Karena itulah mengapa kemudian dengan hidup bermasyarakat, mengamati keadaan sosial di lingkungan tempat tinggal beliau, dan memahami
keadaan masyarakat sebelum berdakwah. Dari keberagaman madu berupa anak- anak, dewasa, orang tua, akhirnya beliau fokus memilih berdakwah pada remaja
dan anak-anak dan mendirikan pesantren untuk mengajarkan ilmu agama kepada mereka . Karena dari sana nanti lahir sebuah cahaya keilmuan yang menyebar-
menyebar pada lingkungan. Beliau mengatakan, dakwah itu buah dari pada ilmu, dari perantara kita akan menghasilkan perubahan di tengah-tengah masyarakat.
Yaitu perubahan bagaimana sekiranya masyarakat itu mengenal kepada Allah, tentu menurut ajaran agama yang benar. Ajaran Rasulullah, ajaran para sahabat
dan ajaran para ulama.
16
G. Tujuan dakwah menurut Kh. Misbahul Munir
Tujuan dakwah yaitu bagaimana sekiranya hatta lamakbuda ilallah, Karena ini niat utama harus di pahami, karena banyak orang sekarang ini
menjadikan Allah bukan menjadi tujuan, tapi media. Islam itu dijadikan alat, Kh. Misbah melihat tidak demikian. Tujuan
dakwah kita sebagai kader da‟i yaitu bagaimana sekiranya orang ikut atau menyembah kepada Allah tentu dengan
melalui Rasulullah yang sudah diajarkan kepada kita. Dengan Kh. Misbah mendirikan pesantren khususnya menjadikan santrinya sebagai hamba Allah yang
soleh dan soleha yang kemudian diterjemahkan dengan kegiatan-kegiatan yang bertumpu pada tiga titik, yaitu pelajaran iman, islam dan ikhasan lewat pelajaran-
pelajaran dan aktifitas-aktifitas keseharian.
16
Wawancara pribadi dengan Kh. Misbahul Munir di kediamannya, Jakarta 10 Februari 2014
H. Metode dakwah paling dominan yang digunakan oleh K.H. Misbahul Munir di Pesantren Ilmu Al-
Qur’an Al-Misbah Volker Jakarta Utara 1. Pengertian Metode Dakwah paling dominan yang digunakan Dalam
Berdakwah Oleh Kh. Misbahul Munir
Menurut Kh. Misbahul Munir, berbicara metode dakwah yang paling dominan tidak bisa disebut momentum karena disesuaikan dengan kondisi
lingkungan dan keadaan madu tempat beliau berdakwah. Tetapi dalam Ilmu Dakwah sendiri kembali beliau menekankan bahwa
“At-thariqah ahammu minal- l-maddah
”, metode itu lebih utama dari pada materi. Dan metode dakwah sendiri disesuaikan dengan keadaan situasi dan kondisi madu dimana tempat
seorang da‟i berdakwah. Maka itulah diperlukan metode dakwah yang tepat dalam berdakwah,
agar pesan dakwah kita diterima oleh madu. Adapun metode dakwah yang selalu menjadi rujukan yaitu Surat An-
Nahl ayat 125 yaitu ud’u- ajaklah wahai Muhammad mereka itu ilaa sabili
rabbika menuju kejalan tuhanmu yakni agama islam, bil-hikmah dengan hikmah, hikmah itu adalah al-ilmu. Kemudian walmaulidatul hasanah dengan nasihat yang
baik, dan wajadil hum billati hiyya akhsan yang mempunyai arti berdebatlah dengan cara yang baik. Dari uraian ayat diatas, metode dakwah semuanya baik
jika dipakaigunakan disesuaikan dengan situai dan keadaan madu tempat kita berdakwah.
Dengan berkumpul, dan memperhatikan keadaan mad ‟u yang beragam di
daerah Volker yang mencangkup tingkat pendidikan, ekonomi dan latar belakang budayanya, Kh. Misbah mengambil kesimpulan untuk menyampaikan dakwahnya
dengan metode al-hikmah. Dikarenakan sebagai metode yang cocok dengan