Kalau kita lihat dari pernyataan Bapak Saiful Lc., di atas, motivasi belajar anak antara sebelum bergabung dengan sesudah belajar di
komunitas homeschooling
ada peningkatan
dalam belajar.
Ini menunjukkan bahwa Homeschooling mampu meningkatkan motivasi
belajar anak. Peran guru di sini juga sangat penting dalam mendorong minat dan
motivasi belajar anak. Banyak upaya yang dilakukan guru di komunitas belajar ini agar anak lebih termotivasi lagi belajarnya, cara belajar yang
serius namun santai seperti diajak bercanda dan menjadi teman bermain ketika jam pelajaran sudah selesai. Hal ini dapat diketahui dari hasil
wawancara dengan Bapak Muhammad Soleh, salah satu guru di Komunitas homeschooling di Imam An-Nawawi Depok:
Saya senangnya mengajar sambil memberikan gurauan dan hiburan. Tentunya mengajar yang benar. Yang pasti dengan
sepenuh hati saya mengajar dan kasih sayang. Seperti kita berikan pujian kepada anak didik. Baik yang berprestasi maupun yang
tidak. Apapun karya mereka, kami guru selalu memberikan pujian dengan memberikan perbaikan yang memotivasi belajar mereka.
20
Karena guru sekaligus orang tua yang tahu letak kekurangan dan kemampuan anak-anak didik mereka maka guru-guru yang mengajar di
Komunitas Belajar Imam An-Nawawi Depok sangat memperhatikan motivasi dan minat belajar anak dari waktu ke waktu dengan cara
memberikan tugas dan lainnya. Dan hasilnya motivasi dan minat belajar anak mengalami perkembangan yang membanggakan. Seperti hasil
wawancara dengan salah satu homeschooler Ibu Nurhayati terhadap anaknya Zaki mengemukakan:
Alhamdulillah selama belajar di komunitas homeschooling di sini, motivasi belajar anak saya semakin meningkat, dulunya ketika
diajak belajar sangat susah dan malas-malasan, kini tanpa disuruh belajar anak saya mau belajar sendiri. Kita cukup memantau dan
menanyakan materi apa yang sudah dipelajarinya, mereka akan lanngsung menjawab dengan antusias. Begitu pula jika ada tugas,
20
Wawancara dengan Bpk. Muhammad Soleh, Guru Kelas IV di Komunitas Belajar Imam An-Nawawi. Senin 5 Januari 2015 di Sekolah Imam An-Nawawi pukul 11.00 WIB
mereka pasti mengerjakan semua. Karena kalau tidak mengerjakan, anak akan malu dengan yang lain yang mengerjakan.
21
Walapun anaknya diserahkan kepada komunitas, akan tetapi keterlibatan orang tua sebagai guru sekaligus teman bermain di rumah, Ibu
Nurhayati tidak lepas begitu saja, namun setiap hari dan setiap saat beliau selalu mengontrol dan mengawasi belajar anaknya. Termasuk jadwal
bermain dan belajarnya. Di rumah beliau tidak mendatangkan tambahan guru, akan tetapi ditangani sendiri. Seperti penuturan beliau kepada
peneliti : Saya tangani sendiri, Saya terus berkoordinasi dengan guru di
homeschooling komunitas, kalau ada yang belum dipahami maka saya juga bisa bantu nge-push lebih di rumah. Saya juga mengatur
jadwal belajar dan jadwal bermainnya, sehingga jam belajar dan bermainnya bisa teratur.
22
Dari pernyataan wawancara di atas, maka kerjasama antara pihak komunitas homeschooling dengan para orang tua siswa sangat erat dan
baik hubungannya, sehingga terjalin hubungan yang saling mengisi dan harmonis dalam upaya meningkatkan motivasi belajar anak.
Sedangkan untuk membantu melaksanakan model homeschooling di Imam An-Nawawi Depok difasilitasi oleh beberapa guru atau mentor
sebagai fasilitator anak-anak homeschooling belajar. Namun para pengajar ini tidak seperti wajarnya tenaga pendidik yang terdapat di sekolah formal.
Mereka itu yang penting memilki sifat pembimbing dan penyabar. Seperti ungkapan Bapak Saiful Lc.,:
Kalau pengajar kita tidak ada standarisasinya, ada yang S1, ada SMA, dan ada yang lulusan Pondok Pesantren. Intinya kategorinya
memiliki jiwa membimbing anak, menyayangi anak, dan penyabar,
21
Wawancara dengan Ibu Nurhayati, Orang tua dari Zaki siswa kelas I SMP di Komunitas Belajar Imam An-Nawawi. Senin 5 Januari 2015 di Sekolah Imam An-Nawawi pukul
11.40 WIB
22
Wawancara dengan Ibu Nurhayati, Orang tua dari Zaki siswa kelas I SMP di Komunitas Belajar Imam An-Nawawi. Senin 5 Januari 2015 di Sekolah Imam An-Nawawi pukul
11.40 WIB
tentunya yang punya kualitas. orang tua pun bisa bertindak sebagai guru.
23
Jadi tenaga pendidik yang digunakan oleh pihak Komunitas Belajar Imam An-Nawawi Depok ini tidak menngunakan standarisasi tenaga
pendidik seperti yang diamanatkan dalam UU No. 40 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Dimana guru minimal berpendidikan S1. Namun di sini
lebih menekankan pada jiwa penyayang anak dan penyabar dalam menghadapi anak-anak.
Berbeda juga dengan tenaga pendidik di sekolah formal pada umumnya, Komunitas Belajar Imam An-Nawawi Depok menerapkan
sistem mengajar One Teacher One class satu guru memegang satu kelas atau lebih. Sehingga seorang guru dituntut untuk banyak belajar dan
bekerja keras untuk menangani satu kelas dengan seluruh mata pelajaran yang harus dikuasai, kecuali jika tidak bisa maka minta bantuan pada guru
yang lain.
7. Faktor Penunjang dalam Implementasi Model Homeschooling
Pelaksanaan proses belajar mengajar di Komunitas Belajar Imam An-Nawawi dilaksanakan di sebuah gedung yang terletak di sebuah
komplek perumahan. Namun sarana tempat belajar saat ini masih kurang menampung jumlah murid yang semakin lama semakin bertambah. Oleh
karena itu pihak komunitas mulai membangun sebuah gedung dengan dua lantai, saat ini masih dalam tahap penyelesaian.
Tempat belajar komunitas homeschooling di sini sangat asri dan tenang untuk melaksanakan proses pembelajaran, hal ini dikarenakan
tempatnya masih bernuansa alam, yang jauh dari kebisingan kendaraan motor. Hal ini sesuai dengan pernyataan kepala komunitas Bapak Saiful:
Kami saat ini sudah memiliki tempat belajar sendiri walaupun masih belum cukup menampung seluruh jumlah siswa secara ideal.
23
Wawancara dengan Bpk Saiful Lc., Kepala Sekolah Komunitas Belajar Imam An- Nawawi. Senin 5 Januari 2015 di Sekolah Imam An-Nawawi pukul 11.00 WIB
Oleh karena itu kami sedang membangun gedung yang di depan itu. Pada tahun ini Insyaallah sudah bisa ditempati.
24
Untuk menunjang kelancaran pengelolaan kelompok belajar diperlukan sarana belajar seperti perpustakaan. Di komunitas Imam An-
Nawawi Depok sarana perpustakaan juga tersedia di sini. Bapak Saiful Lc., menuturkan:
Selain gedung yang tersedia, disni juga dilengkapi dengan perpustakaan dan Laboratorium komputer. Sehingga kegiatan
belajar bisa tertunjang dengan adanya sarana tersebut. Anak-anak bisa belajar di perpustakaan dan ada waktu khusus untuk anak-anak
belajar di laboratorium komputer.
25
Untuk menjamin
penyelenggaraan pendidikan
kesetaraan berlangsung dengan baik, maka dilakukan pembinaan dan pengawasan,
maka Direktorat Pendidikan Kesetaraan-Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah melaksanakan pembinaan terhadap penyelenggaraan
pendidikan kesetaraan program Paket A dan B melalui standar, norma, prosedur, dan acuan teknis pengelolaan kelompok belajar.
Begitu pula Kasubdin propinsi dan KabupatenKota yang membindangi PLS membina pelaksanaan penyelenggaraan, kegiatan
belajar, evaluasi, dan kegiatan lain yang berkaitan. Hal ini terbukti dengan bantuan yang diberikan oleh pihak pemerintah kepada Komunitas Belajar
Imam An-Nawawi. Hal ini dibenarkan oleh kepala komunitas: Program Bantuan Operasional Sekolah BOS sudah dapat kami
rasakan, Bantuan Operasional Pendidikan juga telah pemerintah berikan kepada kami. Jadi pemerintah sudah memperhatikan
dengan serius keberadaan homeschooling kami. Seperti pemerintah memperhatikan sekolah-sekolah formal pada umumnya.
26
Sedang untuk mendukung kegiatan pembelajaran yang lain, pihak komunitas melengkapi dengan beberapa sarana dan prasarana pendidikan
24
Wawancara dengan Bpk Saiful Lc., Kepala Sekolah Komunitas Belajar Imam An- Nawawi. Senin 5 Januari 2015 di Sekolah Imam An-Nawawi pukul 11.00 WIB
25
Wawancara dengan Bpk Saiful Lc., Kepala Sekolah Komunitas Belajar Imam An- Nawawi. Senin 5 Januari 2015 di Sekolah Imam An-Nawawi pukul 11.00 WIB
26
Wawancara dengan Bpk Saiful Lc., Kepala Sekolah Komunitas Belajar Imam An- Nawawi. Senin 5 Januari 2015 di Sekolah Imam An-Nawawi pukul 11.00 WIB
dan pembelajaran seperti tersedianya ruang Mushollah untuk praktek beribadah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengajar di Komunitas Belajar Imam An-Nawawi Depok mengenai faktor pendukung model
homeschooling, beliau menuturkan: Faktor penghambat dari pelaksanaan homescholing, antara lain
yaitu tidak semua sekolah formal bisa memfasilitasi yang sesuai dengan kebutuhan anak, maka faktor penunjang kami yaitu adanya
fasilitas cukup lengkap. Seperti komputer, buku-buku, materi yang sudah disesuaikan, modul, dan lain-lain. Dan kami yakin dapat
memenuhi kebutuhan anak. Serta punya program yang jelas
27
. Selain itu, adapun faktor penunjang yang lainnya, adalah anak
memiliki keinginan, keberanian menampilkan minat, kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi ketika belajar serta sumber belajar yang ada
cukup lengkap. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu keluarga
homeschooler Ibu Humairah tentang faktor pendukung model homechooling, beliau menuturkan:
Tidak semua sekolah bisa menfasilitasi yang sesuai dengan kebutuhan anak, maka faktor penunjang yang terdapat di
komunitas Imam An-Nawawi yaitu adanya fasilitas cukup lengkap. Seperti ruang komputer, buku-buku, internet, tempat beribadah dan
lain-lain. Dan kami yakin dapat memenuhi kebutuhan anak. Serta punya program yang jelas. Sedangkan faktor penghambatnya
kurangnya konsistensi dengan jadwal dan anggapan sepele dari masyarakat.
28
Dari hasil wawancara tersebut maka dapat dikatakan bahwa factor penunjang dalam mengimplemtasikan homeschooling bagi para orang tua
antara lain yaitu:
27
Wawancara dengan Bpk Muhammad Soleh., Guru Kelas VI di Komunitas Belajar Imam An-Nawawi. Senin 5 Januari 2015 di Sekolah Imam An-Nawawi pukul 11.10 WIB
28
Wawancara dengan Ibu Humairah., Orang tua dari Fauzi siswa Komunitas Belajar Imam An-Nawawi. Senin 5 Januari 2015 di Sekolah Imam An-Nawawi pukul 11.30 WIB
a. Dengan memberikan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan dan minat
anak. Seperti komputer, buku-buku, internet, dan lain sebagainya.
Serta merasa sangat yakin dapat memenuhi kebutuhan anak.
b.
Punya program yang jelas.
c.
Waktu dan tempat belajarpun lebih fleksibel.
d.
Cita-cita atau aspirasi anak, serta kemampuan anak.
e.
Pembekalan ajaran-ajaran atau nilai-nilai yang Islami pada diri anak.
Selain di atas, bahwa factor pendukung yang sangat utama selain fasilitas adalah memberi banyak keleluasaan bagi anak untuk menikmati
proses belajar tanpa harus merasa tertekan dengan beban-beban yang terkondisi oleh target kurikulum, menyediakan waktu belajar yang lebih
fleksibel, juga memperdalam ilmu agama. Belajar di rumah akan mendukung terhadap terciptanya lingkungan yang lebih komunikatif antar
anggota keluarga.
8. Faktor Penghambat dalam Implementasi Model Homeschooling
Faktor penghambat dalam implementasi model homeschooling pada Komunitas Belajar Imam An-Nawawi Depok yaitu:
a.
Karakter dan latar belakang anak yang berbeda-beda
b.
Anggapan sebelah mata dari masyarakat.
c. Kurangnya
keingintahuan masyarakat
tentang pendidikan
Homeschooling.
d. Serta keragu-raguan masyarakat tentang pendidikan khususnya
homeschooling, dan
e.
Kurangnya konsistensi dengan jadwal.
Mengenai faktor penghambat dalam Implementasi model homeschooling, hasil wawancara dengan pengajar homeschooling, beliau
menuturkan:
Memilih homeschooling konsekuensinya bertanggung jawab sepenuhnya akan pendidikan anak, sekarang membeli mainan
educatif tidaklah murah, kalau tidak mempunyai pengetahuan dan katerampilan yang lebih maka itu akan menghambat pelaksanannya