c.
Homeschooling Komunitas,
merupakan gabungan
beberapa homeschooling majemuk yang menyusun dan menentukan silabus,
bahan ajar, kegiatan pokok olahraga, musikseni, dan bahasa, saranaprasarana, dan jadwal pembelajaran.
23
Peserta didik yang mengikuti homeschooling komunitas memiliki ruang gerak sosialisasi yang
lebih luas dibandingkan dengan homeschooling lainnya.
Pada homeschooling majemuk dan komunitas homeschooling, para orang tua bisa membentuk suatu jaringan untuk berbagi pengalaman
dengan orang tua lain yang juga mendidik anaknya secara homeschooling. Orang tua memiliki peranan penting dalam menentukan jenis-jenis
homeschooling apa yang cocok dengan karakter atau kepribadian anaknya, sehingga terwujudnya suasana belajar yang diinginkan anak, bebas,
fleksibel, menyenangkan dan sesuai dengan minat anak.
7. Model Homeschooling
Pada dasarnya homeschooling bersifat unique. Karena setiap keluarga mempunyai nilai dan latar belakang berbeda, setiap keluarga
akan melahirkan pilihan-pilihan model Homeschooling yang beragam.
24
Pendekatan Homeschooling memiliki rentang yang lebar antara yang sangat tidak terstruktur unschooling hingga yang sangat terstruktur
seperti belajar di sekolah school at-home
25
. Ada beberapa model homeschooling yang dapat diaplikasikan dalam penyelenggaraannya,
antara lain: a.
School At-home Approach, adalah model pendidikan yang serupa dengan yang diselenggarakan di sekolah. Hanya saja, tempatnya tidak
di sekolah, tetapi di rumah. Metode ini juga sering disebut textbook approach, traditional approach, atau school approach.
b. Unit Study Approach adalah model pendidikan yang berbasis pada
tema unit study. Pendakatan ini banyak dipakai oleh orang tua homeschooling. Dalam pendekatan ini, siswa tidak belajar satu mata
pelajaran tertentu matematika, bahasa, IPA, IPS, tetapi mempelajari banyak mata pelajaran sekaligus melalui sebuah tema yang dipelajari.
23
Maulia D. Kembara, Op.Cit., h.30-33
24
Sumardiono, Homeschooling A Leap for Better Learning, Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2007, h. 33
25
Ibid., h.33
Metode ini berkembang atas pemikiran bahwa proses belajar seharusnya
terintegrasi integrated,
bukan terpecah-pecah
segmented c.
The Living Books Approach, adalah model pendidikan melalui pengalaman dunia nyata. Metode ini dikembangkan oleh Charlotte
Mason. Pendekatannya dengan mengajarkan kebiasaan baik good habit , keterampilan dasar membaca, menulis, matematika, serta
mengekspose anak dengan pengalaman nyata, seperti berjalan-jalan, mengunjungi museum, berbelanja ke pasar, mencari informasi di
perpustakaan, menghadiri pameran, dan sebagainya.
d. The Classical Approach, adalah model pendidikan yang dikembangkan
sejak abad pertengahan. Pendekatan ini menggunakan kurikulum yang distrukturkan berdasarkan tiga tahap perkembangan anak yang disebut
Trivium. Penekanan metode ini adalah kemampuan ekspresi verbal dan tertulis. Pendekatannya berbasis teks literatur bukan gambar image.
e. The Waldorf Approach, adalah model pendidikan yang dikembangkan
oleh Rudolph Steiner, banyak ditetapkan di sekolah-sekolah alternatif Waldorf di Amerika. Karena Steiner berusaha menciptakan setting
sekolah yang mirip keadaan rumah, metodenya mudah diadaptasi untuk homeschool.
f. The Montessori Approach, adalah model pendidikan yang
dikembangkan oleh Dr. Maria Montessori. Pendekatan ini mendorong penyiapan lingkungan pendukung yang nyata dan alami, mengamati
proses interaksi anak-anak di lingkungan, serta terus menumbuhkan lingkungan sehingga anak-anak dapat mengembangkan potensinya,
baik secara fisik, mental, maupun spiritual.
g. Unschooling Approach, berangkat dari keyakinan bahwa anak-anak
memiliki keinginan natural untuk belajar dan jika keinginan itu difasilitasi dan dikenalkan dengan pengalaman di dunia nyata, maka
mereka akan belajar lebih banyak daripada melalui metode lainnya. Unschooling tidak berangkat dari textbook, tetapi dari minat anak yang
difasilitasi.
h. The eclectic Approach, memberikan kesempatan pada keluarga untuk
mendesain sendiri program homeschooling yang sesuai, dengan memilih atau menggabungkan dari sistem yang ada.
26
Dari banyaknya model homeschooling yang dapat dipilih dan dilaksanakan, maka para orang tua dapat menentukan model
homeschooling yang seperti apa yang sesuai dengan kebutuhan anaknya. Konsep homeschooling dengan model dan kurikulum disusun secara
bersama-sama, sehingga motivasi belajar akan muncul dari dalam diri anak. Belajar sambil bermain, membuat anak merasa nyaman, meskipun
26
Ibid., h.33-36
belajar sepanjang hari. Penyesuain model homeschooling diarahkan agar anak-anak lebih menyenangkan dalam proses belajar dan lebih termotivasi
dalam kegiatan belajarnya.
8. Kelebihan dan Kekurangan Homeschooling
Ada beberapa hal yang harus kita tahu tentang beberapa kelebihan atau manfaat dari pelaksanaan homeschooling. Berikut beberapa kelebihan
dari pelaksanaan homeschooling, antara lain: a.
Lebih memberikan kemandirian dan kreativitas individual. b.
Memberikan peluang untuk mencapai kompetensi individual semaksimal mungkin.
c. Terlindungi dari pergaulan yang menyimpang, seperti
“NAPZA, tawuran, kenakalan. Yang berdampak buruk bagi anak. Bahkan dari hal-hal yang ter
kecil seperti “jajan makanan yang malnutrisi”, dll.
d. Menumbuhkan kemandirian dan percaya diri pada anak. Tanpa
membanding-bandingkan dengan kelebihan anak yang lain ketika berada disekolah.
e. Orang tua bisa lebih focus dan belajarpun lebih efektif karena
waktu yang fleksibel. f.
Bisa menjadikan orang tuanya langsung sebagai panutan. g.
Lebih disiapkan untuk kehidupan nyata. h.
Lebih didorong untuk melakukan kegiatan keagamaan, rekreasiolahraga keluarga.
i. Membantu anak lebih berkembang, memahami dirinya dan
perannya dalam dunia nyata disertai kebebasan berpendapat, menolak atau menyepakati nilai-nlai tertentu tanpa harus
merasa takut untuk mendapat celaan dari teman atau nilai kurang.
j. Membelajarkan anak-anak dengan berbagai situasi, kondisi dan
lingkungan social keluarga.
27
Selain memiliki manfaat dari homeschooling di atas, homeshooling memiliki keunggulan, Indah Hanaco mengemukakan akan kelebihan dari
homeshooling, antara lain: a.
Disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan anak. b.
Disesuaikan dengan minat anak. c.
Disesuaikan dengan kondisi keluarga.
27
Kompasiana, Kelebihan
dan Kekurangan
Homeschooling, http:edukasi.kompasiana.com, diakses pada 29 Desember 2013