diperkirakan tidak ada asosiasi antara faktor resiko dan penyakit Chandra, 2009, berarti tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang toilet
training dan kebiasaan mengompol pada anak usia prasekolah.
2. Hubungan Perilaku Ibu dalam Menerapkan Toilet Training dengan
Kebiasaan Mengompol pada Anak Usia Prasekolah 3-6 Tahun Tabel 5.14
Hubungan Perilaku Ibu dalam Menerapkan Toilet Training dengan Kebiasaan Mengompol pada Anak Usia Prasekolah 3-6
Tahun di RW 02 Kelurahan Babakan Kota Tangerang Tahun 2012
Berdasarkan tabel 5.14 di atas diketahui bahwa dari 35 ibu yang memiliki perilaku kurang baik dalam menerapkan toilet training terdapat
23 anak usia prasekolah 65,7 mengompol dan hanya 12 anak 34,3 tidak mengompol sedangkan dari 47 ibu yang memiliki perilaku baik
dalam menerapkan toilet training terdapat 19 anak 40,4 mengompol
dan 28 anak 59,6 tidak mengompol.
Hasil uji statistik ini memperoleh nilai probabilitas sebesar 0,041 dilihat dari nilai Continuity Correction pada uji Chi-Square dengan CI
95 dan α 5. Hal ini berarti p-value α sehingga Ho ditolak, berarti ada
Perilaku Ibu dalam
Menerapkan Toilet Training
Kebiasaan Mengompol Total
OR 95 CI Pvalue
Mengompol Tidak
Mengompol n
n n
Kurang Baik Baik
23 19
65,7 40,4
12 28
34,3 59,6
35 47
100,0 100,0
2,825 1,138-7,011
0,041
Total 42
51,2 40
48,8 82
100,0
hubungan yang bermakna antara perilaku ibu dalam menerapkan toilet training dengan kebiasaan mengompol pada anak usia prasekolah 3-6
tahun p 0,05. Nilai OR pada analisis ini diketahui sebesar 2,825 1,138-7,011
berarti bahwa ibu yang memiliki perilaku kurang baik dalam menerapkan toilet training memiliki peluang sebesar 2,8 atau 3 kali lebih besar
anaknya mengompol daripada ibu yang memiliki perilaku baik dalam menerapkan toilet training.
BAB VI PEMBAHASAN
Bab VI ini membahas atau menjelaskan hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan dan perilaku ibu dalam menerapkan toilet training dengan kebiasaan
mengompol pada anak usia prasekolah yang dilakukan di RW 02 Kelurahan Babakan Kota Tangerang. Pembahasan yang dijelaskan meliputi keterbatasan
penelitian, gambaran karakteristik responden, hasil analisis univariat dan hasil analisis bivariat dari variabel independen terhadap variabel dependen penelitian.
A. Keterbatasan Penelitian
1. Desain penelitian yang digunakan adalah desain cross sectional yang hanya mengukur satu kali dalam satu kali waktu sehingga tidak diketahui
secara pasti apakah ibu benar-benar mengetahui tentang toilet training dan mempraktikkan toilet training kepada anaknya secara baik dan benar.
2. Penelitian ini hanya melihat hubungan pengetahuan ibu tentang toilet training dan perilaku ibu dalam menerapkan toilet training tanpa melihat
sarana dan prasarana yang ada dalam mendukung anak melakukan toilet training sehingga hal ini dapat mempengaruhi jawaban ibu dalam mengisi
kuesioner. 3. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.
Keuntungan menggunakan kuesioner adalah dapat memperoleh data yang banyak dalam waktu yang singkat, namun penggunaan kuesioner ini
memiliki kelemahan yakni tidak dapat mengukur secara pasti tentang