dari peristiwa tutur yang terjadi di antara para penutur, yaitu guru dan siswa SMA Negeri 1 Surakarta. Sumber data lisan tersebut bersifat natural. Natural tersebut adalah penggunaan atau peristiwa cxix bahasa yang terjadi atau berlangsung secara alami dan wajar, tanpa di buat- buat oleh penutur dalam komunikasinya. Informan atau narasumber dalam penelitian ini adalah orang yang dapat memberikan keterangan mengenai data bahasa yang diperlukan dalam penelitian. Dalam hal ini, informannya adalah guru dan siswa itu sendiri. Informan tersebut akan diobservasi penggunaan bahasanya, baik melalui wawancara, angket, maupun dengan pengamatan secara langsung, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. D. Teknik Penentuan Subjek Teknik penentuan subjek penelitian yang akan digunakan bukan teknik statistik, tetapi lebih bersifat selektif dengan menggunakan pertimbangan berdasar pada konsep teoretik yang digunakan, keinginan pribadi, dan karakteristik empiris H.B. Sutopo, 2002. Oleh sebab itu, penentuan subjek yang akan digunakan dalam penelitian ini lebih bersifat purposive sampling karena sangat erat kaitannya dengan faktor-faktor kontekstual. Maksud sampling dalam penelitian tersebut ialah untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari pelbagai macam sumber dan bangunannya atau contructions Lexi I. Moleong, 2007: 224. Teknik sampling nya cenderung bersifat purposive karena dipandang lebih mampu menangkap kelengkapan dan kedalaman data di dalam menghadapi realitas yang tidak tunggal H.B. Sutopo, 2002: 36. Sampling ini bukan mewakili populasi, tetapi mewakili informasinya sehingga apabila cxx generalisasi dilakukan, arahnya cenderung sebagai generalisasi teori dengan parameter yang didasarkan pada pelaku, latar, peristiwa, dan proses. Adapun penentuan subjek yang dimaksud di sini adalah pemilihan terhadap data lisan, yaitu peristiwa komunikasi, baik berupa kata, frasa, maupun kalimat yang membentuk wacana lisan sesuai dengan objek kajian berdasarkan latar situasi di lingkungan SMA Negeri 1 Surakarta. E. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini, antara lain; dengan observasi, wawancara secara mendalam, dan angket. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data lisan, baik tuturan yang dilakukan oleh guru, karyawan, maupun siswa di lingkungan SMA Negeri 1 Surakarta dengan teknik simak bebas libat cakap dan teknik rekam. Teknik simak bebas libat cakap tersebut dilakukan dengan menyimak peristiwa tutur dan mencatatnya, baik ikut terlibat di dalamnya maupun tidak terlibat langsung. Adapun teknik rekam dilakukan dengan merekam peristiwa tutur dengan dibantu tape recorder secara sembunyi-sembunyi, tanpa sepengetahuan penutur. Selanjutnya, dilakukan dokumentasi data dengan memindahkan data-data tuturan, baik yang disimak langsung maupun yang direkam ke dalam kartu data yang sudah dipersiapkan. Penggunaan alat bantu berupa kartu data tersebut memberikan kemungkinan bekerja secara sistematik karena mudah diklasifikasikan atau dikategorisasikan secara fleksibel. cxxi Berikut ini penjelasan secara singkat teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian.

1. Observasi Langsung Observasi langsung dalam penelitian kualitatif sering disebut

Dokumen yang terkait

Tindak Tutur Direktif dalam “Pengembara Makrifat” Karya Zubair Tinajauan Pragmatik

0 7 10

Skala Kesantunan Bentuk Tuturan Direktif Berdasarkan Persepsi Siswa di SMAN 1 Surakarta

0 5 16

KESANTUNAN DIREKTIF TUTURAN GURU UNTUK MEMOTIVASI SISWA DALAM AMANAT PEMBINA UPACARA DI SMP N 1 Kesantunan Direktif Tuturan Guru Untuk Memotivasi Siswa Dalam Amanat Pembina Upacara Di Smp N 1 Karangdowo.

0 2 21

KESANTUNAN DIREKTIF TUTURAN GURU UNTUK MEMOTIVASI SISWA DALAM AMANAT PEMBINA UPACARA DI SMP N 1 Kesantunan Direktif Tuturan Guru Untuk Memotivasi Siswa Dalam Amanat Pembina Upacara Di Smp N 1 Karangdowo.

0 3 15

BENTUK DAN STRATEGI KESANTUNAN DIREKTIF MENASIHATI SISWA DALAM BIMBINGAN KONSELING DI SMP MUHAMMADIYAH Bentuk Dan Strategi Kesantunan Direktif Menasihati Siswa Dalam Bimbingan Konseling Di Smp Muhammadiyah Program Khusus Surakarta Dan Implementasinya Seb

0 2 19

BENTUK DAN STRATEGI KESANTUNAN DIREKTIF MENASIHATI SISWA DALAM BIMBINGAN KONSELING DI SMP MUHAMMADIYAH Bentuk Dan Strategi Kesantunan Direktif Menasihati Siswa Dalam Bimbingan Konseling Di Smp Muhammadiyah Program Khusus Surakarta Dan Implementasinya Seb

0 4 18

KESANTUNAN TINDAK DIREKTIF PADA TUTURAN ANAK Kesantunan Tindak Direktif Pada Tuturan Anak Dan Orang Tua Di Desa Ngrancang, Ngawi.

0 2 14

PENDAHULUAN Kesantunan Tindak Direktif Pada Tuturan Anak Dan Orang Tua Di Desa Ngrancang, Ngawi.

0 2 5

KESANTUNAN TINDAK DIREKTIF PADA TUTURAN ANAK DAN ORANG TUA DI DESA NGRANCANG, NGAWI Kesantunan Tindak Direktif Pada Tuturan Anak Dan Orang Tua Di Desa Ngrancang, Ngawi.

0 3 23

STRATEGI KESANTUNAN POSITIF DAN NEGATIF DALAM BENTUK TUTURAN DIREKTIF DI LINGKUNGAN STKIP MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG

0 0 12