Desain Penelitian Instrumen Penelitian

60

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan deskritif analitik. Penelitian analitik adalah suatu bentuk penelitian yang mencoba mencari hubungan antar variabel dengan cara pengumpulan data, kemudian data tersebut dianalisis untuk mencari seberapa besar hubungan antar variabel yang ada Setiadi, 2007. Penelitian ini menggunakan studi cross sectional, dimana variabel sebab atau resiko dan akibat atau kasus yang terjadi pada objek penelitian diukur dan dikumpulkan secara simultan, sesaat atau satu kali saja dalam satu kali waktu dalam waktu yang bersamaan serta pada studi ini tidak ada follow up Setiadi, 2007.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian dilaksanakan di RW 02 Kelurahan Babakan Kota Tangerang.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada tanggal 30 Juni – 2 Juli 2012.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan diteliti Notoatmodjo, 1993 dalam Setiadi 2007. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki anak usia prasekolah 3-6 tahun di RW 02 Kelurahan Babakan Kota Tangerang dengan jumlah 106 orang.

2. Sampel

Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi Notoatmodjo, 1993 dalam Setiadi, 2007. Penelitian ini memiliki dua kriteria sampel yakni kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Sampel pada penelitian ini adalah sampel yang memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut : a. Ibu yang memiliki anak dengan kriteria anak usia prasekolah 3-6 tahun yang tidak memiliki gangguan sistem perkemihan. b. Ibu yang tinggal serumah dengan anaknya. c. Bersedia menjadi responden. d. Dapat membaca dan menulis. e. Bertempat tinggal di wilayah RW 02 Kelurahan Babakan Kota Tangerang. Adapun kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak usia prasekolah 3-6 tahun dengan kriteria : a. Mengalami gangguan sistem perkemihan. b. Mendapat terapi yang mempengaruhi proses berkemih. Peneliti menentukan besar sampel dengan melakukan proses skrining terhadap 106 orang ibu yang memiliki anak usia prasekolah di RW 02 Kelurahan Babakan Kota Tangerang secara door to door. Skrining dilakukan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi sampel penelitian, instrumen yang digunakan dalam proses skrining adalah kuesioner. Kuesioner digunakan karena sifatnya yang mudah diaplikasikan. Setelah dilakukan proses skrining diperoleh hasil sebagai berikut, dari 106 orang ibu yang memiliki anak usia prasekolah, hanya 82 orang diantaranya yang memenuhi kriteria untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Hasil skrining tersebut menyebar secara tidak merata di setiap RT, dilihat dari gambaran penyebaran responden pada tiap RT sebagai berikut : RT 001 sebanyak 7 responden, RT 002 sebanyak 15 responden, RT 003 sebanyak 15 responden, RT 004 sebanyak 37 responden dan RT 005 sebanyak 8 responden. Jumlah responden di RT 004 terlihat jauh lebih banyak dibanding jumlah responden di RT lainnya. Metode pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik sampling jenuh total sampling. Sampling jenuh total sampling adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel dikarenakan jumlah populasi relatif kecil dan penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil Sugiyono, 2009. Total sampling digunakan pada penelitian ini karena penyebaran jumlah responden di populasi yang tidak merata dan cakupan wilayah yang tidak terlalu luas sehingga tidak menyulitkan peneliti untuk mengambil data dari semua sampel. Teknik ini juga digunakan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya bias, karena dengan teknik ini data diambil dari semua sampel yang memenuhi kriteria.

D. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrumen dalam pengambilan data. Kuesioner dibagi menjadi 4 bagian yakni kuesioner data demografi, kuesioner pengetahuan ibu tentang toilet training, kuesioner perilaku ibu dalam menerapkan toilet training dan kuesioner kebiasaan mengompol. Pada kuesioner pengetahuan ibu tentang toilet training dan kuesioner perilaku ibu dalam menerapkan toilet training menggunakan rumus mean dalam menentukan nilai kategorinya dikarenakan rumus mean dapat mewakili nilai responden secara keseluruhan. Mean rata-rata adalah nilai rata-rata dari observasi suatu variabel dan merupakan jumlah semua observasi dibagi jumlah observasi Istijanto, 2005. Rumus mean sebagai berikut : ̅ Keterangan : ̅ = mean atau rata - rata = jumlah data semua responden Berikut adalah gambaran atau penjelasan dari ke-4 bagian kuesioner penelitian ini : 1. Kuesioner A kuesioner data demografi Kuesioner ini untuk mengetahui karakteristik responden yang terdiri dari 2 pertanyaan yakni : a. Identitas responden Ibu yang memiliki anak usia prasekolah meliputi umur, pendidikan terakhir, pekerjaan ibu dan status hubungan ibu dengan anak. b. Identitas anak usia prasekolah meliputi tanggal lahir, umur, jenis kelamin anak dan 2 pertanyaan skrining untuk mengetahui anak mengalami gangguan sistem perkemihan atau tidak, seperti di bawah ini : 1 Apakah anak ibu sedang menderita penyakit saluran kemih seperti kelainan ginjal atau infeksi pada alat kelaminnya saat ini ? 2 Apakah anak ibu sedang menjalankan pengobatan terhadap penyakitnya tersebut saat ini ? 2. Kuesioner B Kuesioner pengetahuan ibu tentang toilet training Kuesioner ini menggunakan skala Guttman, dimana skala ini menginginkan tipe jawaban tegas seperti jawaban benar-salah, ya-tidak, pernah-tidak pernah, positif-negatif, tinggi-rendah, baik-buruk, dan seterusnya Djaali dan Muljono, 2007. Penelitian ini menggunakan tipe jawaban benar-salah untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan ibu tentang toilet training. Kuesioner dibuat dalam bentuk daftar checklist dan total pertanyaan berjumlah 12 pernyataan yang terdiri dari 2 pernyataan yakni pernyataan positif dan pernyataan negatif. Apabila jawaban responden benar diberi skor 1 dan apabila jawaban responden salah diberi skor 0 sehingga skor maksimum adalah 12 dan skor minimum adalah 0. Pernyataan positif terdiri dari 7 item seperti nomor 2,3,4,6,8,9, dan 11 dengan penskorannya sebagai berikut : a. Jika responden menjawab benar diberi skor 1 b. Jika responden menjawab salah diberi skor 0 Pernyataan negatif terdiri dari 5 item seperti nomor 1,5,7,10 dan 12 maka penskorannya sebagai berikut : a. Jika responden menjawab benar diberi skor 0 b. Jika responden menjawab salah diberi skor 1 Indikator – indikator yang diukur dalam variabel pengetahuan ibu tentang toilet training adalah sebagai berikut : No. Indikator Nomor Item Pernyataan Jumlah Positif Negatif 1. Pengertian toilet training 3,4 - 2 2. Kesiapan anak untuk toilet training 8,11 1,7 4 3. Teknik yang digunakan dalam toilet training 2 5,10,12 4 4. Dampak keberhasilan toilet training 9 - 1 5. Dampak kegagalan toilet training 6 - 1 Jumlah Item 7 5 12 Tabel 4.1 Indikator pengukuran pengetahuan ibu tentang toilet training Kategori pengetahuan ibu tentang toilet training dibagi menjadi dua kategori yakni Baik dan Kurang Baik. Pengkategorian pengetahuan ini menggunakan nilai mean dikarenakan data pengetahuan berdistribusi normal. Nilai mean pengetahuan ibu tentang toilet training adalah 8, maka dapat disimpulkan bahwa : a. Baik apabila nilai jawaban yang benar ≥ 8 dan b. Kurang baik apabila nilai jawaban yang benar 8. 3. Kuesioner C kuesioner perilaku ibu dalam menerapkan toilet training Kuesioner ini menggunakan skala Likert dengan 2 bentuk pertanyaan yakni pertanyaan positif dan pertanyaan negatif Djaali dan Muljono, 2007. Skala Likert digunakan untuk mengetahui perilaku ibu dalam menerapkan toilet training. Kuesioner dibuat dalam bentuk daftar checklist dan terdiri dari 11 pertanyaan dengan skor maksimum 55 dan skor minimum adalah 11. Pertanyaan positif terdiri dari 5 pertanyaan seperti nomor 2,3,5,9 dan 10 dengan nilai : 1 = Tidak pernah 2 = Jarang 3 = Kadang – kadang 4 = Sering 5 = Selalu Pertanyaan negatif terdiri dari 6 pertanyaan seperti nomor 1,4,6,7,8 dan 11 dengan nilai : 1 = Selalu 2 = Sering 3 = Kadang – kadang 4 = Jarang 5 = Tidak Pernah Adapun kategori perilaku ibu dalam menerapkan toilet training dibagi menjadi dua kategori yakni baik dan kurang baik. Pengkategorian perilaku menggunakan nilai mean dalam menentukan kategori tersebut dikarenakan data perilaku berdistribusi normal sehingga nilai mean perilaku ibu dalam menerapkan toilet training adalah 44, maka dapat disimpulkan bahwa : a. Baik, a pabila jawaban responden ≥ 44, dan b. Kurang baik, apabila jawaban responden 44 4. Kuesioner D kuesioner kebiasaan mengompol Kuesioner ini menggunakan skala Guttman dengan jawaban ya atau tidak, dikarenakan peneliti menginginkan jawaban tegas apakah anak masih memiliki kebiasaan mengompol atau tidak. Kuesioner dibuat dalam bentuk daftar checklist yang terdiri dari 5 pertanyaan tertutup dan 1 pertanyaan terbuka. Hasil pengukuran kuesioner ini dikategorikan menjadi dua kategori yakni mengompol dan tidak mengompol. a. Dinyatakan mengompol, apabila : 1. Responden menjawab “ya” pada pertanyaan “apakah anak anda masih mengompol?”, kemudian di crosscheck dengan pertanyaan “berapa kali anak anda mengompol dalam seminggu?” jika responden menjawab ≥ 2x dalam 1 minggu maka termasuk ke dalam kategori ini. 2. Responden menjawab “tidak” pada pertanyaan “apakah anak anda masih mengompol?”, kemudian responden diminta untuk melanjutkan menjawab pertanyaan berikutnya dan apabila responden menjawab “ya” minimal 2 pertanyaan maka termasuk ke dalam kategori ini. b. Dinyatakan tidak mengompol, apabila responden menjawab “tidak” pada pertanyaan “apakah anak anda masih mengompol?”, kemudian responden diminta untuk melanjutkan menjawab pertanyaan berikutnya dan apabila responden hanya menjawab “ya” pada 1 pertanyaan atau menjawab “tidak” pada seluruh pertanyaan berikutnya maka termasuk ke dalam kategori ini.

E. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Toilet Training dengan Perilaku Ibu dalam Melatih Toilet Training pada Anak Usia Toddler di Desa Kadokan Sukoharjo

0 4 7

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING TERHADAP PELAKSANAAN TOILET TRAINING PADA Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Toilet Training Terhadap Pelaksanaan Toilet Training Pada Anak Usia Toddler Di Kelurahan Sewu Surakarta.

0 3 14

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING TERHADAP PELAKSANAAN TOILET Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Toilet Training Terhadap Pelaksanaan Toilet Training Pada Anak Usia Toddler Di Kelurahan Sewu Surakarta.

0 5 15

BAB I PENDAHULUAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Toilet Training Terhadap Pelaksanaan Toilet Training Pada Anak Usia Toddler Di Kelurahan Sewu Surakarta.

0 2 8

METODOLOGI PENELITIAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Toilet Training Terhadap Pelaksanaan Toilet Training Pada Anak Usia Toddler Di Kelurahan Sewu Surakarta.

0 8 12

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Toilet Training Terhadap Pelaksanaan Toilet Training Pada Anak Usia Toddler Di Kelurahan Sewu Surakarta.

0 3 4

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Toilet Training Dengan Kecenderungan Perilaku Bab Dan Bak Anak Usia Toddler Di Desa Semen Wonogiri.

0 2 16

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Toilet Training Dengan Kecenderungan Perilaku Bab Dan Bak Anak Usia Toddler Di Desa Semen Wonogiri.

0 2 18

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING DENGAN PERILAKU IBU DALAM MELATIH TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI DESA KADOKAN SUKOHARJO.

0 0 9

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU IBU DALAM MELAKUKAN TOILET TRAINING ANAK USIA TODDLER

0 0 8