Tujuan dakwah menurut Kh. Misbahul Munir

situasi dan keadaan madu, metode al-hikmah dalam penyampaiannya kepada madu juga tidak menimbulkan luka. 17 Dalam praktek metode al-hikmah dalam dakwahnya, yaitu Kh. Misbah lebih dulu mengenali lawan bicara sesuai dengan ukuran madu yang diajak berbicara dan mampu memilih kata yang tepat yaitu dengan perkataan qaulan baligha perkataan yang membekas pada jiwa qaulan layyinan perkataan yang lembut qaulan marufan perkataan yang baik qaulan maisura perkataan yang ringan qulan karima perkataan yang mulia, Selain itu, aplikasi yang lain yaitu penggunaan unsur seperti acara budaya hari besar islam misalnya acara Maulid, Isra Miraj, Muharram, acara Tahlilan dan acara-acara keagamaan islam yang lain dikarenakan mayoritas masyarakatnya berprofesi pedagang besi tua dan kebanyakan dari suku Madura yang sama dengan beliau. Umumnya warga Madura amat menyukai perayaan hari besar islam. Dengan media inilah dipakai oleh Kh. Misbah sebagai aktifitas dakwahnya, dan ditengah-tengahnya kemudian diisi dengan ceramah umum. Dan praktek metode al-hikmah yang lain dari Kh. misbah yaitu dengan metode uswatun hasanah teladan yang baik. Mungkin perlu beribu kata untuk menyampaikan pesan dakwah, tapi perlu satu tindakan untuk menyampaikan pesan dakwah ke masyarakat. Hal ini tak lepas menjadikan sosok teladan yang luar biasa pada diri Rasulullah sebagai sosok sentral dan rujukan beliau selama berdakwah. Karena kekuatan dakwah Rasulullah yaitu pada keteladanan. Hal itu diabadikan dalam firman Allah SWT pada Surat Al-Ahzab ayat 21 yang berbunyi: 17 Wawancara pribadi dengan Kh. Misbahul Munir di kediamannya, Jakarta 22 Mei 2014                   Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. ” Karena itulah, disamping beliau seorang da ‟i yang memberikan tausiah kepada masyarakat, Kh. Misbah juga memberikan contoh yang baik uswatun hasanah kepada masyarakat maupun santerinya bahkan sebelum beliau berdakwah kepada masyarakat. Misalnya saja beliau mengajar pada santerinya berupa hadis nabi yang berbunyi “innallaha maassobirin” yang artinya kebersihan sebagian dari iman, maka Kh. Misbah tidak sungkan-sungkan untuk menyapu pekarangan pesantren dan hal itu dilakukan pada khusus hari jum ‟at beliau mengadakan kegiatan yang dinamakan “jumat bersih” yang tujuannya membersihkan lingkungan pesantren dan sekitarnya dan Kh. Misbah terlibat langsung dalam acara tersebut. Dan secara tak sadar dengan kegiatan tersebut, masyarakat sekitar yang dekat dengan pesantren ikut membersihkan lingkungannya dengan adanya kegiatan tersebut. Begitupun juga beliau menyuruh pada santerinya untuk shalat shubuh berjamaah, maka beliau orang pertama yang melaksanakannya dengan shalat shubuh berjamaah sebagai imam yang dilanjutkan dengan kajian kitab kuning kepada jemaah maupun kepada santeri. 18 begitupun juga jika ada kematian, pernikahan, atau hal yang yang terjadi di tengah masyarakat, Kh. Misbah cepat tanggap dengan kejadian itu dan berperan aktif didalamnya. Misalnya saja dengan menyediakan ambulans yang harganya 18 Wawancara pribadi dengan Kh. Misbahul munir dikediamannya, Jakarta 25 November 2014 murah bagi warga Volker yang meninggal. Hal-hal itulah yang kemudian menjadikan antara Kh. Misbah dan warga sekitar merasa dekat karena akhlak yang baik yang ditunjukkan oleh beliau, sehingga masyarakat menerima materi dakwah Kh. Misbah karena memberikan contoh yang baik di tengah masyarakat. 73

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, kemudian diolah dan dianalisa maka hasil penelitian yang dikemukakan pada bab-bab sebelumnya tentang Metode Dakwah K.H. Misbahul Munir di Pesantrean Ilmu Al-Qur ‟an Volker Jakarta Utara, maka kesimpulannya yaitu: Dalam ilmu dakwah terdapat unsur-unsur dakwah yang mencangkup yaitu: Da ‟i, Madu, Materi Dakwah, Metode Dakwah, Media Dakwah dan Tujuan Dakwah. Dalam unsur-unsur dakwah mempunyai keterkaitan satu sama lain yang mendukung dari kesuksesan dalam aktifitas dakwah. Metode dakwah yang diterapkan oleh Kh. Misbahul Munir mengacu pada Surat An-Nahl ayat 125 yang mengandung tiga metode dakwah yang diterapkan oleh K.H. Misbahul Munir di Pesantren Ilmu Al-Qur ‟an Volker Jakarta Utara yaitu : 1. Metode Dakwah Al- Hikmah Metode dakwah al-hikmah adalah dakwah dengan kebijaksanaan atau bahasa Kh. Misbahul Munir yaitu dengan pendekatan hati. Penerapan dari metode ini yaitu, mengadakan beberapa pengajian, memilih kata-kata yang tepat, menggunakan titik temu budaya, toleransi, dan uswatun hasanah teladan yang baik. Khusus kepada santerinya penerapan metode ini yaitu sebelum mengaji membaca membaca Surat Al-Mulk bahkan dianjurkan untuk dihafal dan disertai amalan doa setelah membaca Surat Al-Mulk. Lalu kemudian dilanjutkan pembacaan Tabarroq, Asmaul Husna, pembacaan Rattib Al-Haddad dan bangun malam menjelang shubuh atau “aktifitas penggerak hati” yang diisi kegiatan keagamaan. 2. Metode Dakwah Al- Mauidzatul Hasanah Metode dakwah al-mauidzatul hasanah mempunyai arti nasehat yang baik. Menyampaikan dakwah dengan perkataan lemah lembut dan rasa kasih sayang. Penerapan dari metode ini berupa ceramah, pembacaan khotbah, dan kepada santerinya berupa motivasi untuk semangat belajar dan meraih cita-cita. 3. Metode Dakwah Al-Mujadalah bial-lati hiyya aksan Metode dakwah Al-Mujadalah adalah mempunyai arti berdebatberdiskusi dengan cara yang baik. dalam penerapannya oleh Kh. Misbah dilakukan ketika pengkajian kitab kuning kepada santerinya dan jemaah Masjid At-Taqwa ketika pengajian di pagi hari, begitupun juga ketika beliau pengkajian kitab Bulughul Maram di Masjid Istiqlal. Dalam pengkajian itu dibuka sesi tanya jawab kepada jemaah berkaitan materi yang disampaikan yang dirasa kurang dimengerti maupun untuk mengkaji lebih dalam materi yang disampaikan. Sedangkan dalam dialog, dalam penerapannya oleh beliau yaitu sebagai perwakilan dari MUI dengan perwakilan Syiah dari Iran berdialog berkaitan dengan paham Syiah di Indonesia terutama kasus syiah di sampang Madura. Adapun metode yang dominan dipakai oleh K.H. Misbahul Munirn adalah metode Al-hikmah atau oleh beliau dengan sebutan “Dakwah Dengan Pendekatan Hati”. Karena metode ini tepat dengan situasi dan kondisi mad‟u tempat beliau berdakwah dengan mengadakan beberapa pengajian, memilih kata-kata yang tepat, menggunakan titik temu budaya, toleransi, dan uswatun hasanah teladan yang baik. Khusus kepada santerinya penerapan metode ini yaitu sebelum mengaji membaca membaca Surat Al-Mulk bahkan dianjurkan untuk dihafal dan disertai amalan doa setelah membaca Surat Al-Mulk. Lalu kemudian dilanjutkan pembacaan Tabarroq, Asmaul Husna, pembacaan Rattib Al-Haddad dan bangun malam menjelang shubuh atau “aktifitas penggerak hati” yang diisi dengan kegiatan keagamaan.

B. Saran-Saran

Dari hasil penelitian, penulis memberikan masukan berupa saran-saran kepada K.H. Misbahul Munir sehubungan dengan judul karya ilmiah yang ditulis yaitu Metode Dakwah di Pesantren Ilmu Al- Qur‟an Al-Misbah Volker Jakarta Utara, yaitu : 1. Tetap semangat untuk Kh. Misbahul Munir dalam berdakwah, agar melahirkan insan yang soleh dan soleha berguna untuk Indonesia di masa mendatang. 2. Ke depannya mudah-mudahan bertambah cabang-cabang Pesantrean Ilmu Al-Qur ‟an Al-Misbah di tiap daerah-daerah di Indonesia agar lebih banyak lagi melahirkan insan khairu ummah yang berguna terhadap lingkungan sekitanya. 3. Jika dimungkinkan adanya pemberian pengetahuan ilmu saintek yang lebih ditingkatkan di lingkungan Pesantren Ilmu Al-Quran Al-Misbah agar santeri menguasai perkembangan ilmu komunikasi terkini. 4. Jika dimungkinkan di pondok pesantren disediakan balai latihan kerja kepada santeri agar nantinya jika keluar dari pondok, para santeri selain mempunyai keilmuan di bidang agama, juga mempunyai bekal kewirausahaan dalam dunia kerja di masyarakat.