lingkungan sosialnya. Bahan-bahan yang diambil dari ilmu-ilmu sosial adalah ilmu ekonomi, sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, hukum dan politik
c. Tujuan Pembelajaran IPS SDMI
Ada beberapa pendapat mengenai tujuan dari Ilmu Pengetahuan Sosial IPS,
bahwa IPS bertujuan untuk “mengembangkan kemampuan berpikir, sikap, dan nilai peserta didik sebagai individu maupun sebagai sosial budaya. Menurut
Iif Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri, bahwa mata pelajaran IPS bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :
10
1 Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya. 2
Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
3 Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan. 4
Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Selanjutnya menurut Sapriya, materi pendidikan IPS di SD, dikembangkan dan digali dari kehidupan praktis sehari-hari di masyarakat, materinya berpijak
pada kenyataan kehidupan yang riil. Berdasarkan pada liputan materi IPS SD, tujuan pendidikan IPS di sekolah diantaranya:
11
1 Membina pengetahuan siswa tentang pengalaman manusia dalam kehidupan
bermasyarakat pada masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang. 2
Menolong siswa untuk mengembangkan keterampilan untuk mencari, mengolahmemproses informasi.
3 Menolong siswa untuk mengembangkan nilaivalue demokratis dalam
kehidupan bermasyarakat. 4
Menyediakan kesempatan kepada siswa untuk mengambil peranbagian dalam kehidupan sosial.
10
Iif Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri. H. 10
11
Sapriya, dkk, Op.Cit, hal.10
Berdasarkan ketiga pendapat tentang tujuan IPS di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan IPS adalah untuk mengembangkan kemampuan siswa
dalam bersosialisasi, berpikir kritis, logis dan kreatif, serta menjunjung tinggi nilai-nilai sosial dan kemanusiaan sesuai dengan potensi dan kemampuan yang
dimilikinya agar sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Selain itu IPS juga bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar peka
terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, juga memiliki sikap mental yang terampil dalam mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari.
Di dalam buku Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tujuan mata pelajaran IPS di SDMI dari kelas satu sampai kelas enam dirumuskan dalam
sejumlah kompetensi yang harus dikuasai. Tujuan tersebut, dijabarkan dalam standar kompetensi lulusan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah
Dasar yang meliputi :
12
1 Memahami identitas diri dan keluarga serta mewujudkan sikap saling
menghormati dalam kemajemukan keluarga. 2
Mendeskripsikan kedudukan dan peran anggota dalam keluarga dan lingkungan tetangga, serta kerjasama di antara keduanya.
3 Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di
lingkungan kabupatenkota dan provinsi. 4
Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajemukan teknologi di lingkungan kabupaten, kota dan provinsi.
5 Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah nasional, keragaman suku
bangsa serta kegiatan ekonomi di Indonesia. 6
Menghargai peranan tokoh pejuang dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
7 Memahami perkembangan wilayah Indonesia, keadaan sosial negara Asia
Tenggara serta benua-benua. 8
Mengenal gejala peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan negara tetangga, serta dapat melakukan tindakan dalam menghadapi bencana alam.
12
Panduan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan, Jakarta:BP. Dharma Bhakti, 2006 hal. 45.
9 Memahami peranan Indonesia di era global.
Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS di sekolah dasar adalah untuk mendidik, mengembangkan diri dan menambah wawasan keilmuan pengetahuan
sosial mulai dari mengenal dan memahami identitas keluarga sampai memahami peran Indonesia di era global. Hal ini tentu disesuaikan dengan tuntutan zaman
yang berubah-ubah.
B. Hasil Belajar IPS
Sebelum menguraikan apa yang dimaksud dengan hasil belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa definisi belajar menurut para ahli. Hilgrad
dan Bower, dalam buku Theories of learning 1975 mengemukakan, “belajar
berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman berulang-ulang dalam situasi itu,
dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar respon pembawaaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang misalnya
kelelahan, pengaruh obat, dan lain sebagainya.”
13
Menurut Winkel, “belajar merupakan suatu aktivitas mentalpsikis yang berlangsung dalam interaksi aktif
dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas.
14
Sedangkan menurut Muhibin Syah secara kuantitatif, belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta
sebanyak-banyaknya. Kemudian, belajar secara kualitatif ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman.
15
Selanjutnya menurut Dimyati dan Mudjiono, belajar merupakan hal yang kompleks. Kompleks belajar
ini dapat dipandang dari dua aspek, yaitu dari siswa dan dari guru. Dari segi siswa, belajar dialami sebagai suatu proses. Siswa mengalami proses mental
dalam menghadapi bahan belajar. Dari segi guru, proses belajar tersebut tampak
13
Ngalim Purwanto, Psikologi Belajar, Bandung:PT.Rosda Karya, 1985, cet. ke 2. hal.80
14
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2009, h.5
15
Muhibin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2003, cet. 1, hal. 90
sebagai perilaku suatu hal. Belajar merupakan proses internal yang kompleks yang meliputi seluruh ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
16
Sejalan dengan pendapat Dimyati dan Mudjiono, Gagne merumuskan, bahwa belajar merupakan kegiatan yang kompleks, yaitu setelah belajar orang
memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai.
17
Dari definisi yang dipaparkan para ahli, dapat dikatakan sal ah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan pada diri orang
yang belajar, yaitu terjadinya perubahan pada perilaku, pengertahuan, atau keterampilan yang bersifat konstan dan berbekas. Apabila proses pembelajaran itu
diselenggarakan secara formal di sekolah-sekolah, tidak lain ini dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa secara terencana, baik dalam aspek
sikap, pengetahuan, maupun keterampilan. Selama proses belajar mengajar interaksi yang terjadi pada saat itu
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu :
18
1. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri. Faktor internal
ini dikelompokkan menjadi tiga, yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan.
2. Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri artinya bahwa
perilaku belajar terjadi karena faktor luar. Faktor eksternal ini juga dikelompokkan menjadi tiga, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan
faktor masyarakat.
a. Pengertian Hasil Belajar IPS
Hasil belajar merupakan kemampuan aktual yang berupa penguasaan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan yang dicapai peserta didik sebagai hasil dari suatu
yang dipelajarinya. Indikator hasil belajar merupakan target pencapaian
16
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta:DEPDIKBUD bekerjasama dengan Rineka Cipta, 2002, hal. 8
17
Dimyati dan Mudjiono , Ibid, hal. 10
18
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempegaruhi, jakarta:PT. Rineka Cipta, 2010, hal.54-60