cxciii bertutur. Apabila dalam komunikasi sudah timbul ketidakcocokan, biasanya
komunikasi menjadi tidak lancar dan sering muncul tuturan-tuturan yang tidak santun untuk mempertahankan pendapatnya. Perhatikan beberapa contoh tuturan
direktif berikut yang mana si penutur berupaya menghindari ketidakcocokan ketika bertutur agar komunikasi tetap berjalan lancar dan santun di hadapan mitra
tuturnya.
145 “
Ya bolehlah nanti kita bahas lagi.”
S, 0333.
Konteks Tuturan: Tuturan dituturkan oleh siswa kepada temannya dengan nada
merendah pada saat temannya itu emosi.
146
“Terima kasih Pak, besok saya tidak akan mengulangi lagi.”
S, 0413. Konteks Tuturan:
Tuturan dituturkan oleh siswa kepada gurunya di ruang guru dengan penuh hormat dan takut.
147
“Udah deh gini aja, besok Sabtu habis pulangan sekolah aja. Kan lebih enak. ”
S, 0416. Konteks tuturan:
Tuturan dituturkan oleh siswa kepada siswa lain pada saat
duduk-duduk sambil mengobrol untuk merencanakan sesuatu.
Contoh tuturan di atas, yaitu tuturan 145—147 memperlihatkan strategi bertutur dengan menghindari ketidakcocokan ketika bertutur. Pada
tuturan 145 penutur menghindari ketidakcocokan dengan tuturan “
Ya bolehlah nanti kita bahas lagi.”
Pada tuturan 146 penutur menghindari ketidakcocokan dengan tuturan
“Terima kasih Pak, besok saya tidak akan
cxciv
mengulangi lagi.”
Pada tuturan 147 penutur menghindari ketidakcocokan dengan tuturan
“Udah deh gini aja,…”.
Dengan strategi tersebut, diharapkan mitra tutur tidak akan emosi dalam menanggapi tuturannya. Si penutur berusaha mengalah untuk
menghindari ketidakcocokan yang biasanya akan mengundang komunikasi yang tidak santun.
16 Melucu
Melucu juga merupakan salah satu strategi untuk menciptakan komunikasi yang santun dan lebih harmonis ketika bertutur. Tentu saja dengan bentuk lucuan
yang disesuaikan dengan situasi dan konteks pembicaraan, serta memperhatikan keadaan si mitra tutur. Pada umumnya mitra tutur akan merasa senang apabila
penutur memberikan tuturan lucu, apalagi lucuan itu memang sesuai dengan kondisi saat bertutur. Di bawah ini beberapa contoh tuturan direktif dengan
menggunakan strategi melucu agar komunikasi tetap berjalan harmonis dan tetap memiliki kadar kesantunan.
148
” Sudahlah, gitu aja kok repot .... ntar kempot lho.
meniru gaya Gus Dur
”
S, 0415. Konteks Tuturan:
Tuturan dituturkan oleh siswa kepada siswa lain dengan nada santai pada saat istirahat di luar kelas sambil tertawa-tawa.
149
“ Emang dasar- emang dasar gue cacingan…” Hehehe….”
S, 0424.
cxcv Konteks Tuturan:
Tuturan dituturkan oleh siswa kepada siswa lain dengan nada santai pada saat istirahat di luar kelas sambil dinyanyikan.
150
“ Betul…betul… betul…, emang Ente bahlul. Hehehe…”
S, 0425. Konteks Tuturan:
Tuturan dituturkan oleh siswa kepada salah seorang siswa saat asyik mengobrol. Penutur menuturkan dengan nada santai pada
saat duduk-duduk di dekat taman sekolah.
Ketiga contoh data di atas, yaitu data 148—150 memperlihatkan penutur melakukan strategi melucu. Penutur sengaja melucu untuk memancing
senyum atau tawa mitra tuturnya dan untuk menciptakan suasana santai pada saat bertutur karena waktunya memang tepat di saat siswanya jenuh dan mengantuk di
siang hari. Penanda tuturan yang lucu, yaitu dengan tuturan; “
Sudahlah, gitu aja kok repot .... ntar kempot lho.
”148,
“ Emang dasar - emang dasar gue cacingan…” Hehehe….”
149, dan “
Betul…betul… betul…, emang Ente bahlul. Hehehe…”
150. Meskipun tuturan itu lucu, tetapi tuturan itu masih dapat dikategorikan sebagai tuturan yang santun karena mitra tutur masih bisa
menangkap pesan yang dituturkan oleh si penutur tersebut.
f. Strategi Negatif
8 Ungkapkan Secara Tidak Langsung
Salah satu strategi untuk menciptakan komunikasi yang santun dalam kegiatan berkomunikasi, yaitu dengan mengungkapkan secara tidak langsung.
Dalam hal ini memiliki tujuan agar tuturan yang disampaikan si penutur tidak menyinggung atau mengancam muka si mitra tutur. Maksud yang disampaikan
cxcvi penutur tidak secara eksplisit ada dalam tuturan. Pada umumnya mitra tutur akan
merespons apa yang dimaksudkan atau diinginkan si penutur, walaupun diungkapkan secara tidak langsung. Perhatikan beberapa contoh tuturan direktif
berikut yang mana si penutur mengungkapkan maksudnya secara tidak langsung.
151
“Bolehkah saya minta tolong kalian untuk mengambilkan buku paket di perpustakaan?”
G, 0334. Konteks Tuturan: