34
BAB III PROFIL K.H. MISBAHUL MUNIR DAN GAMBARAN UMUM
PONDOK PESANTREN ILMU AL-QUR ’AN AL-MISBAH
VOLKER JAKARTA UTARA.
A. Latar Belakang K.H. Misbahul Munir 1. Riwayat Hidup K.H. Misbahul Munir
Nama lengkap beliau adalah K.H. Misbahul Munir cholil lahir dan dibesarkan di desa Mayangan Probolinggo 6 Juni 1972 Putra pertama dari Alm.
K.H. Kholilurrahman dan ibu Hj. Hafsah yang kedua orantuanya secara silsilah merupakan keturunan dari para ulama
1
. Sekolah dasar Kh. Misbah panggilan akrab K.H. Misbahul Munir dimulai di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum
Jrebeng Kulon Probolinggo yang merupakan sekolah swasta asuhan abahnya sendiri. Kh. Misbah di sekolah itu masuk dua kali dalam sehari, yaitu waktu pagi
Kh. Misbah masuk sekolah ibtidaiyah dengan kurikulum pemerintah yang sama sepertinya umumnya sekolah dasar SD. Setelah shalat dhuhur, Kh. Misbah
masuk lagi pada sekolah yang sama, bedanya yang dipakai kali ini dengan kurikulum yang dibuat sendiri oleh pengasuh sekolah yang pelajarannya lebih
ditekankan pada ilmu keagamaan seperti Ilmu Fiqih, Nahu Shorof, Ilmu Tauhid dan disiplin ilmu agama lainnya.
2
Sepulang dari sekolah, Kh. Misbah membantu usaha orang tuanya yang berprofesi mebel dan juga menggembelakan kambing di sawah. Selain membantu
1
Ustad Syam, teman Kh. Misbah wawancara pribadi, Jakarta utara, 2 maret 2014
2
Wawancara pribadi dengan Ustad Sufyan, Murid pertama
Kh. Misbah
Jakarta, 22 juli 2014
orang tua, Kh. Misbah amat hobi bermain bola sampai pernah suatu ketika bermain dengan teman-temannya, Pernah suatu ketika asyik bermain dan tidak
sadar sudah menjelang malam dan sampai di rumah sudah pada waktu magrib. hal itu diketahui oleh abahnya, lalu kemudian Kh. Misbah dihukum dengan diikat
pada sebatang pohon di ladang sampai jam 21.00 malam sebagai hukuman. Hal itu karena beliau tidak ingat akan waktu, dan cenderung akan melalaikan shalat.
3
Malam hari setelah waktu bahda magrib, Kh. Misbah masuk mengaji belajar kitab, begitu pun juga di waktu pagi hari Kh. Misbah kembali mengaji,
tapi kali ini mengaji Al-Qur ‟an yang langsung kepada abahnya sendiri yang
memang seorang tokoh agama, juga sebagai pengajar mengaji anak-anak di desa tempat tinggal beliau tanpa dengan dipungut biaya.
Setelah lulus sekolah ibtidaiyah, orang tua Kh. Misbah melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan. Di Sidogiri Kh. Misbah
masuk kelas 5 ibtidaiyah dan melanjutkan ke jenjang tsanawiyah 3 tahun. Kemudian diteruskan studinya di Aliyah Tarbiyatul Muallimin ATM selama 3
tahun juga. Di Sidogiri Kh. Misbah juga aktif pada kegiatan non formal dengan mengikuti berbagai organsasi seperti OMIM Organisasi Murid Intra Madrasah,
Jamiyatul Muballighin Jamub dan Himpunan Santri Daerah Probolinggo Hisdap. Selama Beliau mengenyam pendidikan di Sidogiri, Kh. Misbah dikenal
diantara para santeri di Sidogiri akan ahli berpidatoceramah. Bahkan beliau Ketua Organisasi Jamiyyatul Muballighin organisasi mengasah skill dalam
berpidatoberorasi terlama sewaktu masih menjadi santeri.
4
3
Ustad Syam, teman Kh. Misbah Wawancara pribadi, Jakarta utara, 2 Maret 2014
4
Ustad Syam, teman Kh. Misbah Wawancara Pribadi, Jakarta Utara, 2 Maret 2014
Hal itu tidak lepas akan gigihnya Kh. Misbah dalam berlatih menjadi seorang narator ulung atau ahli berpidato seperti Bung Karno yang diidolakannya.
Hal ini didapat dari Kesaksian para santeri seangkatannya sewaktu mondok dulu dalam keadaan tugas menyapu saja di masjid, Kh. Misbah masih berlatih
menggunakan gagang sapu lidi sebagai media mix. Melihat hal itu, Sampai suatu ketika pernah ada temannya yang menegur
”Misbah, nanti lama kelamaan jadi gila Kamu nantinya dengan kebiasaanmu i
tu”. Lalu dengan enteng dijawab oleh Kh. Misbah
,” Tidak apa saya gila, asal kamu suatu hari nanti akan tergila-gila sama s
aya,”jawabnya.
5
Pernah ada suatu peristiwa yang buat geger Pesantren Sidogiri karena ketika ada acara ihtisan di Pondok Pesantren Kyai Kholil di Bangkalan, pihak
pondok mengundang penceramah ke Sidogiri, dan yang diundang untuk acara ihtisan itu bukan seorang guru untuk mengisi ceramah disana, melainkan seorang
murid yaitu Kh. Misbahul Munir sendiri.
6
Setelah lama menimba ilmu di Sidogiri, Kh. Misbah muda mendapat tugas wajib oleh pengasuh pondok untuk mengajar di Banyualet Desa Tanah
Merah Laok Kabupaten Bangkalan selama dua tahun. Di sana Beliau mengajar di kelas 3 Tsanawiyah dan kelas 3 Aliyah. Lalu setelah tugas wajib selesai, selama
12 tahun mengenyam pendidikan di Sidogiri, Kh. Misbahul Munir pulang kampung ke Propolinggo lalu mengabdi Setengah tahun mengajar di Miftahul
Ulum, sekolah sewaktu beliau masih kecil. Kemudian Kh. Misbah meneruskan pendidikannya di Universitas Sunan Giri Surabaya. Beberapa tahun kemudian Kh.
Misbah kenal dengan seorang wanita asal dari Tj. Priok Jakarta Utara bernama
5
Ustad Syam, teman Kh. Misbah Wawancara Pribadi, Jakarta Utara, 2 Maret 2014
6
Ustad Syam, teman Kh. Misbah wawancara pribadi, Jakarta Utara, 2 maret 2014