Unsur-Unsur Dakwah Menurut Kh. Misbahul Munir
sering shalat jemaah di Masjid At-Taqwa dikarenakan pada waktu itu Kh. Misbah yang menshalatkan ibunya ketika wafat. Suri teladan yang baik yang ditunjukkan
kepada masyarakat apapun latar belakangnya adalah merupakan dakwah beliau disamping dakwah dalam bentuk ceramah maupun dakwah dalam bentuk yang
lainnya.
5
b. Mad ‟u menurut Kh. Misbahul Munir
Mad ‟u adalah penerima dakwah, dan keadaan mad‟u tiap suatu daerah
berbeda bergantung dimana seorang da‟i berdakwah. Khusus di daerah tanjung
priok yang keadaan mad ‟unya amat beragam, ada mad‟u muslim, kafir, awam,
cendekiawan, dewasa maupun anak-anak. Dan dari segi ekonomi sendiri umumnya dari kelas menengah ke bawah. Melihat keadaan itu, Kh. Misbah
mendifinisikan tidak mungkin mengislamkan semua orang, dan juga perlu dipahami tidak semua orang mad
‟u dapat tersentuh oleh seorang da‟i. Adakalanya ada orang yang mau diajak, ada juga orang yang tidak mau, ada orang
yang maunya datang sendiri, ada yang maunya didatangi. Dan bagi orang yang tidak mau tidak perlu ada paksaan, yang terpenting mereka tidak mengganggu
kepentingan umum, tidak melanggar aturan aturan yang sudah dibuat dan jika melanggar hubungannya dengan undang-undang atau pidana dan sebagainya.
6
Kh. Misbah menjelaskan, dengan keadaan itu harus dipahami bahwasanya seorang da
‟i harus mampu mendifinisakan sasaran karena tidak mungkin membatasi lingkungan ini. mengajar, mengajak kepada orang yang percaya
kepadanya dan yang tidak percaya menjadi urusan mereka. Seorang da ‟i ibarat
5
Wawancara pribadi dengan Ustad Sufyan, Murid pertama Kh. Misbah Jakarta, 22 juli 2014
6
Wawancara pribadi dengan Kh. Misbahul Munir di kediamannya, Jakarta 10 Februari 2014
seperti dokter, orang yang berobat kepada dokter itu orang yang percaya kepadanya. Dan Secara khusus, memang segmentasinya banyak. Ada bapak-
bapak, ibu-ibu, juga ada remaja dan anak-anak dan juga yang lainnya. Dari sekian rumpun mad
‟u tadi, tidak mungkin dirangkul semuanya. Kh. Misbah kemudian mempunyai sebuah konsep, maka diambil segmentasinya
remaja dan anak-anak. Beliau berpikir, karena sepuluh tahun ke depan, mereka akan menjadi remaja, dan sepuluh tahun ke depan akan menjadi orang dewasa dan
sekarang santerinya sudah banyak yang menikah. Santeri yang dulunya masih anak-anak waktu belajar ke Kh. Misbah sekarang sudah menjadi dewasa dan ada
yang sudah punya anak dengan berbagai macam profesi, bahkan santerinya ada yang buka pengajian seperti beliau. Seseorang yang mengambil segmen yang
jelas, unsur yang lain pun akan ikut. Misalnya saja jika ada acara para santeri di Masjid At-Taqwa seperti acara istighosa, maka secara tak langsung para wali
santeri pun pada ikut hadir dalam acara tersebut. Begitupun juga pada acara pengajian malam jum
‟atan yang isinya pembacaan yasin bersama dilanjutkan pembacaan barzanji yang membaca maupun yang menabuh hadrahnya para
santeri dan secara tidak langsung para wali santeri yang berjamaah di Masjid At- Taqwa pun ikut hadir turut menyaksikan penampilan para santeri yang tak lain
anak dari mereka. Jadi mengambil sebuah konsep, disebutkan dalam ilmu marketing dikatakan ambil sesuatu hal yang jelas pada sebuah produk yang akan
dijual. Dari peristiwa yang disebutkan diatas, merupakan contoh suatu hal yang berdampak pada yang lain yaitu para wali murid secara tidak langsung pun ikut
terlibat pada acara aktifitas keagamaan tersebut. Pada awalnya buat pengajian pada segmen bapak-bapak dan ibu-ibu ternyata banyak yang tidak hadir dalam
pengajian itu dan dampaknya pengajian akhirnya sepi. padahal sebelumnya sudah diumumkan lewat speaker. kemudian dengan pikiran yang sederhana, Kh. Misbah
mencari segmen yang paling mungkin, dan dilakukan paling mungkin. Apa yang paling mungkin, dan ternyata remaja dan anak-anak dari latar belakang yang
beragam baik remaja dari tidak mampu, kasus narkoba, pergaulan bebas dan penyakit masyarakat lainnya. Dari segmen itu ternyata alhamdulilah berhasil,
sekarang pengajian ramai dan banyak diikuti juga orang dewasa dan tidak itu saja bahkan berdampak pada yang lain tidak kecuali orang-orang pemabuk, penjudi,
pemakai obat pun ikut segan, karena hal itu bagian dari realitas lingkungan di Tanjung priok.
7
Akhirnya dengan Kh. Misbah fokus pada satu titik, dikenallah beliau sebagai tokoh agama dan pada acara-acara keagamaan beliau yang selalu direkrut,
seperti ada kematian, aqiqah, pernikahan beliau bersentuhan dengan mereka tanpa sadar. Dengan Kh. Misbah aktif di masyarakat sekitar misalnya jika ada kematian,
kelahiran, pernikahan sekalipun dari keluarga pemabuk, penjudi, dan narkoba. Dengan apa yang sudah dilakukan Kh. Misbah, mereka secara spontan ketika
bertemu di jalan menyapa dengan Kh. Misbah, terlebih jika mereka shalat berjamaah di Masjid At-Taqwa bahkan berkumpul untuk mendengarkan tausiah
dari beliau hal itu sudah luar biasa karena jalan hidayah datangnya dari Allah. Pernah disaat beliau pulang jalan kaki pada larut malam karena aktifitas
di luar pesantren untuk mengisi undangan ceramah, dan secara kebetulan ada
7
Wawancara pribadi dengan Kh. Misbahul Munir di kediamannya, Jakarta 10 Februari 2014
beberapa pemuda yang main judi dan mabuk di pinggir jalan dan secara spontan mereka berhenti dengan malu-malu dikarenakan beliau lewat ditempat itu.
”Minimlah mereka segan pada saat saya lewat dan orang mengharapakan semua bubar, orang pemasoknya lebih besar. Tidak harus diceramahin
mereka, kalau hendak diingatkan, perlu ada waktu dan tempat yang tepat untuk mengingatkan mereka. Walaupun banyak halangan yang melintang
selama berdakwah dan selama itu pula saya tetap tegar. Dan kenapa kekuatan itu ada karena istikhomah untuk mengajar kepada
masyarakat. ”
8