unsur keadilan, memberi dan menerima serta pembagian yang adil juga terlihat pada tahap ini, namun hal tersebut diinterpretasikan dengan cara
yang sangat praktis dan konkret tanpa kesetiaan, rasa terima kasih, atau keadilan Wong, 2008.
Perasaan bersalah muncul pada tahap ini dan penekanannya adalah pada pengendalian eksternal. Standar moral anak usia ini adalah apa yang
ada pada orang lain, dan anak mengamati mereka untuk menghindari hukuman atau mendapatkan penghargaan Muscari, 2005.
B. Toilet Training
1. Pengertian
Toilet training merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalam melakukan buang air kecil dan buang air besar
Hidayat, 2008. Menurut Suherman 2000 toilet training merupakan latihan moral yang pertama kali diterima anak dan sangat berpengaruh
pada perkembangan moral anak selanjutnya. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa toilet training merupakan upaya dalam
melakukan buang air kecil dan buang air besar di toilet, dimana pelatihan ini dapat membentuk moral anak.
2. Kesiapan Toilet Training
Ada beberapa kesiapan anak yang perlu dikaji baik kesiapan fisiologis maupun kesiapan psikologis sebelum anak memulai toilet training Wong,
2008. Adapun kesiapan yang perlu dikaji adalah sebagai berikut :
a. Kesiapan fisik 1 Kontrol volunter sfingter anal dan uretral, biasanya pada usia 18
sampai 24 bulan. 2 Mampu tidak mengompol selama 2 jam, jumlah popok yang basah
berkurang, tidak mengompol selama tidur siang. 3 BAB teratur.
4 Keterampilan motorik kasar yaitu duduk, berjalan, dan berjongkok. 5 Keterampilan motorik halus yaitu membuka pakaian.
b. Kesiapan Mental 1 Mengenali urgensi BAB atau BAK.
2 Keterampilan komunikasi
verbal atau
nonverbal untuk
menunjukkan saat basah atau memiliki urgensi BAB atau BAK. 3 Keterampilan kognitif untuk menirukan perilaku yang tepat dan
mengikuti perintah. c. Kesiapan Psikologis
1 Mengekspresikan keinginan untuk menyenangkan orang tua. 2 Mampu duduk di toilet selama 5 sampai 10 menit tanpa bergoyang
atau terjatuh. 3 Keingintahuan mengenai kebiasaan toilet orang dewasa atau kakak.
4 Ketidaksabaran akibat popok yang kotor oleh feses atau basah; ingin untuk segera diganti.
d. Kesiapan Orang tua 1 Mengenali tingkat kesiapan anak.
2 Berkeinginan untuk meluangkan waktu untuk toilet training.
3 Ketiadaan stress atau perubahan keluarga, seperti perceraian, pindah rumah, sibling baru, atau akan bepergian.
3. Teknik Mengajarkan Toilet Training