Media Lagu Menurut Islam

Sedangkan keterbatasannya: memerlukan peralatan khusus, memerlukan kemampuanketrampilan khusus untuk pemanfaatannya.

D. Media Pembelajaran Audio Lagu dan Hasil Belajar IPS

Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik sikap, pengetahuan maupun keterampilan. Sebagaimana yang dipaparkan oleh WS. Winkel sebelumnya, bahwa belajar adalah “suatu aktivitas mentalpsikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas.” 38 Manfred Clynes, Ph.D., dalam bukunya berjudul Music, Mind, and Brain menyatakan bahwa musik punya efek terhadap otak. 39 Dalam penjelasannya dikatakan pula bahwa irama musik punya pengaruh meningkatkan produksi serotonin dalam otak. Serotonin adalah sebuah neuro-transmiter pemancar sel saraf yang berperan penting dalam menyalurkan getaran-getaran saraf dan membantu memunculkan perasaan gembira. Saat otak menghasilkan serotonin, keteganganpun menurun. 40 Banyak orang dewasa berani bernyanyi hanya di saat mereka sendiri, tapi tidak untuk anak-anak, mereka bernyanyi dengan enjoy dan tidak merasa malu. Daryono Sutoyo, Guru Besar Biologi UNS, melakukan penelitian tentang kontribusi musik saat melakukan stimulasi otak. Beliau mengatakan apabila mampu menggunakan fungsi kedua belahan otak secara seimbang, mereka akan menjadi manusia yang berpikir logis dan intuitif, sekaligus cerdas, kreatif, jujur dan tajam perasaannya. 41 Dari salah satu penelitian yang disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat dari media audio lagu dapat membuat anak-anak merasa lebih 38 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2009, h.5 39 Munif Chatib, Gurunya Manusia:Menjadikan semua Anak Istimewa dan semua Anak juara, Bandung:Kaifa, 2013, cet. 10, hal. 101. 40 Munif Chatib, Ibid. 41 Munif Chatib, Ibid, hal. 102 gembira, sehingga otaknya dapat berpikir dengan baik. Selain itu, dengan menyanyikan lagu juga penting untuk perkembangan bahasa anak. Guru berkewajiban untuk mencapai kegiatan pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan kognitif, psikomotorik dan afektif bagi siswa agar mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Berdasarkan teori yang diperkenalkan oleh seorang psikiater Bulgaria, Georgi Lazanov, cara terbaik untuk melakukan proses mengingat kembali pelajaran dapat dibantu dengan cara mendengarkan lagu atau mengulangi informasi bersamaan dengan irama musik. 42 Dengan begitu dari setiap lagu yang dinyanyikan dan imajinasi yang ditimbulkan akan dikodekan ke dalam otak, sehingga akan mudah disalurkan kembali setiap kali membutuhkannya, dengan kata lain akan tersimpan dalam ingatan jangka panjang atau longtherm memory. Konsep di atas dikenal juga dengan istilah sinestasia dimana sebuah pembelajaran seharusnya dilakukan agar informasi pelajaran yang diterima tetap teringat lebih lama. Menggunakan media audio lagu dapat terjadi karena hal tersebut dapat menyalakan trilyunan sel syaraf dalam otak dan membentuk cabang yang gemilang dalam pikiran, ingatan, dan pengetahuan yang beraneka ragam, membentuk variasi dan kombinasi yang baru. Cabang yang gemilang tersebut akan mudah diperoleh setiap kali membutuhkannya ketika proses mengingat pelajaran yang diterima pada saat siswa mengerjakan soal. 43 Dalam kenyataannya, manusia tidak bisa lepas dari yang namanya musik. Pada abad 20 para pembuat iklan menemukan bahwa jingle membantu orang mengingat produk klien mereka. Namun para pendidik masih belum menyadari manfaat musik dalam proses belajar. Padahal, hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kemampuan longtherm memory atau memori jangka panjang. Musik dapat dijadikan sebagai media pengajaran untuk mencapai tujuan dan dengan media tersebut pendidikan akan menarik penglihatan, pendengaran, 42 May Lwin, et.al , How to Multiply Your Child’s Intelligence. Yogyakarta:Indeks, 2008 hal. 141. 43 Stephany Merrit, Simfoni Otak, Bandung : Kaifa, 2002, hal. 156 pikiran, serta kewaspadaan yang kuat dari anak didik. Ketika musik telah berintegrasi dengan inti kurikulum, maka perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan kurikulum tersebut. Unsur pertama dalam proses mendengarkan adalah mendengar. Mendengar adalah proses fisiologis otomatik penerimaan rangsangan pendengaran. Dalam tahap inilah gangguan fisik pada pendengaran sesesorang dapat menimbulkan kesulitan dalam proses mendengarkan. Mendengar adalah sebuah proses dimana gelombang suara masuk melalui saluran telinga bagian luar terhubung dengan gendang telinga dibagian tengah telinga dan menimbulkan getaran-getaran yang kemudian merangsang implus-implus saraf sampai ke otak. Unsur kedua dalam pendengaran adalah perhatian. Memperhatikan rangsangan dilingkungan kita berarti memusatkan kesadaran kita pada rangsangan khusus tertentu. Indera penerima kita seacara konstan dihujani sekian banyak rangsangan sehingga kita tidak mungkin menanggapi semuanya sekaligus pada saat yang sama. Sel khusus dalam sistem saraf kita saraf penghambat berfungsi membuang sejumlah sensasi datang. Unsur ketiga dalam proses mendengar adalah memahami. Apabila hasil pencitraan lagu sudah tertanam maka otomatis dalam mengerjakan soal pun dengan mudah mengenang apa yang ia dengar selama proses pembelajaran menggunakan media audio lagu. Dengan demikian melalui kegiatan pencitraan lagu terjadi keseimbangan kerja dimana otak kiri yang bertugas untuk berpikir logis bekerja secara konvensional mengerjakan soal, sementara melalui pemanfaatan otak kanan maka kita akan mencapai hasil yang maksimal dalam kegiatan belajar IPS.

E. Hasil Penelitian yang Relevan

Untuk mendukung penelitian ini, berikut ini disajikan beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Penelitian tersebut antara lain : 1. Penelitian yang dilakukan oleh Rinrin Rimayanti pada tahun 2012, dalam skripsi S1 jurusan Bahasa Indonesia Universitas Galuh yang berjudul