Apa yang dimaksud dengan metode dakwah menurut Kh. Misbahul Munir?

karena ada iradat, orang mampu bahasa arabnya kudrot, mampu melakukan sesuatu ada karena ada keinginan. Keinginan itu bahasa arabnya iradat. Dan iradat itu keluar, kemauan itu keluar karena ada pengetahuan, yaitu ilmu. Karena itulah mengapa dengan saya mengamati dari keadaan social, memahami keadaan masyarakat sebelum berdakwah. Dari keberagaman madu berupa anak-anak, dewasa, orang tua, akhirnya saya fokus memilih pada remaja dan anak- anak di pesantren yang saya asuh. Karena dari sana nanti lahir sebuah cahaya keilmuan yang menyebar-menyebar pada lingkungan. Saya mengatakan, dakwah itu buah dari pada ilmu, baru kita akan menghasilkan perubahan di tengah-tengah masyarakat. Yaitu perubahan bagaimana sekiranya masyarakat itu mengenal kepada Allah, tentu menurut ajaran agama yang benar yaitu ajaran Rasulullah, ajaran para sahabat dan ajaran para ulama. 9. Apa tujuan dakwah menurut kyai? Tujuan dakwah ya bagaimana sekiranya hatta lamakbuda ilallah, Karena ini niat utama harus di pahami, karena banyak orang sekarang ini menjadikan allah bukan menjadi tujuan, tapi media. Islam itu dijadikan alat. Saya melihat tidak demikian. Tujuan dakwah kit a sebagai kader da‟i yaitu bagaimana sekiranya, orang ikut atau menyembah kepada Allah tentu dengan melalui Rasulullah sudah diajarkan kepada kita. Dalam saya mendirikan pesantren khususnya menjadikan santeri saya sebagai hamba Allah yang soleh dan soleha. Dan kemudian diterjemahkan dengan kegiatan-kegiatan yang bertumpu pada tiga titik. pelajaran iman, islam dan ikhasan. kemudian di terjemahkan lewat pelajaran-pelajaran dan aktifitas-aktifitas keseharian. 10 . Metode dakwah apa yang paling efektif menurut kyai? Menurut saya metode yang efektif adalah metode Keteladanan. keteladanan itu lebih bermakna daripada seribu kata. Dan menurut saya keteladanan itu bisa dari yang pokok dulu, baik memberikan contoh yang baik kepada masyarakat, bisa dengan kita rajin menceritakan kisah para Nabi dan kisah para Rosul dan kisah para ulama. Dan sekarang diluar sana gencar mengirim tokoh-tokoh fiktif dalam film kartun maupun film aksi yang sering kita lihat. Film kekerasan dan semuanya adalah fiktif belaka. Anak-anak dicekokin begitu, tidak edukatif dan mau diaplikasi di dunia nyata khan tak akan pernah bisa dan saya menganggap kita kalah besar dengan adanya kenyataan itu. Sejak Nabi Muhammad kejahatan itu bertambah besar tentunya daripada dari zaman ke jaman dan ujian umat sekarang lebih berat tentunya tapi kita harus melakukan yang paling mungkin terutama di lingkungan kita. Yaitu baik dengan memberikan keteladanan yang dimulai dari diri kita sendiri dan juga menceritakan keteladan dari kiai kita atau para ulama, nabi, wali, para sahabat nabi dan cerita-cerita itu juga ada khan di dalam al-quar ‟an. Nah kepada Nabi Muhammad saja diceritakan keadaan umat terdahulu agar diambil hikmahnya, begitupun juga pada zaman sekarang.

11. Metode apa yang sering dipakai di Pesantren Ilmu Al-Qur ’an Al-Misbah ini

Kyai? Menurut Saya, berbicara metode dakwah yang sering dipakai tidak bisa disebut momentum karena berdakwah itu sendiri harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan keadaan madu tempat saya berdakwah. Dalam ilmu dakwah kembali saya menekankan bahwa “hatto rikoh” itu lebih utama, metode itu lebih utama dari pada materi. Dan metode dakwah itu sendiri disesuaikan dengan kondisi dan keadaan madu dimana tempat kita berdakwah. Maka itulah diperlukan pengetahuan metode yang tepat dalam berdakwah, agar pesan dakwah kita diterima oleh madu. Adapun metode dakwah yang selalu menjadi rujukan yaitu merujuk pada Surat An-Nahl ayat 125 yaitu ud’u- ajaklah wahai Muhammad mereka itu ilaa sabili rabbika menuju kejalan Tuhanmu yakni agama islam, bil-hikmah dengan hikmah, hikmah itu ya adalah al-ilmu. Kemudian walmaulidatul hasanah dengan nasihat yang baik, dan wajadil hum billati hiyya akhsan yang mempunyai arti berdebatlah dengan cara yang baik. Dari uraian ayat diatas, metode dakwah semuanya baik jika dipakaigunakan disesuaikan dengan situasi dan keadaan madu tempat kita berdakwah. Dan bagi saya tidak ada sosok seorang da‟i yang untuk diteladani dalam berdakwah adalah Nabi Muhammad SAW. Aplikasi dari Surat An-Nahl ayat 125 ya terdapat pada diri Rasulullah ketika berdakwah dimana metode al-hikmah, al- mauidzah hasanah, dan al-mujadalah Rasulullah terapkan pada situasi dan keadaan madu yang tepat. Hal itu juga dilakukan oleh seorang da ‟i yang menyebarkan agama islam di tanah nusantara yaitu Wali Songo, yang berdakwah dengan bijak, tutur kata yang lemah lembut dan rasa kasih sayang kepada madunya. Wali songo sukses menyebarkan agama islam di tanah jawa dengan bijak tanpa dengan jalan kekerasan dikarenakan dakwah mereka mengikuti dakwah dari Nabi Muhammad SAW. Dakwah Wali Songo dengan memperhatikan keadaan madunya yang beragam mencangkup tingkat pendidikan, ekonomi dan latar belakang budaya. dengan berupa tutur kata yang lemah lembut dan sikap penuh kasih sayang juga bijak melihat kondisi keadaan madunya yaitu salah satunya menggunakan tradisi-tradisi kebudayaan yang dekat dimasyarakat yang sampai sekarang bisa kita lihat sebagai media dakwah seperti tahlilan, selepanan, gamelan, wayang kulit sebagai media dakwah yang mengaplikasikan dari surat An-Nahl ayat 125. Karena itulah, dengan mengenal situasi dan keadaan madu di daerah Volker ini, saya berpikir metode yang tepat yaitu metode al-hikmah dalam penyampaiannya kepada madu juga tidak menimbulkan luka. Jika kita menggunakan metode al-hikmah dengan baik, maka metode mauidzhah hasanah dan mujadalah akan mudah disampaikan kepada madu. Dengan al-hikmah, saya berlaku bijak mengenal keadaan masyarakat Tanjung Priok, khususnya daerah Volker tempat saya berdakwah adalah masyarakat yang beragam dengan berbagai entis suku, tingkat pendidikan dan ekonomi. Umumnya masyarakat Volker dari golongan menengah ke bawah dan berpendidikan rendah maka tak heran dengan keadaan sosial seperti itu masyarakatnya dekat dengan perilaku maksiat seperti judi, mabuk, zina, tawuran., melihat keadaan itu, maka saya berkesimpulan metode yang tepat adalah dengan bi- hikmah atau “pendekatan hati”. Dan bentuk dari metode bi-hikmah, saya aplikasikan dalam bentuk pengajian istighosah tiap minggu akhir bulan, pembacaan surat yasin yang diteruskan dengan pembacaan berzanji bersama tiap malam jumat. Tujuan dari kegiatan dakwah tadi tak lain, orang diajak kepada Allah lewat hatinya bukan lewat rasional. Di tengah-tengah itulah saya menyisipkan konsep- konsepajaran-ajaran karena hati mereka sudah terbuka. Sesuai dengan beberapa nasehat dari beberapa guru saya ya salah satunya dari „Syach hajjat‟ dari Syiriah. Syach hajat berkata,” Ajaklah manusia itu kepada Allah dengan hati,”. Artinya dengan pendekatan takwallah, dan rupanya beliau mengatakan waktu pertama kali hanya berbicara fiqih, hitam putih, halal dan haram pesertanya hanya 40 orang. Saya sendiri juga mempunyai pengalaman sendiri awal berdakwah paling Cuma duatiga orang mendengarkan walaupun sebelumnya diumumkan dengan speaker tapi ketika melakukan pendekatan dengan bermodal dzikir, tasbih, shalwat hal ini rupanya lebih mudah diterima dan ditengah ditengah itulah kemudian saya sisipkan tentang konsep konsep ajaran dakwah. Selain dari itu, bentuk aplikasi yang lain dalam saya berdakwah yaitu berupa pemilihan kata yang tepat. Disini khan mayoritas ada persamaan dengan saya yaitu orang Madura, jadi saya pakai persamaan itu sebagai media dakwah yaitu seperti acara tahlilan,acara maulid, isra miraj dll. Nah pada acara itulah saya sampaikan konsep-konsep agama kepada masyarakat. Selain itu yang tak kalah pentingnya menurut saya memberi contoh yang baik pada masyarakat uswatun hasanah. Karena menurut saya butuh beribu kata untuk menyampaikan materi dakwah, tapi cukup perlu satu perbuatan dari kita yang memberikan contoh yang baik kepada masyarakat dalam aktifitas dakwah kita.