clxxxv berkomunikasi. Hal tersebut tentu saja harus memperhatikan topik pembicaraan,
situasi dan kondisi, konteks pembicaraan, dan sebagainya. Di bawah ini beberapa contoh tuturan direktif yang mana si penutur memperhatikan apa yang sedang
dibutuhkan mitra tutur.
127
“Pakai saja motorku, aku pulangnya masih lama kok”
S, 0410. Konteks Tuturan:
Tuturan dituturkan oleh siswa kepada temannya yang pada saat membutuhkan pinjaman motor sebentar.
128
“Bagaimana kalau besok kita perginya motoran saja? Bonceng- boncengan biar semua bisa ikut.”
S, 0411. Konteks Tuturan:
Tuturan dituturkan oleh siswa kepada temannya pada saat merencanakan jalan-jalan. Penutur menyarankan untuk
bermotor dan berbonceng-boncengan supaya temannya yang tidak mempunyai motor bisa ikut.
129
“Ambil saja kertas di mejaku itu”
S, 0430. Konteks Tuturan:
Tuturan dituturkan oleh siswa kepada siswa lain yang pada saat itu membutuhkan kertas untuk menulis.
Ketiga contoh tuturan di atas, yaitu tuturan 127—129 memperlihatkan bahwa si penutur memberikan keuntungan pada mitra
tuturnya dengan memperhatikan apa yang sedang dibutuhkan mitra tutur. Pada tuturan 127 seorang siswa memperhatikan temannya yang
membutuhkan pinjaman motor dengan menyuruh memakai motornya. Pada tuturan 128 seorang siswa memperhatikan teman-temannya yang tidak
mempunyai motor, padahal mereka juga ingin ikut pergi atau jalan, yaitu
clxxxvi
dengan memberi saran untuk berbonceng-boncengan. Pada tuturan 129 seorang siswa memperhatikan temannya yang membutuhkan kertas dengan
menyuruh mangambil kertasnya di meja. Dengan menggunakan strategi bertutur seperti itu, mitra tutur akan senang dan tentunya akan merespon
baik karena merasa dirinya diperhatikan.
10 Menggunakan Penanda-Penanda Solidaritas Kelompok
Komunikasi akan dapat berjalan lancar dan tetap memiliki nilai kesantunan apabila seorang penutur memperhatikan dan menggunakan penanda-
penanda solidaritas kelompok. Menggunakan penanda-penanda solidaritas kelompok ini merupakan salah satu strategi untuk menciptakan komunikasi yang
santun. Perhatikan beberapa contoh tuturan direktif berikut ini, yang mana si penutur menggunakan penanda-penanda solidaritas kelompok ketika bertutur.
130
” Besok jelaskan lagi ya Pak Saya dan teman-teman masih bingung.”
S, 0431. Konteks Tuturan:
Tuturan dituturkan oleh siswa putri kepada gurunya pada saat gurunya selesai menerangkan di kelas. Tuturan ini dituturkan
dengan nada merendah.
131
“ Tenang saja, kita hadapi bersama-sama Mudah-mudahan semuanya lancar.”
S, 0446. Konteks Tuturan:
Tuturan dituturkan oleh siswa kepada teman-temannya pada saat membahas sesuatu yang agak serius di luar kelas sambil berjalan
bersama. Tuturan tersebut dituturkan dengan nada bijaksana.
132
“ Kami semua boleh ikut kan, Pak?”
S, 0435.
clxxxvii Konteks Tuturan:
Tuturan dituturkan oleh siswa kepada pak guru pada saat pak guru tersebut memberitahu kegiatan di luar sekolah. Tuturan tersebut
dituturkan dengan nada memohon.
Contoh tuturan di atas, yaitu tuturan 130—132 menunjukkan si penutur berusaha bertutur secara santun dengan menggunakan penanda-
penanda solidaritas kelompok, seperti
Saya dan teman-teman
130,
kita
131, dan
kami semua
132. Dengan menggunakan penanda-penanda solidaritas kelompok tersebut sebagai strategi bertutur, tuturan si penutur
akan terkesan santun bagi mitra tutur. Hal tersebut tentu saja akan menimbulkan respon baik dari mitra tutur sehingga komunikasi akan
terjalin secara harmonis.
11 Menumbuhkan Sikap Optimistik
Menumbuhkan sikap optimis bagi si mitra tutur merupakan salah satu strategi juga untuk menciptakan komunikasi yang santun saat bertutur. Berikut ini
beberapa contoh tuturan direktif yang mana si penutur menumbuhkan sikap optimis atau mempunyai harapan baik dalam menghadapi sesuatu pada saat
bertutur.
133
“ Bapak yakin, kalian bisa mengerjakan tugas ini dengan baik karena semua sudah dijelaskan sebelumnya.”
G, 028. Konteks Tuturan:
Tuturan dituturkan oleh pak guru kepada siswanya dengan nada santai pada saat PBM di kelas. Siswa pun memperhatikan dengan
santai tuturan pak guru tersebut.
clxxxviii
134
“Sudahlah nggak usah disesali Pasti nanti ada gantinya yang lebih baik.”
S, 0269.