Faktor Penunjang dalam Implementasi Model Homeschooling

a. Dengan memberikan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan dan minat anak. Seperti komputer, buku-buku, internet, dan lain sebagainya. Serta merasa sangat yakin dapat memenuhi kebutuhan anak. b. Punya program yang jelas. c. Waktu dan tempat belajarpun lebih fleksibel. d. Cita-cita atau aspirasi anak, serta kemampuan anak. e. Pembekalan ajaran-ajaran atau nilai-nilai yang Islami pada diri anak. Selain di atas, bahwa factor pendukung yang sangat utama selain fasilitas adalah memberi banyak keleluasaan bagi anak untuk menikmati proses belajar tanpa harus merasa tertekan dengan beban-beban yang terkondisi oleh target kurikulum, menyediakan waktu belajar yang lebih fleksibel, juga memperdalam ilmu agama. Belajar di rumah akan mendukung terhadap terciptanya lingkungan yang lebih komunikatif antar anggota keluarga.

8. Faktor Penghambat dalam Implementasi Model Homeschooling

Faktor penghambat dalam implementasi model homeschooling pada Komunitas Belajar Imam An-Nawawi Depok yaitu: a. Karakter dan latar belakang anak yang berbeda-beda b. Anggapan sebelah mata dari masyarakat. c. Kurangnya keingintahuan masyarakat tentang pendidikan Homeschooling. d. Serta keragu-raguan masyarakat tentang pendidikan khususnya homeschooling, dan e. Kurangnya konsistensi dengan jadwal. Mengenai faktor penghambat dalam Implementasi model homeschooling, hasil wawancara dengan pengajar homeschooling, beliau menuturkan: Memilih homeschooling konsekuensinya bertanggung jawab sepenuhnya akan pendidikan anak, sekarang membeli mainan educatif tidaklah murah, kalau tidak mempunyai pengetahuan dan katerampilan yang lebih maka itu akan menghambat pelaksanannya juga harus konsisten dalam mengawasi perkembangan anak kalau lengah sedikit saja kan kita yang repot. 29 Dari hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa factor penghambat dari implementasi model homeschooling yaitu: a. Menyediakan fasilitas sendiri. b. Pengawasan. Sekolah rumah memang membutuhkan perencanaan dan pengawasan optimal. Disiplin dan konsistensi orang tua dalam mengajar atau memfasilitasi akan mempengaruhi sukses tidaknya sekolah rumah yang akan dijalani. c. Kapabilitas orang tua. Tidak hanya berkaitan dengan kemampuan mengajar anak tetapi juga kemauan orang tua untuk terus belajar dan mengembangkan diri. Namun yang paling penting apakah orang tua mempunyai kepercayaan diri yang cukup besar untuk mengambil alih tanggung jawab pendidikan anak sepenuhnya. Tentang faktor penghambat untuk mengimplementasikan model homeschooling yang selama ini dijalankan oleh keluarga Ibu Humairah tidak terlalu membuat lelah untuk mendidik anak-anaknya. beliau menuturkan: “Faktor penghambat dalam pelaksanaannya, Perlunya banyak menyediakan waktu buat anak jadi kita cenderung mengabaikan kepentingan pribadi kami ”. 30 Dari pernyataan tersebut di atas, menunjukkan, bahwa penghambat dari implementasi model homeschooling adalah : a. Pengorbanan Pribadi, Orang tua yang memilih homeschooling harus menyadari bahwa mereka akan kehilangan waktu pribadi untuk diri sendiri, karena sebagian besar waktu dihabiskan bersama anak-anak. b. Perlunya pengawasan yang konsisten terhadap perilaku anak. 29 Wawancara dengan Bpk Saibudin., Guru Agama di Komunitas Belajar Imam An- Nawawi. Senin 5 Januari 2015 di Sekolah Imam An-Nawawi pukul 11.00 WIB 30 Wawancara dengan Ibu Humairah., Orang tua dari Fauzi siswa Komunitas Belajar Imam An-Nawawi. Senin 5 Januari 2015 di Sekolah Imam An-Nawawi pukul 11.30 WIB

9. Upaya Mengatasi Hambatan pada Implementasi Model

Homeschooling dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Dalam upayanya komunitas homeschooling Imam An-Nawawi Depok telah menjawab semua persoalan-persoalan dan keraguan masyarakat dibidang pendidikan khususnya persoalan dalam meningkatkan motivasi belajar anak. Jika menilik ke belakang maka ada beberapa upaya dalam mengatasi hambatan pada implementasi model homeschooling dalam meningkatkan motivasi belajar anak, khususnya pada komunitas belajar homeschooling Imam An-Nawawi Depok, antara lain: a. Menguatkan kemamuan anak untuk berbuat. b. Memaksimalkan jumlah waktu yang disediakan untuk belajar. c. Mengajarkan anak untuk merelakan meninggalkan kewajiban atau tugas yang lain. d. Membimbing dan menanamkan ketekunan dalam mengerjakan setiap tugas yang diberikan. Di samping itu ada beberapa tambahan upaya-upaya lainnya dalam hal mengatasi hambatan pada implementasi model homeschooling dalam meningkatkan motivasi belajar anak pada komunitas belajar homeschooling Imam An-Nawawi Depok, yaitu: a. Menanamkan sikap ulet menghadapi kesulitan tidak lekas putus asa kepada anak b. Menunjukkan minat terhadap bermaca-macam masalah orang dewasa. c. Mengajarkan anak untuk lebih senang bekerja mandiri. d. Tidak berfokus pada tugas-tugas rutin, mengajarkan anak untuk melakukan aktifitaskegiatan yang lain. e. Mengajarkan anak untuk dapat atau mampu mempertahankan pendapatnya. Dalam mengatasi hambatan dalam implementasi model homeschooling juga butuh peran dan kekompakan dari semua golongan termasuk guru yang terdapat di komunitas belajar. Di sini guru juga memegang peran strategis dalam membantu menyelesaikan hambatan- hambatan yang ada. Para guru juga tidak kehabisan akal dalam memberikan inisiatif baru, demi lancarnya dalam melakukan homeschooling. Para guru juga tidak pantang menyerah dalam mencapai tujuannya, supaya anak mau belajar, merasa nyaman dalam belajar dan berfikir betapa pentingnya belajar

C. Pembahasan

Ketika pendidikan dalam keluarga tidak dilaksanakan dengan baik, maka anak tidak bisa menemukan jati diri atau identitas dalam dirinya. Anak terlahir di dunia tidak mengerti kenapa dia dilahirkan dalam keluarganya. Kebiasan akan identitas diri inilah yang membuat anak ragu-ragu menjalani kehidupan dan masuk dalam lingkungan masyarakat di luar dirinya. Kalau ini terus-menerus berlangsung, maka yang kita lihat adalah anak-anak yang terombang-ambing tidak percaya diri dan terus-menerus mencari sesuatu diluar dirinya untuk menolong menopang identitas diri yang palsu. Maka fungsi pendidikan adalah untuk menolong seseorang dari kecil untuk tidak meniru orang lain, tetapi senantiasa menjadi dirinya sendiri. Dalam hal kegiatan untuk mencapai tujuan akademik terlibat pula pemikiran-pemikiran sosial, emosional, dan intelektual. Demikian pula daya lekat dari sebuah ingatan tidak mungkin terjadi tanpa keterlibatan unsur emosi. Emosi bisa memperkuat ingatan dan dapat mempertajam penguasaan ilmu pengetahuan dengan tuntas. Dengan demikian perlunya keluarga atau orang tua, memahami setiap anak memiliki kebutuhan yang berlainan dalam hal minat dan perhatian. Ada yang mau belajar jika telah dimotivasi belajarnya. Selain itu ada juga yang belajar banyak melibatkan organ-organ sensoris yang multidimensial, dan mereka berkemudahan mempelajari sesuatu jika pelajaran itu dihubungkan dengan pelajaran- pelajaran terdahulu. Mereka berkemungkinan mempelajari sesuatu itu bersifat insidentil yang tidak direncanakan dan kadang-kadang pula dalam situasi yang tidak sadar.