3 Ketiadaan stress atau perubahan keluarga, seperti perceraian, pindah rumah, sibling baru, atau akan bepergian.
3. Teknik Mengajarkan Toilet Training
Berikut ini beberapa teknik yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam melatih anak buang air kecil dan buang air besar setelah orang tua
mengetahui tanda-tanda kesiapan anak melakukan toilet training yaitu : a. Teknik Lisan
Teknik lisan merupakan usaha untuk melatih anak dengan cara memberikan instruksi pada anak dengan kata-kata sebelum atau
sesudah buang air kecil dan besar. Teknik lisan ini mempunyai nilai yang cukup besar dalam memberikan rangsangan untuk buang air kecil
atau buang air besar, dimana dengan lisan ini persiapan psikologis pada anak akan semakin matang dan akhirnya anak mampu dengan
baik dalam melaksanakan buang air kecil dan buang air besar Hidayat, 2008.
b. Teknik Modelling Teknik modelling merupakan usaha melatih anak dalam melakukan
buang air kecil atau buang air besar dengan memberikan contoh, seperti menggunakan boneka Hidayat, 2008 dan Warner, 2006.
Teknik ini memiliki kekurangan yakni apabila contoh yang diberikan salah sehingga akan dapat diperlihatkan pada anak akhirnya anak juga
mempunyai kebiasaan yang salah Hidayat, 2008. Untuk itu, berikanlah contoh yang benar pada anak.
c. Teknik pemilihan tempat duduk untuk eliminasi, misalnya : 1 Tempat duduk berlubang potty chair danatau penggunaan toilet.
Tempat duduk berlubang untuk eliminasi yang tidak ditopang oleh benda lain memungkinkan anak merasa aman Stark, 1994 dalam
Wong, 2008. 2 Tempat duduk portable yang diletakkan di atas toilet biasa, yang
memudahkan transisi dari kursi berlubang untuk eliminasi ke toilet biasa dan menempatkan bangku panjang yang kecil di bawah kaki
untuk membantu menstabilkan posisi anak Wong, 2008. 3 Menempatkan kursi berlubang untuk eliminasi di kamar mandi dan
membiarkan anak mengamati ekskresinya ketika dibilas ke dalam toilet untuk menghubungkan aktivitas ini dengan praktik yang
biasa Wong, 2008. d. Teknik yang lain adalah :
1 Menghadapkan anak ke tangki toilet memberi dukungan tambahan. Anak lelaki biasa memulai toilet training dalam posisi berdiri atau
duduk di kursi berlubang untuk eliminasi di toilet. Anak meniru perilaku ayahnya dalam BAK selama masa prasekolah merupakan
dorongan motivasi yang sangat kuat bagi anak untuk melakukan toilet training Wong, 2008.
2 Melakukan observasi pada saat anak merasakan BAK dan BAB. 3 Ajak anak ke kamar mandi.
4 Ingatkan pada anak bila akan melakukan BAK dan BAB.
5 Dudukkan anak di atas pispot atau orang tua duduk atau jongkok dihadapannya sambil mengajak bicara atau bercerita.
6 Berikan pujian jika anak berhasil, namun apabila gagal jangan disalahkan dan dimarahi.
7 Biasakan akan pergi ke toilet pada jam-jam tertentu. 8 Beri anak celana yang mudah dilepas dan dipasangkan kembali
Hidayat, 2008. Sesi latihan ini harus dibatasi 5 sampai 10 menit, orang tua harus
menunggu anaknya dalam melakukan toilet training dan kebiasaan sanitasi harus dilakukan setiap kali selesai eliminasi Wong, 2008.
Teknik-teknik di atas merupakan bentuk nyata dari perilaku orang tua dalam melatih anak buang air kecil maupun buang air besar secara mandiri
di toilet atau kamar mandi.
4. Hal yang perlu Diperhatikan Selama Toilet Training