Materi Dakwah menurut Kh. Misbahul Munir
Nabi menjawab,”Jika seorang budak wanita telah melahirkan tuannya; jika engkau melihat orang yang bertelanjang kaki, tanpa memakai baju miskin
papa serta pengembala kambing telah saling berlomba dalam mendirikan bangunan megah yang menjulang
tinggi.” Kemudian lelaki tersebut segera pergi. Aku pun terdiam,
S ehingga Nabi bertanya kepadaku :“Wahai, Umar Tahukah engkau,
siapa yang bertanya tadi?” Aku menjawab,”Allah dan RasulNya lebih mengetahui,”
Beliau bersabda,”Dia adalah Jibril yang mengajarkan kalian tentang agama
kalian. ”
9
Kenapa tiga hal itu, karena tiga pokok-pokok ajaran agama berangkat dari sana, tentang islam iman dan ikhsan. Kalau bicara islam standarnya adalah rukun
islam dan iman juga standarnya rukun iman dan ikhsan berkaitan dengan akhlak yang paradigmanya merasa ketika beribadah sedang melihat kepada Allah, dan
apabila tidak bisa maka merasa dirinya sedang dilihat oleh Allah. Ketiga pokok ini ada yang mewakili, misalnya dalam bidang iman dikenal
dengan istilah Ilmu Tauhid atau Ilmu Kalam, dan dibidang islamsyariat di kenal dengan Ilmu Fiqih, dan ikhsan berkaitan dengan akhlak atau Tasawuf. Ke tiga ini
tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain. Ketika bicara islam butuh iman, iman butuh ikhsan. Artinya tidak cukup ketika orang mengatakan beriman saja tapi
tidak berislam misalnya tidak melaksanakan syariat seperti tidak melaksanakan ibadah shalat atau menjalankan syariat saja tapi tidak berlandaskan iman untuk
sekarang sudah banyak. Ada orang melakukan ritualibadah kadang shalat, kadang
9
Wawancara pribadi dengan Kh. Misbahul Munir dikediamannya, Jakarta 10 Februari 2014
zakat tapi dirinya tidak beriman hal itu juga tidak benar. Iman dan islam tanpa ikhsan juga tidak sempurna. Misalnya katakanlah orang beriman kemudian
berislam menjalankan syariat, akan butuh norma-norma yang bernama akhlakkepatutan. Ketika orang beriman kepada Allah kemudian melaksanakan
syariat contohnya ibadah shalat, dan bicara dalam kontek shalat saja secara syariat dalam shalat aurat laki-laki antara pusar sampai sebatas lutut, hal itu sudah cukup
secara kontek syariatfiqih. Tapi persoalannya berani tidak menjalankan syariat tanpa akhlak, misalnya shalat tanpa baju cukup pakai sarung berangkat ke masjid
ketika shalat jum ‟at. Dari sisi syariat hal itu sudah cukup, karena dalam ilmu fiqih
mengatakan auratnya laki-laki dalam shalat antara pusar sampai sebatas lutut. Tapi sekali lagi persoalannya hal itu kurang ajartidak bagus dalam penggunaan
ukuran-ukuran akhlak. Akhlak saja tanpa ada iman dan islam tidak cukup. Karena banyaknya akhir-akhir ini berkembang banyak aliran, maka visi pesantren ini
ditambah dengan iman, islam, ikhsan ala ahlusunnah waljamaah.
10
Dan kenapa memakai ala sunnah waljamaah, sekarang ini banyak orang mengartikan iman, islam, dan ikhsan tapi paradigmanya tidak berlandaskan
ahlusunnah waljamaah. Kenapa harus dibedakan, walaupun mengacu pada Al- Qur
‟an dan Al-hadis, tetapi tidak menggunakan paradigma ulama tetapi mengikuti parameter sendiri, dimaknain sendiri sehingga terjadi kerancuhan makna dan
kesimpulan- kesimpulan yang salah. Kenapa iman islam dan ikhsan ala ahluSunna Waljamaa? Karena di ahlusunnah waljamaa memahami teks-teks keagamaan
melalui paradigama mahzab ulamamujotohid ulama yang empat dalam bidang fiqih. Dalam bidang keimanan mengikuti paradigama Imam Sur Al-Mutorobi dan
10
Wawancara pribadi dengan Kh. Misbahul Munir di kediamannya, Jakarta 10 Februari 2014
Imam Abu Hasan Al-ashari. Sedangkan dalam bidang tasawwuf menggunakan pendekatan paradigama Imam Juned Al-Bagdadi dan Al-Ghazali. Kenapa harus di
pagari seperti itu? Sekarang ini banyak aliran- aliran mengaku islam bahkan ahlusunna wal jamaah tetapi jauh dari koridor dari ahlusunna waljamaah sendiri.
Sebagai dari visi dan misi pesantren agar untuk diajarkan, diamalkan dalam kehidupan sehari-hari baik kepada santeri, kepada umum terutama tentu
diamalkan kehidupan sehari-hari pengasuhnya. Dan materi yang diajarkan berkaitan islam ,iman dan ikhsan adalah kitab
–kitab dasar yaitu sebagai contoh di bidang iman yaitu kitab Akidatul awwam, jauharil kalam, Dausuqi. Dan kitab
dibidang fiqihsyariah yaitu kitab Safinatunnajah, Sullamuttaufiq, Fathulqorib, dan Fathulmuin. Dibidang akhlak yang paling bawah yaitu, Taisirulkholak, lalu
intisari Al-hikam, dan Nashoiful Ibad, dan Ridyatussolihin. Tidak itu saja, juga diajarkan ilmu alat berupa ilmu nahu, ilmu sorof,
ilmu ba’di, ilmu balagha, tafsir dan hadis.
11